Dengan tenang Benjamin menelepon ambulan dan meletakkan kantong belanjaannya di lantai. Dia membantuku bersandar di sofa sebelum pergi meninggalkanku. Sementara aku terus melihat Benjamin sampai dia hilang dari pandanganku sambil menahan segala umpatan yang sempat aku pikirkan. Benjamin membuatku terkejut hingga air ketubanku pecah dan dia dengan seenaknya meninggalkanku. Brengsek! Matilda berlari ke arahku dan segera membantuku. Tak lama kemudian ambulan datang dan membawaku ke rumah sakit. “Masih bukaan satu, tapi air ketuban sudah pecah. Perkiraan tanggal maju satu bulan dari yang seharusnya. Kita akan bersiap untuk melakukan operasi sesar,” kata dokter. “Dok, lakukan apapun sebelum aku kehilangan kesadaran karena aku sudah mulai kesakitan,” sahutku. “Emily, Tuan Hugo menuju kesini. Bertahanlah.” Matilda berusaha menenangkanku. Aku sangat gugup karena aku akan bertemu dengan anak-anakku sebentar lagi. Bagaimana rupa mereka, apakah mereka akan lahir dengan selamat dan utuh, o
Terakhir Diperbarui : 2024-03-05 Baca selengkapnya