“Tahu gini aku nggak dateng tadi,” bisikku ke Mbak Nana yang sedang riweuh dengan pom-pom yang dia buat dari kantor itu.“Hah? Kenapa emangnya?”“Nggak. Brisik banget!”“Ah lu-nya aja yang norak. Eh lucu kali ya kalo kita joget sambil lompat-lompat mini di depan tuh. Kayak anak puber lagi cheerleader, Nat. Tu wa ga pat, tu wa ga pat,” ucapnya percaya diri sambil mengayun-ayunkan kedua pom-pomnya naik turun, kaya mau nahan angkot.“Nggak-nggak-nggak-nggak. Gila lu Mbak,” ucapku memalingkan muka dari Mbak Nana, yang justru kemudian kusesali, karena mataku dan mata pria itu bertemu lagi. Kulihat keringatnya sedang diseka oleh tunangannya.“NAT! NATA!”“Hah? Apa?”“You oke?” Mas Rumi yang menghampiri kami di pinggir lapangan, dan langsung menyadari kemana arah mataku. “Heeeey..” Sapanya sekali lagi sambil mengelus kepala sambil merangkulku. Menarikku dari pemandangan yang nggak bagus. Untuk mata, maupun hatiku. Sekali lagi, bukan cemburu. Emosiku masih menggebu-gebu melihat tampang Gugi ya
Last Updated : 2024-03-04 Read more