Satu bulan sudah Ismi marah padaku entahlah dengan cara apa lagi aku harus meyakinkannya, bahwa aku sama sekali tidak menghianatinya. Aku mendesah, menggelengkan kepala menghapus kesedihankku mulai fokus pada benda yang ada dihadapanku.“Pensil, pengaris, tabung, binder, sketchbook A3, penghapus, parut/cutter, drawing pen, pensil warna, rapido, dan pensil mekanik.” Aku mengabsen keperluan yang harus dibawa hari ini. Aku tidak pernah berfikir akan mempunyai masalah seperti ini dengan sahabatku selama bertahun-tahun.Ketukan pada pintu mengalihkan tatapanku pada tas berisi penuh dengan peralatan, mbok surti hanya menyembulkan kepalanya, sebagian tubuhnya bersembunyi di balik pintu. “Non, sarapan sudah siap.”“sebentar lagi aku ke bawah mbok.” Kembali menatap tas memasukan sebagian peralatan ke dalamnya.“ya sudah mbok ke bawah dulu.” Aku menganguk sebagai jawabannya. Sebuah suara berdebam pintu pertanda mbok telah menjauh dari kamar. Hari ini aku sengaja bangun agak pagi, memngingat ada
Terakhir Diperbarui : 2024-05-31 Baca selengkapnya