All Chapters of Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku: Chapter 11 - Chapter 20

151 Chapters

Pergi Bersama Tuan Collins

Saat-saat Selena tengah sibuk menyiapkan agenda meeting untuk besok pagi. Paman Grove yang baru mendapat kabar baik dari sang HRD, gegas menemui Aditya di rumahnya. "Aditya!" panggilnya mengetuk keras pintu kamar Aditya.Aditya yang tengah meratapi kecewanya, membuka pintu dengan malas. "Ada apa, Paman?" tanyanya tidak semangat."Ada berita baik, Aditya." Paman Grove langsung masuk mengabaikan wajah Aditya yang kusut.Aditya tidak tertarik bertanya. Baginya kabar baik itu cuma bertemu Selena.Paman Grove meneguk liur dengan menarik kedua sudut bibirnya. "Meeting perusahaan Wiguna bersama Tuan Collins sukses," ungkapnya tidak se-menggebu-gebu tadi. "Hhh, tidak saatnya bercanda, Paman," ujar Aditya kembali rebahan di sofa panjang, tangannya melipat rapi di dada. Jelas ia tidak percaya, baru tiga jam lalu Tuan Collins memarahi bahkan mengancam menarik perusahaan Wiguna darinya."Aku tidak bercanda, Aditya. HRD yang mengatakannya."Aditya langsung bangkit, menumpulkan pandangannya d
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Kesal Sendiri

Selena coba tenangkan hatinya, berharap hanya salah mendengar nama perusahaan."Perusahaan Adiguna Jaya milik Tuan muda Aditya, kan, Tuan?" ulang sang Sopir memperjelas tujuan mereka."Eemm, ya!" Jelas Selena panik, matanya melotot ke depan. Tidak salah lagi tujuan jalan mereka memang ke perusahaan Aditya. Dadanya berdebar dengan napas memburu. Selena menggeser-geser duduknya gelisah.Apa tadi? Tuan Muda Aditya? A-apa mungkin sebutan 'tuan' umum untuk pria muda kaya? Selena tak henti-henti berperang dengan pikirannya.Sekarang, bagaimanapun Aditya tidak boleh melihatnya. Otaknya cerdasnya langsung bekerja keras, tapi ... saking takut dan gugup, ia tidak bisa berpikir apapun.Sampai mobil berhenti di depan perusahaan Adiguna Jaya, Selena belum juga menemukan alasan menolak masuk ke perusahaan.''Bagaimana ini?" gumam Selena ketakutan, sampai-sampai tubuhnya bergetar. Selena menahan pintu mobil yang dibuka sang Sopir. Sialnya, niatnya mau menunggu di dalam mobil saja, tapi Tuan Col
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Mengkhawatirkan Aditya

Tak perduli sang Sopir melihatnya mendengus kesal. Pikirnya lebih baik mencari tahu sendiri saja nanti. Namun, Selena cepat-cepat mengubah ekspresi kesalnya ketika Tuan Collins masuk ke mobil."Selena, kamu sudah izin dengan orangtuamu sebelumnya?" tanya Tuan Collins tanpa basa-basi.Selena hanya melongo, bingung maksud pertanyaan Tuan Collins. Izin untuk apa maksudnya?Mendengar tidak ada sahutan, Tuan Collins memutar badan ke belakang. Pria tua itu menaikkan kedua alisnya seolah memintanya segera menjawab.Selena menenggak liur sebelum menjawab dengan balas bertanya, "Maksudnya izin apa, Pak?" Selena langsung gugup saat bertatapan langsung dengan sang Pimpinan. Ia menundukkan kepala. "Ahh, maksud saya itu ... kebetulan Aditya tidak ada di sini, jadi rencananya besok pagi saja kita pulang. Bagaimana, Selena? Apa kamu setuju, atau mungkin bisa segera mengabari keluargamu?" Maksudnya menunggu Aditya datang ke sana? Memangnya kemana dia? Apa tadi, keluarga? 'Hahaa ... aku hidup seb
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Jatuh Pingsan

Riana menaikkan alisnya kesal. "Iya, Tuan Collins lah! Kalian meeting di perusahaan Adiguna Jaya kemarin, 'kan?" katanya sedikit ketus merasa Selena cuma berpura-pura.Berbeda dengan Selena yang makin kebingungan, entah siapa yang dimaksud orang-orang di perusahaan Wiguna. Mereka selalu membicarakan seseorang yang membuatnya bingung.Coba lagi memutar ingatannya namun benar tidak tahu siapa Tuan Collins.Mungkin Tuan Collins rekan kerjasama perusahaan Wiguna dan Adiguna Jaya, pikirnya menebak-nebak.Tapi, karena tidak jadi meeting kemarin, iapun tidak bertemu dengan rekan-rekan kerjasama perusahaan. "Meeting di perusahaan Adiguna Jaya di tunda. Jadi, aku tidak bertemu dengan Tuan Coll---""Selena!" Sang HRD memanggil, lantas obrolan mereka terhenti."Bentar aku di panggil," katanya menepuk pundak Riana. Ditanggapi Riana dengan mengedikkan bahu.Selena gegas menemui sang HRD di ruangan. "Saya, Buk.""Kamu bawa berkas meeting kemarin, Selena?" Selena mengangguk meletakkan map di pelu
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Panggilan Ibu Kos

Saat terbangun ia sudah berada di klinik. Sejenak mengerjapkan mata untuk menyegarkan ingatannya. Terakhir yang ia ingat menemukan buket bunga di meja kerjanya.Namun, aneh saja kalau buket bunga itu membuatnya tidak ingat apa-apa. Atau ..."Apa ada masalah dengan kehamilanku ini?" gumam Selena meneguk liur.Menoleh lemah ke samping di mana Riana berdiri. Rasa takut tiba-tiba menyerang, takut kalau sampai Riana tahu ia hamil. "Riana, apa yang terjadi padaku?" tanyanya memperhatikan wajah Riana dengan teliti.Pikiran-pikirannya tidak bisa lepas dari kehamilannya. Meski merasa perutnya baik-baik saja, tapi tetap saja gelisah."Kamu tiba-tiba pingsan di ruangan mu tadi. Untung Tuan ---" Riana menjeda ucapannya, menoleh cepat kepada dokter yang masuk. "Bagaimana keadaan teman saya, Dokter?"Mendengar itu mata Selena melebar. Itu artinya kabar kehamilannya masih aman dari Riana. Tapi ... bagaimana kalau dokter malah mau memberitahu sekarang?Ini tidak bisa, pokoknya harus bisa mengus
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Aditya Marah

"Dari mana Ibu mendapatkan kertas ini?" tanyanya tegas. Tak perduli Ibu kos merasa dituduh mencuri.Namun, berbeda dengan Ibu kos menanggapinya dengan santai."Syukurlah itu milikmu, Selena. Ibu menemukannya di ruang tamu hari itu. Sudah bertanya ke semua penghuni kos, tapi tidak ada yang mengaku. Maka pas melihatmu tadi maka Ibu panggil," beber Ibu kos.Tadinya sempat gusar, sekarang malah sangat malu. Berarti semua penghuni kos akan tahu ia yang hamil?"Di ruang tamu rumah Ibu kos?" gumamnya coba mengingat-ingat kapan ia ke sana.Ahh, pasti pas ia membayar sewa kosnya hari itu. Ia tak sadar kertas itu terjatuh dari dompetnya.Sial! Lagi-lagi kamu ceroboh, Selena!"I-iya, Buk. Ini milikku," ucapnya gugup merasa sangat malu. Ibu kos menghela napas lega. "Syukurlah, sempat berpikir penghuni lain. Takut karena mereka belum bersuami, beda dengan kamu Selena yang sudah menikah."Tertampar dengan ucapan Ibu kos, Selena pura-pura senyum. Sepeninggalan Ibu kos ia tergesa masuk kamarnya.Di
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Déjà Vu

Aditya mundur mengatur jarak dengan Tuan Collins. Tekadnya sudah bulat harus memecat sekretaris yang tak bisa menghargainya itu.Hukuman saja tidak bisa mengembalikan harga diri dan sakit hatinya."Sekretaris pribadiku itu, Kek. Aku tidak suka dengan kinerjanya."Tuan Collins menarik sudut bibirnya, kemudian menjentikkan jari ke Aditya mengikutinya keluar. Aditya mengikuti Tuan Collins masuk ke ruangan pribadi sang Kakek, duduk berseberangan meja."Apa tadi, Aditya Wiguna Genio?" tanya Tuan Collins melipat kedua tangannya di atas mejanya. Matanya menatap lekat wajah Aditya.Aditya tersentak, biasanya sang Kakek memanggil nama lengkapnya pas marah besar saja. Tapi ... apa alasan Kakek marah padaku? pikirnya."Sekretaris pribadiku itu, Kek. Aku tak suka dengan kinerjanya yang asal-asalan." Aditya mengulang ucapannya tadi."Kinerjanya yang mana yang tidak kamu suka, Aditya?" tanyanya. "Lagipula bukan soal suka tidak sukamu peraturan di perusahaan Wiguna ini!"Aditya tersudut, otaknya
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Dijodoh-jodohkan

Selena baru saja terbangun dari tidur siangnya. Meraba-raba ke samping mencari ponselnya."Mana seh?" gerutunya membuka mata menoleh ke kiri dan kanan.Melihat ponselnya tenyata tercharger terpaksa bangkit, memeriksa mungkin ada pesan masuk dari perusahaan.Namun, ia dibuat melotot dengan puluhan notif panggilan tak terjawab di layar ponselnya."Dari Aditya!" pekiknya langsung gemetaran.Sejenak mengucek-ucek matanya guna memastikan tak salah baca nama kontak di ponselnya. "Dari mana dia tahu nomor baruku?" gumamnya mulai tidak nyaman. Memang Selena mengganti nomornya sejak melarikan diri. Lalu, tetap menyimpan nomor Aditya guna menandainya."Dari Riana atau data diri pegawai perusahaan?"Bak terkena arus listrik tubuhnya menegang. Apa Aditya sudah tahu?Sia-sialah ia bekerja di perusahaan Wiguna, harapan mendapat gaji hilang begitu saja.Selena terduduk di sisi ranjang. Frustasi memikirkan nasibnya.Denting notif pesan masuk di ponselnya membuyarkan lamunannya."Dari Aditya?" desi
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bertemu Hendra

Sempat kaget namun Selena tak mau larut dengan candaan Riana.Selain suka usil, Riana tidak tahu saja ia dan Aditya pernah tinggal serumah. Selama itupun hubungan mereka tidak ada yang istimewa, dan terkesan dingin."Aku pulang, ya, Riana. Mau mengerjakan tugas ini," pamitnya tidak nyaman berlama-lama di sana."Lho, kenapa buru-buru? Di kos mu juga sepi ku lihat tadi.""Tak apa-apa, justru sepi jadi konsentrasi mengerjakan ini," ujarnya menarik tas tentengan dari atas meja.Wajah Riana langsung berubah masam. Rencananya mengajak Selena ke sana untuk mempertemukannya dengan Hendra, Kakak laki-lakinya. Dari awal dia sudah akrab dengan Selena, sampai terpikir menjodohkannya dengan Hendra.Apalagi di perusahaan tadi sempat berhembus kabar, kalau Tuan Collins berusaha menjodoh-jodohkan Aditya dengan Selena. "Kerjakan di sini sajalah. Kebetulan aku juga masih ada pekerjaan yang belum selesai tadi," katanya membujuk Selena.Harusnya lebih baik bagi Selena. Ia bisa bertanya tentang perusah
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Makan Malam Dengan Hendra

Sungguh aneh memang, bahkan ia sendiri bingung tiba-tiba di pikirannya hanya Aditya.Jelas yang menelepon Hendra.Argh! Kenapa aku hilang waras begini?Selena menarik napas dalam-dalam. Sekali lagi mengutuki kecerobohannya sebelum keluar menemui Hendra.Hendra yang menunggu di depan pagar memberikan tasnya yang tertinggal di mobil dengan tangan terulur."Itu seh, terburu-buru sampai-sampai tasnya ketinggalan. Coba hatinya saja yang ditinggal!" celetuk Hendra menggodanya Selena meneguk liurnya, wajahnya langsung memerah. Candaan Hendra itu sangat membuatnya tidak nyaman."Maaf aku terlupa, Kak. Tapi terimakasih sudah mau mengembalikannya," ucap Selena gegas meraih tasnya.Namun, Hendra menarik tasnya kembali. Selena sampai memelototi Hendra yang senyum-senyum. "Kak, tasnya?" ujarnya."Hmm, bagaimana kalau ini memang bukan tas kamu, Selena?" kata Hendra menaikkan alisnya tinggi-tinggi.Heran campur bingung, jelas itu tasnya lah. Hendra juga melihatnya menyandang tas itu tadi , tapi ken
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more
PREV
123456
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status