Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 311 - Bab 320

339 Bab

311). Semua Datang

***"Mas pelan-pelan aja, enggak usah lari!"Alih-alih mengindahkan ucapan Aurora, yang dilakukan Dewa sekarang justru terus berlari menyusuri lobi rumah sakit tempat Aludra dirawat.Mendapat telepon dari Arka yang mengabarinya tentang kondisi Aludra, Dewa membatalkan semua jadwal meetingnya hari ini lalu bergegas menuju Bandung bersama Aurora juga Alula.Mengemudi dengan kecepatan tinggi, pajero sport hitam milik Dewa sampai di rumah sakit setelah menempuh perjalanan dua jam karena ketiganya memang berangkat pukul enam pagi."Shit." Dewa mengumpat ketika semua lift masih berada di atas. Mengedarkan pandangan, dia berlari menuju tangga agar bisa segera sampai di ruangan rawat Aludra di lantai tiga.Siuman, kondisi Aludra memang sedikit membaik dan dokter Septa pun mengizinkan dia untuk menjalani perawatan di ruangan biasa.Namun, tentunya setelah ini Aludra tak akan diizinkan untuk pulang. Parahnya kerusakan yang terjadi pada hatinya membuat dia harus segera mendapatkan donor.Jika di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-03
Baca selengkapnya

312). Sebuah Ketakutan

***"Oke semuanya selesai ya, Mbak. Hasilnya akan keluar dua jam dari sekarang.""Baik, terima kasih suster."Teguh dengan pendiriannya, Alula tetap memutuskan untuk mendonorkan jaringan hatinya pada Aludra.Tak peduli sekeras apapun sang adik melarangnya untuk menjadi pendonor, Alula tetap melakukan rangkaian pemeriksaan untuk memastikan kecocokan jaringan hatinya dengan Aludra.Sebenarnya, dokter Septa sudah yakin Alula akan memiliki jaringan hati yang sama dengan Aludra karena bagaimanapun keduanya adalah saudara kembar identik.Namun, tentu saja tes pun harus dilaksanakan karena bukan hanya kecocokan saja yang harus dipertimbangkan, melainkan kesehatan Alula juga.Menjadi pendonor hati ataupun organ tubuh lain haruslah sehat fisik mapun psikis karena nantinya semua itu akan berpengaruh pada pasian yang menerima donor."Lu."Keluar dari ruangan pemeriksaan, Aurora yang sejak tadi menemani putrinya itu akhirnya bersuara setelah sejak tadi hanya diam tanpa melakukan protes apapun."K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-03
Baca selengkapnya

313). Kedatangan Damar

***"Udah dong, kok nangis terus?"Pelan, Aludra mengusap pucuk kepala pria yang kini tengah menangis sesenggukan sambil menggenggam erat tangan kanannya yang dibalut infus.Mengabaikan gender juga orang di sekitarnya, pria itu menangis dengan suara keras setelah melihat keadaan Aludra yang cukup membuatnya terluka.Sore ini, Arka pulang bersama Dirga untuk memastikan keadaan si kembar juga mengganti pakaian karena sejak semalam pria itu belum berganti baju.Dewa dan Aurora juga ikut pulang untuk melihat kedua cucu mereka sekaligus beristirahat sebentar di rumah Aludra. Mungkin juga nanti Aurora menggantikan Amanda untuk menjaga si kembar.Di rumah sakit hanya berdua dengan Alula, Aludra dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang datang langsung dari Jakarta. Tak membawa pasangannya, tamu spesial Aludra itu datang sendiri setelah mendengar kabar Aludra masuk rumah sakit. Tak hanya kabar itu, pria tersebut pun tahu penyakit apa yang diderita Aludra.Dan sebagai sahabat baik, dia jela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

314). Hasil dan Resiko

***"Jadi bagaimana hasilnya, Dokter? Jaringan hati saya sama Aludra cocok, kan?"Takut ada yang tidak beres dengan hasil pemeriksaannya, Alula langsung meminta dokter Septa untuk membicarakan semuanya di ruangan dokter tersebut agar apapun yang terjadi, Aludra tidak akan tahu.Alula yakin jika Aludra tahu ada yang bermasalah dengan tubuhnya, dia pasti tak akan mau menerima donor dari sang Kakak dan Alula tak mau semua itu terjadi.Apapun yang terjadi, bagaimanapun kondisinya, Alula ingin tetap mendonorkan jaringan hatinya untuk Aludra karena dia ingin sang adik kembali pulih seperti semula."Seperti dugaan saya sebelumnya, saudara kembar memiliki kemungkinan yang sangat besar punya jaringan hati yang sama dengan kembarannya," ungkap dokter Septa."Jadi?" Alula mengukir senyuman merekah."Jaringan hati Bu Alula dengan Bu Aludra 99,5% cocok," ungkap dokter Septa. "Dan itu persentase terbaik untuk dalam prosedur pendonoran organ.""Alhamdulillah." Alula berucap syukur. Dia bahagia karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

315). Rasa Takut

***"Ngapain di sini?"Arka yang sejak tadi berdiri di dekat pembatas seketika langsung menoleh ketika suara seorang pria terdengar dari belakang.Kembali ke rumah sakit pukul lima sore setelah menitipkan Regan dan Raiden pada Aurora. Arka kini berdiri di rooftoop rumah sakit sambil menikmati angin malam yang berhembus kencang menerpa kulitnya.Saat datang, Arka sudah disambut dengan kabar baik tentang hasil tes Alula yang memiliki kecocokan dengan Aludra dan itu berarti sebentar lagi, Aludra akan segera mendapat donor lalu sembuh kembali seperti semula.Senang? Tentu saja. Arka sangat merasa senang dengan kabar itu karena Aludra tak akan lagi merasakan penderitaan karena penyakit tersebut.Namun, di balik rasa bahagia itu terselip sebuah ketakutan di hati Arka. Tak melulu berhasil, dokter Septa bilang operasi bisa saja gagal karena kondisi tertentu.Meskipun kemungkinan gagal terbilang sangat kecil dan jarang terjadi, tetap saja Arka khawatir. Dia takut terjadi sesuatu pada Aludra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

316). Menghibur Aludra

***"Morning."Aludra yang sedang menyantap sarapannya lantas mengalihkan perhatian ke arah pintu setelah mendapatkan sapaan yang ternyata berasal dari Alula.Bergantian menjaga Aludra, pagi ini—sekitar pukul delapan pagi Alula datang ke rumah sakit untuk menggantikan Amanda yang harus pulang—mengurus Dirga yang akan pergi ke kantor.Aurora masih di rumah menjaga si kembar, Dewa sudah berangkat menju Jakarta untuk menitipkan masalah kantor pada orang kepercayaannya karena untuk beberapa waktu—sampai Aludra maupun Alula kembali sehat nantinya, Dewa akan menetap di Bandung."Morning, Kak," sapa Aludra sambil mengukir senyum tipis."Lagi sarapan ya?" tanya Alula. Membawa sebuket bunga mewar juga kresek putih berisi red velvet, Alula melangkahkan kakinya mendekat."Lagi koprol," celetuk Damar yang saat ini tengah duduk santai di sofa. "Udah tau lagi sarapan, masih tanya?""Dih emang ada yang nanya kamu ya?" tanya Alula. "Riweuh banget.""Kalian ini emang selalu gini ya? Tiap ketemu beran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

317). Tiba-tiba Manja

***"Kenapa?"Aurora yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanan, seketika mendongak—menatap Dewa, setelah suaminya itu melontarkan sebuah pertanyaan."Apa?" tanya Aurora."Malah tanya balik," kata Dewa. "Aku tanya, kamu kenapa?""Emang aku kenapa?""Ck." Dewa berdecak sambil melanjutkan kegiatan makannya. "Kamu pikir aku enggak merhatiin?"Siang ini, Dewa, Aurora dan Alula memang menghabiskan makan siang di salah satu restoran mewah di kota Bandung sebelum bergegas menuju rumah sakit.Operasi akan dilaksanakan besok pagi, sore ini Alula sudah diminta untuk menetap di rumah sakit bahkan nanti malam—delapan jam sebelum operasi, baik Alula maupun Aludra harus mulai berpuasa sebelum operasi dilakukan pukul delapan pagi besok.Tegang? Tentu saja. Baik Alula maupun Aludra merasakan ketegangan yang sama. Namun, di balik rasa tegang yang dia rasakan ada rasa bahagia.Alula bahagia karena Aludra akan segera sembuh."Oh itu," kata Aurora."Ada apa?" tanya Dewa."Enggak ada apa-apa," kata Auror
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

318). Cari Angin

***"Bosen ya."Tidur dengan posisi miring, Alula kembali mengeluh setelah sejak tadi yang dia lakukan hanyalah duduk sambil menonton televisi."Kenapa, Kak?"Aludra yang duduk di samping kanan Alula seketika menoleh setelah mendengar keluhan dari sang kakak."Bosen, Ra."Sejak sore tadi, Alula sudah mulai menetap di rumah sakit. Melakukan pengecekkana tekanan darah, kondisi Alula sejauh ini aman dan mulai pukul dua belas malam nanti baik dia maupun Aludra sudah diharuskan berpuasa.Tak boleh makan apapun sampai besok waktu operasi tiba."Kaya pengen jalan-jalan gitu," kata Alula. Dia kemudian melirik jam dinding di rumah sakit yang baru menunjukkan pukul delapan.Malam ini, seperti biasa di ruangan rawat hanya ada empat orang saja. Aludra dan Alula yang tidur di ranjang masing-masing juga Arka dan Damar yang saat ini sedang sibuk menonton acara bola di televisi layar datar yang tersedia di sana.Aurora dan Dewa maupun Dirga dan Amanda memutuskan untuk beristirahat di rumah karena mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

319). Jujur

"Maksud kamu?"Alih-alih menjawab, Arka justru menatap intens Alula dan di detik berikutnya dia menghela napas. Antara melanjutkan pertanyaannya dan tahu fakta sebenarnya atau berhenti bertanya dan memilih untuk mengikuti alur, itulah yang dirasakan Arka sekarang.Bingung. Arka benar-benar bingung."Ar?""Ah ya?" Arka sedikit mengerjap."Maksud dari pertanyaan kamu tadi, apa?""Oh itu," kata Arka. "Ucapan kamu aneh.""Sebelah mananya?""Yang barusan," kata Arka. "Hampir mirip sama ucapan Aludra beberapa hari dan minggu ke belakang. Waktu itu Aludra sering ngomong-ngomong meninggal dan kenyataannya dia ternyata sakit parah.""Terus?" tanya Alula. "Aku perasaan enggak ngomong-ngomong meninggal deh.""Tapi kamu nitipin Aludra seolah setelah ini kamu mau pergi," kata Arka. "Makany aku tanya ada apa? Apa ada yang enggak beres sama kondisi kamu? Bilang aja."Alula tersenyum miring. "Enggak ada sih, aku baik-baik aja kok," ucapnya. "Cuman ya karena besok mau operasi, aku ngomong kaya gitu ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

320). Operasi

***"Ribet juga ya."Amanda hanya terkekeh ketika dia membantu Alula memakai penutup kepala yang harus digunakan selama operasi.Pukul tujuh pagi, semua orang datang ke rumah sakit untuk menunggu proses operasi Aludra dan Alula.The Day. Hari ini akhirnya tiba. Setelah semua persiapan, pagi ini Alula akan benar-benar mendonorkan sebagian organ tubuhnya untuk Aludra.Sesuai rencana, operasi akan berlangsung paling cepat enam jam dan paling lambat dua belas jam—tergantung situasi dan kondisi.Semua berdoa yang terbaik, termasuk Alula. Meskipun ada sedikit rasa takut di hatinya, dia memantapkan hati. Demi Aludra. Tentu, semua ini dia lakukan demi Aludra juga demi dirinya sendiri."Sudah siap?"Semua perhatian tertuju pada dokter Septa yang juga sudah siap dengan pakaian khusus operasi. Tak sendiri, Dokter Septa dibantu dua dokter lain juga beberapa perawat untuk hari ini karena operasi pencangkokan jaringan hati bisa dibilang operasi yang tergolong besar."Sudah, dokter," kata Alula."Ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
293031323334
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status