Home / Lainnya / 13 TAHUN PACARAN 2 MINGGU MENIKAH / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of 13 TAHUN PACARAN 2 MINGGU MENIKAH : Chapter 11 - Chapter 20

36 Chapters

BAB 11

“ Rianti! Kamu...tunggu aku di sini ya. Mas, mau mandi dulu.” Ditinggalkannya Rianti yang masih duduk di ruang tamu lantai dua sambil menikmati indahnya suasana sekitar jika di lihat dari lantai atas.“ Jangan lama- lama Mas! Rianti takut ditinggal sendiri,” ucapnya sambil memainkan ponselnya.Samar- samar terdengar suara percikan air dari kamar mandi. Rustam membersihkan badannya setelah berkeringat. Beberapa saat kemudian disudahi mandinya dan keluar hanya menggunakan handuk mandi.Didekatinya Rianti yang sedang asyik-asyik menikmati pemandangan alam sekitar. Tiba- tiba saja mulut Rianti didekapnya agar tak menimbulkan suara.“ Mas, apa- apaan kamu Mas! Lepaskan,” ucap Rianti dengan memberontak.Tangan Rustam mulai meraba- raba bagian dadanya.“ Hentikan Mas!” Didorongnya Rustam hingga terjatuh di lantai.“Rianti! Sudah lama aku menantikan momen ini. Jika kamu ingin menikah denganku, apa salahnya kita bisa melakukannya. Lagi pula... Kita kan sudah tunangan,” bujuk Rustam meyakinkan R
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

BAB 12

“Mau apa kalian kemari? Ingat ini urusan rumah tangga kami. Urus saja suami kalian. Jangan sampai mereka direbut pelakor.” Rianti segera menutup pintu agar kedua tetangga julidnya itu tidak masuk ke rumahnya.Kedua wanita itu berbalik arah dan pulang ke rumah masing-masing.“Rianti! Mohon dengarkan Ibumu. Ingat, Rustam adalah saudara tiriku. Namun, sikapnya tak begitu pantas buatku,” ucap Gilang yang semakin geram dengan tingkah Rustam.“Lantas! Aku harus bagaimana lagi? Bukankah menikah dengan Rustam akan memperbaiki ekonomi Ibu?” bantah Rianti membela diri.“Rianti! Harta bisa dicari lelaki seperti Rustam bisa kamu dapatkan. Apalagi kamu cantik. Tapi, ingat harga dirimu dan harga diri keluarga itu lebih penting. Jangan sampai kalian di injak-injak oleh Rustam yang sangat sombong itu.” Mendengar nasehat dari Gilang hati Rianti mulai luluh. Dirinya segera masuk ke kamar meninggalkan Ibu dan Gilang yang masih duduk di ruang tamu.“Bu anggap saja, Gilang adalah anakmu. Mulai besok I
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

BAB 13

Ketika sampai di rumahnya didapati Bu Meli dan Bu Tatum sedang sibuk membersihkan tempat jualan bakso mereka.“Assalamualaikum,” “ Waalaikum salam,” jawab Bu Meli dan Bu Tatum bersamaan.“ Saya sangat berterima kasih sekali kalian sudah mau membantu saya di saat seperti ini,” ucap Bu Lasmi.“ Sudah seharusnya kita sebagai tetangga saling membantu Bu. Oh iya ini hasil jualan hari ini, orang- orang bilang bakso buatan Ibu enak pas di lidah,” ucap Bu Tatum sambil melirik ke arah Rianti.“Oh Iya, Rianti sakit apa Bu? Kenapa wajahnya sangat pucat sekali seperti orang yang lagi ngidam?" lanjut Bu Tatum.“Hus tidak boleh sembarang bicara. Rianti kan masih gadis,” balas Bu Meli sambil menyodorkan uang hasil penjualan hari ini.“ Oh iya Bu Lasmi, kami pulang dulu ya. Jangan lupa, jika butuh bantuan lagi, kami berdua siap membantu,” jawab Bu Lasmi.“ Oh iya Bu, boleh tidak sisa baksonya kami minta hitung-hitung sebagai upah kami berdua?” tanya Bu Meli Sambung melirik dandang bakso di sampingn
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

BAB 14

“Siapa perempuan yang tidak benar Ma? Apa Mama lupa dirimu yang dulu juga perempuan yang tidak benar? Apa Mama lupa dulunya sudah bersuami namun masih berani selingkuh?” Bu Melati yang mendengar suara itu segera berbalik menghadap ke asal suara sehingga dia lupa mematikan teleponnya.“ Pa, apa- apaan kamu? Bukannya kita melakukannya suka sama suka? Ingat ya Pa saya melakukannya atas dasar cinta. Jadi, tak perlu ungkit-ungkit masa lalu.” Bu Melati yang murka bersiap meninggalkan Suaminya yang masih berdiri mematung menghadapnya.“ Jangan pergi kamu Melati! Dengarkan aku. Rianti tetap akan menikahi Rustam. Jika Mama menghina Rianti sebagai perempuan yang tak benar lalu, apa bedanya dengan dirimu. Rustam harus pulang menyelesaikan ini.” Rustam telah mendengarkan semuanya. Ternyata apa yang selama ini dikatakan Ibunya padanya bahwa dia mempunyai saudara tiri dari Ibunya adalah bentuk sikap dari keegoisan Ibunya.Bu Melati bercerita pada Rustam bahwa dia sebelumnya pernah menikah namun di
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

BAB 15

Semakin hari usia kandungan Rianti semakin bertambah. Begitu pula ukuran janin yang ada di kandungnya.Akhir-akhir ini dirinya lebih memilih berdiam diri di rumah sambil membantu Ibunya yang sibuk jualan.Ocehan orang di luar sana tentangnya tak dihiraukan lagi. Dirinya harus bangkit untuk menjadi wanita yang tangguh. Andai saja dia tidak terlena dengan mulut manis Rustam, mungkin dia tak akan menanggung akibatnya.Di tengah malam Bu Lasmi Ibunya Rianti, terbangun dari lelapnya untuk melakukan salat tahajjud. Rianti yang secara tak sengaja terbangun olehnya.Sepintas doa Ibunya samar- samar terdengar di indera pendengarannya. Dirinya berusaha menenangkan diri kemudian, bangun mendekati Ibu.“Kali ini hamba sebenarnya sudah tak sanggup memikul beban ini. Menanggung aib hingga mendengar cemooh orang-orang, Kuatkan tubuh dan iman ini ya Allah semua kuserahkan padamu.” Sejenak Rianti mendengar doa Ibunya. Air mata mengalir membasahi pipi. Selama ini dia melihat Ibunya sosok yang kuat, da
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

BAB 16

Kali ini Gilang sudah tidak main- main dengan ancamannya. Semuanya dilakukan demi Rianti agar bisa melahirkan anak yang punya Ayah.“Baiklah, kali ini Ibu harus menuruti apa maumu. Tapi, setelah Rianti menikah dengan Rustam, Ibu mohon menjauhlah dari kehidupan kami,” balas Bu Melati dengan tegas. Rianti kini bisa bernafas lega setelah mendengarkan langsung percakapan antara Gilang dan Ibu kandungnya. Tak disangka Gilang bisa setegas ini pada Ibu kandungnya yang baru Beberapa kali ditemuinya itu.Beberapa saat kemudian suami Bu Melati keluar dengan membawa ponselnya.“ Maaf, membuat kalian berdua harus menunggu. Kalau boleh tahu anda sepupu Rianti yang selama ini tinggal di mana? Karena selama Ibunya Rianti jadi buruh cuci kami wajah anda belum pernah terlihat. Jadi, wajah anda masih terasa asing pada kami,” ucapnya sambil mendekatkan bokongnya untuk duduk di sofa.“Aku...aku sepupu Rianti yang selama ini kuliah di Jogyakarta Pak. Saya memang jarang pulang ke sini karena saya sibuk ke
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

BAB 17

“ Eits! Kenapa harus kesal dengan anak saya. Ingat ya Bu Lasmi, kejadian ini tak akan terjadi jika si Rianti juga tidak mau. Jadi, tak perlu saling menyalahkan,” balas Bu Melati sambil memainkan kipasnya.Kedatangan mereka kali ini disertai adik kandung dari Ayahnya Rustam sebagai saksi peminangan dan langsung melakukan kapan diadakan pesta perkawinan antara Rustam dan Rianti.Sementara di rumah Rianti ada beberapa tetangga yang berdatangan dan pak RT untuk sekedar mendengar kapan acara pernikahan mereka akan diadakan.“Bu, sudah stop! Bapak tak mau ribut- ribut lagi. Pokoknya kali ini harus kelar kita bahas berapa uang Panainya dan kapan diadakan pestanya.” Ayah Rustam semakin tegas dengan keputusannya.Dia tak mau diperlama- lamakan lagi. Karena dia malu, jika anak yang dikandung Rianti akan lahir sebelum acara resepsi pernikahan diadakan.“Pak Haikal dan Bu Melati. Sebagai orang tua dari Rustam, aku mohon uang Panainya diperbanyak dikit ya. Karena, harga bahan- bahan kebutuhan y
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

BAB 18

Ayah Rustam dan Ayah Gilang kini hanya bisa saling memandang. Sebelumnya Gilang sudah mengetahui dari Ayahnya kisah masa lalu mereka yang tega menusuk Ayahnya dari belakang.Ayah Rustam yang dulunya adalah sahabat sekaligus orang kepercayaan Ayahnya, dengan tega diam- diam berselingkuh dengan Ibunya setelah menipu Ayahnya.“Kamu...Ayahnya Gilang?” tanya Ayah Rustam.“I- iya saya Ayahnya. Kenapa?” “Aku...hanya heran saja. Karena Rianti bisa dekat sama Gilang,” ucapnya dengan gugup.Ayah Gilang segera berdiri kemudian ingin meninggalkan tempat itu. Namun, tangannya ditahan oleh Ayah Rustam.“Bisakah kita bicara? Sudah lama kita tidak bertemu. Aku ingin hubungan kita seperti dulu.” Dipegangnya tangan Ayahnya Gilang. Namun, kali ini Ayah Gilang berusaha menghindari.“Maaf, saya tidak punya waktu untuk orang yang suka berkhianat di belakangku,” ucap Ayah Gilang.“Anwar! Kumohon sisakanlah waktumu untukku. Aku ingin menjelaskan semuanya. Sudah lama aku menantikan momen ini,” bujuk Ayah Rust
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

BAB 19

Diciumnya pipi kedua bayi mungil tersebut. Kemudian digenggam telapak tangan mungilnya.Sesekali Ayah Gilang berbicara dengan Rianti dengan sedikit menyinggung Ayah Rustam yang dulu adalah sahabat sekaligus orang kepercayaannya yang tega berselingkuh dengan mantan istrinya.“Rianti, yang sabar ya Nak! Hanya orang – orang yang tak bertanggungjawab dengan tega menelantarkan cucu dan tidak mau menikahi anak orang yang sudah dihamili.” Sesekali diliriknya Ayah Rustam dengan tatapan sinis.“semoga saja, anak saya Gilang bukan orang yang pecundang yang tega menelantarkan anak orang yang sudah dihamili,” lanjutnya.Tatapan Bu Lasmi semakin membara saat Ayah Gilang berkata demikian. Dirinya sudah paham siapa yang dimaksudnya. Karena semua sudah pernah didengarnya langsung dari Rianti. Kini dirinya hanya bisa diam seakan tak tahu kisah silam antara mereka.“Pak Haikal, Pak Anwar, saya permisi dulu mau menyelesaikan admistrasi anak saya,” ucap Bu Lasmi seraya meninggalkan mereka yang ada di sit
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

BAB 20

“Wanita penghianat masih saja berani muncul di hadapanku dan berani mengganggu kehidupan kami lagi rupanya.” Pak Anwar yang tiba- tiba mengepakkan kedua tangannya seraya menahan emosi mendengar kalimat yang barusan didengarnya dari mantan istrinya itu “ Dia anakku, meskipun kamu yang membesarkannya. Jadi aku punya hak untuk tidak setuju dia tidak boleh menikah dengan Rianti.”“Hentikan sikap egoismu itu. Bukankah kamu sudah menganggap selama ini Gilang telah mati? Wanita seperti kamu tak pantas untuk menjadi Ibunya Gilang.” Dimajukan langkahnya untuk mendekati Bu Melati .“Hentikan Bu! Kumohon jangan ganggu kehidupan kami. Karena selama ini aku hanya hidup dengan Ayah. hidupku sudah tenang dan tak butuh Ibu.” Ditariknya lengan Ayahnya yang menahan emosi.“Pergilah kau melati. Jangan sampai aku merebut paksa semua yang sudah kau ambil dari diriku dulu.”Ayah Gilang semakin emosi karena kehadiran mantan istrinya itu.“Baiklah aku akan pergi, jika Gilang masih berani mendekati Rianti,
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status