Keesokan harinya, Jovan berencana mencari kesempatan untuk berbicara dengan Gilang.Kebetulan, siang ini mereka satu lift. Tampaknya Gilang juga baru selesai makan siang. “Selamat siang, Pak Gilang,” sapa Jovan. “Siang,” sahut Gilang bernada datar.“Para karyawan sedari kemarin membicarakan Anda,” tutur Jovan memulai, “apa Pak Gilang sudah dengar?”Dengan nada dingin Gilang menjawab, “Saya sudah dengar dan saya tidak ingin peduli.”Jovan menelan saliva. Nada dingin Gilang membuatnya menggigil. Seorang tangan kanan saja memiliki aura yang membuatnya ciut, bagaimana jika yang dia ajak berbicara santai itu adalah GM?Tidak. Tidak. Jovan mungkin tidak akan berani membicarakan urusan pribadi Daril.“Ah, begitu ya. Gadis yang dibicarakan dengan Pak Gilang kebetulan adalah orang yang saya kenal. Jadi, saya sedikit penasaran. Bagaimana Anda mengenal Lulu?”Gilang sekilas melirik Jovan yang berdiri di sebelahnya. “Waktu itu saya hampir menabraknya. Karena merasa bersalah, jadi saya antar dia
Baca selengkapnya