"Baik. Sekarang kalian unggul! Tapi ingat, akan kubalas kalian lebih kejam lagi. Dan kau, Manusia Bodoh! Sampai kapan pun masih tetap akan kutuntut nyawamu!"Wuuut...!Nini Pancungsari segera berkelebat pergi. Baraka bergegas mengejar, tapi sang kakek segera berseru, "Tahan...!"Pendekar Kera Sakti hentikan langkah, berpaling memandang sang kakak yang sedang melangkah dekati dirinya. Suaranya terdengar sedikit serak, mungkin karena menahan luka di dalam dadanya."Jangan mengejar orang yang telah mengaku kalah dan menyerah.""Maaf, aku gemas sekali dengannya.""Apakah kau punya urusan dengan Nini Pancungsari?""Tidak, Kek. Tapi... entah mengapa aku gemas sekali dengannya, ia tadi nyaris membunuhmu.""Mengapa kau membelaku, Anak Muda?""Aku mengagumi ilmu kesaktianmu yang tenang sekali itu, Kek," jawab Baraka jujur, tak ada kesan memuji atau menyindir, tapi lebih berkesan polos."Siapa namamu?” tanya kakek itu
Terakhir Diperbarui : 2025-03-07 Baca selengkapnya