"Masa sih, Bimo bilang begitu Mah?" tanya Pak Rafli, membulatkan matanya."Iya Pah!!" jawab bu Slavina, mengangguk."Anak itu, tampaknya memang sudah ingin menikah." ucap Pak Rafli, tersenyum lebar."Tapi nih Pa, kata Niken, gadis yang sedang dekat dengan Bimo sekarang ini, adalah seorang penjual pecel." ucap bu Slavina, tampak tak suka. "Ya memangnya kenapa kalau jualan pecel?" jawab Pak Rafli, merasa heran."Ya masa sih, menantu kita seorang penjual pecel. Keluarga kita itu, hampir semuanya berprofesi dokter Pa..apa kata saudara-saudara yang lain coba, kalau lagi kumpul keluarga gitu, kan gak nyambung nanti dia, waktu di ajak ngobrol." ucap bu Slavina, kesal."Mama ini gimana sih, katanya bineka tunggal Ika.., justru keberagaman itu, membuat suasana menjadi lebih hidup, dan tidak monoton." bela pak Rafli, terhadap pilihan putranya."Lagian nih Ma, entah kenapa, Papa juga kurang sreg, kalau Bimo jadian sama Niken." "Lah, emang kenapa Pah? Niken kan cantik, baik, dokter juga, sama
Read more