Safa terlihat gelisah, mentari sudah meninggi, tapi ayahnya belum keluar kamar sejak kejadian kemarin malam, Safa takut jika Faiz, berbuat bodoh lagi, berniat mengakhiri hidupnya.“Pah.. sudah siang, apa Papah tidak berangkat kerja,”suara Safa di depan pintu kamar Faiz.Ceklek! Pintu kamar terbuka,”Hari ini, Papah malas kerja,”balas Faiz, matanya sembab dan wajahnya kusut.“Iya, izin kerja tak mengapa , tapi kamu harus tetap makan, ibu sudah siapkan sarapan untukmu,”suruh Larasati“Aku tidak berselera makan Bu..,”lalu Faiz menutup pintu kembali dan menguncinya dari dalam.Safa dan Larasati saling pandang, dengan tatapan cemas.“Bagaimana ini Oma, jika Papah sakit,”ucap Safa mencemaskan Faiz.“Haduh, bagaimana ini, dulu Rania waktu dicerai Faiz, tidak seperti ini, tapi kenapa sekarang Faiz, terlihat frustasi dan stres, ketika mendengar Rania menikah dengan Fathan.”Larasati mengaruk kepalanya yang tak gatal itu.“Oma, apa perlu kita bawa ke psikiater saja, sebelum terlambat,”saran Safa
Last Updated : 2024-05-03 Read more