Home / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Legenda Dewa Cahaya: Chapter 31 - Chapter 40

574 Chapters

31.Meminjam Tubuh

Sosok Bara Sena dengan sepasang tanduk merah itu menyeringai lebar."MANA DIA!?" tanya nya dengan suara berat.Xiao Shin tak menjawab. Dia malah bersiap untuk menyerang menggunakan Benang Pengikat Jiwa miliknya. Bara Sena yang melihat itu menjadi marah. Aura merah keluar dari telapak tangannya lalu dia pun melepas aura itu kearah Xiao Shin yang hendak menyerangnya.Wuuuuusss!!Xiao Shin terpaksa menghindari serangan lebih dulu ke arah kanan. Aura itu menghantam batu besar hingga hancur berkeping-keping.Blaarrrr!Gelombang ledakan nya membuat Xiao Shin terkena imbasnya. Saat dia sibuk menahan tubuhnya dari gelombang ledakan, dari belakangnya muncul sosok Bara Sena dengan tinju yang siap untuk menghantam."KAU MEMBUAT DIA MURKA YA? KAU HARUS MATI KALAU BEGITU!" Xia Shin terkejut. Namun terlambat baginya untuk menghindari serangan. Tinju Bara Sena telah bersarang di punggungnya dengan keras hingga terdengar bunyi tulang patah yang mengerikan.Krak!Xiao Shin menjerit keras merasakan b
Read more

32.Hadiah Misterius

Beberapa hari kemudian, malam hari, di Aula Sekte Utama Xiao...Di aula sekte telah berkumpul beberapa orang penting yang sengaja di kumpulkan oleh ketua Sekte alias Xiao Zun, ayah dari Xiao Zen.Tetua pertama, Xiao Bo duduk di sebelah tetua ke-4 Xiao Yan. Sedangkan Tetua ke-2 Xiao Lu duduk bersama salah satu Pendekar yang datang dari Kerajaan Jiangsu, namanya adalah Lin si Pendekar Pedang Hantu.Aula yang cukup besar itu terlihat lengang karena hanya diisi lima orang yang tengah mengadakan rapat mendadak tersebut."Ada apa Pemimpin Sekte memanggil kami? Apakah ada kabar dari Xiao Shin dan Xiao Gu?" tanya Xiao Bo.Xiao Zen mengeluh jenggotnya."Jutru itu yang tengah ingin aku bicarakan dengan kalian..." sahut Xiao Zen dengan wajah yang terlihat gelisah.Ketiga tetua saling berpandangan. Pendekar Lin hanya memejamkan mata sambil melipat tangan didepan dada. Pemuda itu terlihat sangat santai."Katakan saja apa yang ketua ketahui...Kami akan mendengarkan nya," kata Xiao Yan.Xiao Zen men
Read more

33.Hadiah Misterius (2)

Ketua Sekte dan tiga tetua yang melihat sesuatu dari dalam kantong kain emas itu sangat terkejut melihat sosok tanpa tangan dan tanpa kaki tergeletak di lantai. Sosok yang tak lain adalah sosok tetua ke-3 itulah yang membuat mereka semua terkejut setengah mati.Mereka merasa miris melihat keadaan tubuh Xiao Shin yang sangat mengenaskan. Tubuhnya buntung tanpa kaki dan tanpa tangan, sedangkan mulutnya dijahit menggunakan Benang Pengikat Jiwa miliknya sendiri."Tetua ke-3...Xiao Shin..." desis Xiao Bo tak percaya.Aula utama gempar seketika. Xiao Zun langsung mengutus pengawalnya untuk mencari pengirim peti dan menangkapnya."Siapa yang melakukan ini...? Sungguh kejam sekali..." gumam Xiao Yan."Apakah dia masih hidup?" tanya Xiao Lu.Di antara mereka berempat, Xiao Lu adalah orang yang paling tak tega melihat keadaan Xiao Shin.Xiao Bo pun berjongkok lalu menempelkan jarinya ke hidung Xiao Shin."Masih. Tapi sangat lemah sekali...Kemungkinan dia dalam keadaan sekarat..." kata Xiao Bo.
Read more

34.Hutan Kematian

Bara Sena menatap punggung gadis itu yang berpapasan dengannya di pintu masuk toko obat. Dia menyadari sesuatu yang aneh pada gadis tersebut. Sesuatu yang tidak asing yang mirip dengan apa yang dialami oleh istrinya, Xia Qing Yue."Aku yakin sekali, itu Racun Dingin...Sama seperti milik istriku, Qing Yue," batin Bara.Gadis itu sempat berbicara pada pemilik toko, namun Bara tak peduli dan melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut. "Maaf nona, Bunga itu sudah diborong oleh seseorang..." kata pemilik toko sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bagaimana bisa? Aku sudah lama mengumpulkan uang untuk membelinya, kenapa tidak disisakan satu saja untukku? Bukankah beberapa waktu lalu aku pernah berkata padamu?" tanya gadis itu."Itu sudah lewat lima bulan yang lalu nona. Kami tidak bisa merawat bunga itu lagi karena banyak mengeluarkan tenaga dan biaya. Jadi, kami serahkan bunga itu dengan harga tetap. Sebelumnya nona meminta dengan harga 700 koin emas...""Dengan harga tetap? Sia
Read more

35.Yang Yue Fei

Bara Sena dan Yue Fei menatap ke arah sungai yang terlihat jernih airnya."Racun apa yang membuat air ini sangat berbahaya? Bahkan hanya hitungan detik racun ini sudah bereaksi," kata Bara."Entahlah...Hutan ini sangatlah misterius. Aku sendiri tak begitu paham karena aku juga bukan seorang pengembara yang malang melintang di hutan rimba," sahut Yue Fei."Pasti ada makhluk mengerikan yang tengah mandi di atas sana," tebak Bara asal saja."Belum tentu. Berdasarkan apa yang aku ketahui, racun ungu adalah racun yang dimiliki oleh Laba-laba Air Beracun. Jika air ini sampai tercemar, itu artinya laba-laba ini tengah..." Yue Fei tak melanjutkan ucapannya."Tengah apa?" tanya Bara penasaran kenapa gadis itu tidak melanjutkan ucapannya."Tengah melakukan pembuahan," kata Yeu Fei sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Bara Sena tersenyum. Dia yakin wajah gadis itu bersemu merah saat ini. Tiba-tiba timbul rasa ingin menggodanya."Apa itu pembuahan? apakah kau bisa menjelaskannya padaku? Apak
Read more

36.Laba-Laba Air Beracun

Bara Sena berdecak kagum meski dia sudah tahu sedikit mengenai jurus Seribu Es Langit yang menjadi andalan utama Sekte Awas Es. "Qing Yue juga pasti kelak akan menjadi sehebat Yue Fei...Apakah Yue Fei sama-sama guru di Istana Awan Es sama seperti Chu Yue Li?" batin Bara Sena."Ada ribuan binatang iblis yang mati membeku. Kau bisa memanennya untuk peningkatan kekuatan. Aku melihat kekuatan yang kau miliki adalah elemen api," kata Yue Fei.Bara tersenyum. Memang benar, dia memiliki kekuatan elemen api. Tapi yang menjadi andalan dia adalah kekuatan cahaya yang diturunkan dari keluarga Dewa Cahaya. Sebuah kekuatan yang lebih dahsyat daripada elemen apa pun kecuali Petir."Tapi, apakah laba-laba air itu masih ingin mengejar kita?" tanya Bara Sena."Tentu saja...Dia tak akan berhenti meski usaha pertamanya menyuruh bawahannya gagal. Meski begitu, kekuatannya menurun saat berada di daratan. Jadi, kita bisa dengan mudah mengalahkannya. Saat ini, tenaga dalam ku tinggal separuh setelah menggu
Read more

37.Melepas Jeratan Ilusi

Yue Fei terus mencoba membangunkan Bara Sena yang masih belum tersadar dari jeratan ilusi milik gadis jelamaan dari laba-laba air. Tetap saja Bara Sena tak juga sadar dari jeratan ilusi."Sial...Apakah iya aku harus mencium dirinya untuk menyadarkan jiwanya?" batin Yue Fei sambil masih berusaha mengguncang tubuh Bara Sena.Gadis laba-laba itu tertawa cekikikan."Kau tak akan bisa menyadarkan dia jika kau tak menyentuh miliknya. Hanya itu satu-satunya cara untuk menyadarkan nya hik hik hik...!" kata gadis itu membuat Yue Fei melotot."Aku tak peduli apa yang kau katakan! Enyahlah!" teriak Yue Fei sambil melepas jarum es miliknya ke arah gadis laba-laba itu.Set!Gadis itu dengan mudah menghindari serangan tersebut. Dan dengan satu gerakan cepat dia bergerak ke arah Yue Fei.Grap!Tangan nya menyambar leher gadis itu lalu melemparnya ke arah batu raksasa.Tak ingin tubuhnya menghantam batu, dengan cepat Yue Fei membuat perisai es di bagian punggungnya."Jurus Bayangan Es!"Sebuah bayang
Read more

38.Pemburu Dewa

Sementara itu, di Kerajaan robo Lintang yang ada di tengah Pulau Jawa... Batara Geni menatap langit-langit kamarnya. Di sebelah nya terbaring sosok wanita berparas cantik luar biasa. Dia tak lain adalah Ratu Nawang Wulan, Ratu yang menguasai Laut Selatan."Seperti biasa, Kakang selalu hebat dan gagah perkasa..." kata wanita cantik itu sambil menyadarkan kepalanya di dada bidang sang Batara."Anak kita telah menikah...Aku penasaran, bagaimana rupa cucuku nanti. Apakah akan setampan diriku, atau malah lebih mirip dengan menantuku Gandi...?" Ratu Nawang Wulan tersenyum."Tentu saja dia akan mewarisi ketampanan kakeknya. Putri kita Maya, juga mewarisi aura mempesona yang kakang miliki. Aku yakin cucu kita pun sama..." sahut Ratu tersebut."Hufff...Berapa kali kita melakukannya hari ini Wulan?" tanya Batara Geni."Entahlah, mungkin lebih dari sepuluh kali. Aku tak sempat menghitung karena pikiranku dikuasai perasaan nikmat luar biasa. Jadi, aku tak mengingat pastinya..." kata Ratu Nawang
Read more

39.Chu Yi (18+)

Yang Yue Fei mencengkram kepala Bara Sena yang tengah asyik bermain di bawah sana. Dia menggelinjang tak karuan."Aku mohon...hentikan...!" Tubuhnya yang polos tanpa pakaian telah basah oleh keringat. Entah sudah berapa kali dirinya mencapai puncak padahal, 'pertarungan' yang sebenarnya belum dimulai.Bara Sena menghentikan aksinya lalu merangkak di atas tubuh Yue Fei."Apakah kau merasa nikmat? Aku yakin kau telah merasakannya, tak hanya kenikmatan, bahkan Kutukan Es yang menghantui dirimu pun menghilang, benar begitu?" kata Bara lalu mencaplok dada Yue Fei sebelah kiri hingga membuat gadis itu menjerit keenakan."Apa...! Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku...!?" tanya Yue Fei sambil mendesah.Bara menyeringai."Aku telah membantumu menghilangkan Kutukan Es yang ada didalam tubuhmu. Tak hanya itu, titik meridian mu yang tersumbat karena racun dingin itu juga terbuka sehingga kau bisa menjadi lebih hebat lagi mulai sekarang. Seharusnya kau berterimakasih kepada Dewa ini..." kata
Read more

40.Menikahi Yue Fei

Chu Yi melesat ke arah belasan Pendekar yang melindungi Xue Ruo dan An Yu.Su Mo Yi tak tinggal diam. Dia yang tahu jika kekuatan mereka tak cukup untuk menahan wanita di hadapannya tersebut segera menggunakan jurus terlarang yang dia miliki dari gurunya."Tak peduli apa yang akan terjadi, jurus Pembakar Jiwa ini harus aku gunakan jika ingin melindungi nona Xue...!" batin Su Mo Yi.Tubuhnya menyala merah mengeluarkan kekuatan yang cukup dahsyat. Chu Yi seolah tidak peduli. Tangannya bergerak cepat menyambar Su Mo Yi. Tap!Tangan wanita itu ditangkap begitu saja oleh Su Mo Yi. Chu Yi pun terkejut."Bagaimana bisa? Kau saat ini berada di tahap Alam Mendalam!?" Su Mo Yi tersenyum tipis."Nona Xue dan nona An, lebih baik segera tinggalkan tempat ini. Aku yang akan mengatasinya...Jika kalian berada di sini, itu hanya akan mengalihkan perhatianku...!" kata Su Mo Yi yang saat ini tubuhnya seperti diselimuti aura merah yang membara.Xue Ruo menoleh ke arah An Yu, keduanya pun mengangguk dan
Read more
PREV
123456
...
58
DMCA.com Protection Status