Ketua Sekte dan tiga tetua yang melihat sesuatu dari dalam kantong kain emas itu sangat terkejut melihat sosok tanpa tangan dan tanpa kaki tergeletak di lantai. Sosok yang tak lain adalah sosok tetua ke-3 itulah yang membuat mereka semua terkejut setengah mati.Mereka merasa miris melihat keadaan tubuh Xiao Shin yang sangat mengenaskan. Tubuhnya buntung tanpa kaki dan tanpa tangan, sedangkan mulutnya dijahit menggunakan Benang Pengikat Jiwa miliknya sendiri."Tetua ke-3...Xiao Shin..." desis Xiao Bo tak percaya.Aula utama gempar seketika. Xiao Zun langsung mengutus pengawalnya untuk mencari pengirim peti dan menangkapnya."Siapa yang melakukan ini...? Sungguh kejam sekali..." gumam Xiao Yan."Apakah dia masih hidup?" tanya Xiao Lu.Di antara mereka berempat, Xiao Lu adalah orang yang paling tak tega melihat keadaan Xiao Shin.Xiao Bo pun berjongkok lalu menempelkan jarinya ke hidung Xiao Shin."Masih. Tapi sangat lemah sekali...Kemungkinan dia dalam keadaan sekarat..." kata Xiao Bo.
Bara Sena menatap punggung gadis itu yang berpapasan dengannya di pintu masuk toko obat. Dia menyadari sesuatu yang aneh pada gadis tersebut. Sesuatu yang tidak asing yang mirip dengan apa yang dialami oleh istrinya, Xia Qing Yue."Aku yakin sekali, itu Racun Dingin...Sama seperti milik istriku, Qing Yue," batin Bara.Gadis itu sempat berbicara pada pemilik toko, namun Bara tak peduli dan melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut. "Maaf nona, Bunga itu sudah diborong oleh seseorang..." kata pemilik toko sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bagaimana bisa? Aku sudah lama mengumpulkan uang untuk membelinya, kenapa tidak disisakan satu saja untukku? Bukankah beberapa waktu lalu aku pernah berkata padamu?" tanya gadis itu."Itu sudah lewat lima bulan yang lalu nona. Kami tidak bisa merawat bunga itu lagi karena banyak mengeluarkan tenaga dan biaya. Jadi, kami serahkan bunga itu dengan harga tetap. Sebelumnya nona meminta dengan harga 700 koin emas...""Dengan harga tetap? Sia
Bara Sena dan Yue Fei menatap ke arah sungai yang terlihat jernih airnya."Racun apa yang membuat air ini sangat berbahaya? Bahkan hanya hitungan detik racun ini sudah bereaksi," kata Bara."Entahlah...Hutan ini sangatlah misterius. Aku sendiri tak begitu paham karena aku juga bukan seorang pengembara yang malang melintang di hutan rimba," sahut Yue Fei."Pasti ada makhluk mengerikan yang tengah mandi di atas sana," tebak Bara asal saja."Belum tentu. Berdasarkan apa yang aku ketahui, racun ungu adalah racun yang dimiliki oleh Laba-laba Air Beracun. Jika air ini sampai tercemar, itu artinya laba-laba ini tengah..." Yue Fei tak melanjutkan ucapannya."Tengah apa?" tanya Bara penasaran kenapa gadis itu tidak melanjutkan ucapannya."Tengah melakukan pembuahan," kata Yeu Fei sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Bara Sena tersenyum. Dia yakin wajah gadis itu bersemu merah saat ini. Tiba-tiba timbul rasa ingin menggodanya."Apa itu pembuahan? apakah kau bisa menjelaskannya padaku? Apak
Bara Sena berdecak kagum meski dia sudah tahu sedikit mengenai jurus Seribu Es Langit yang menjadi andalan utama Sekte Awas Es. "Qing Yue juga pasti kelak akan menjadi sehebat Yue Fei...Apakah Yue Fei sama-sama guru di Istana Awan Es sama seperti Chu Yue Li?" batin Bara Sena."Ada ribuan binatang iblis yang mati membeku. Kau bisa memanennya untuk peningkatan kekuatan. Aku melihat kekuatan yang kau miliki adalah elemen api," kata Yue Fei.Bara tersenyum. Memang benar, dia memiliki kekuatan elemen api. Tapi yang menjadi andalan dia adalah kekuatan cahaya yang diturunkan dari keluarga Dewa Cahaya. Sebuah kekuatan yang lebih dahsyat daripada elemen apa pun kecuali Petir."Tapi, apakah laba-laba air itu masih ingin mengejar kita?" tanya Bara Sena."Tentu saja...Dia tak akan berhenti meski usaha pertamanya menyuruh bawahannya gagal. Meski begitu, kekuatannya menurun saat berada di daratan. Jadi, kita bisa dengan mudah mengalahkannya. Saat ini, tenaga dalam ku tinggal separuh setelah menggu
Yue Fei terus mencoba membangunkan Bara Sena yang masih belum tersadar dari jeratan ilusi milik gadis jelamaan dari laba-laba air. Tetap saja Bara Sena tak juga sadar dari jeratan ilusi."Sial...Apakah iya aku harus mencium dirinya untuk menyadarkan jiwanya?" batin Yue Fei sambil masih berusaha mengguncang tubuh Bara Sena.Gadis laba-laba itu tertawa cekikikan."Kau tak akan bisa menyadarkan dia jika kau tak menyentuh miliknya. Hanya itu satu-satunya cara untuk menyadarkan nya hik hik hik...!" kata gadis itu membuat Yue Fei melotot."Aku tak peduli apa yang kau katakan! Enyahlah!" teriak Yue Fei sambil melepas jarum es miliknya ke arah gadis laba-laba itu.Set!Gadis itu dengan mudah menghindari serangan tersebut. Dan dengan satu gerakan cepat dia bergerak ke arah Yue Fei.Grap!Tangan nya menyambar leher gadis itu lalu melemparnya ke arah batu raksasa.Tak ingin tubuhnya menghantam batu, dengan cepat Yue Fei membuat perisai es di bagian punggungnya."Jurus Bayangan Es!"Sebuah bayang
Sementara itu, di Kerajaan robo Lintang yang ada di tengah Pulau Jawa... Batara Geni menatap langit-langit kamarnya. Di sebelah nya terbaring sosok wanita berparas cantik luar biasa. Dia tak lain adalah Ratu Nawang Wulan, Ratu yang menguasai Laut Selatan."Seperti biasa, Kakang selalu hebat dan gagah perkasa..." kata wanita cantik itu sambil menyadarkan kepalanya di dada bidang sang Batara."Anak kita telah menikah...Aku penasaran, bagaimana rupa cucuku nanti. Apakah akan setampan diriku, atau malah lebih mirip dengan menantuku Gandi...?" Ratu Nawang Wulan tersenyum."Tentu saja dia akan mewarisi ketampanan kakeknya. Putri kita Maya, juga mewarisi aura mempesona yang kakang miliki. Aku yakin cucu kita pun sama..." sahut Ratu tersebut."Hufff...Berapa kali kita melakukannya hari ini Wulan?" tanya Batara Geni."Entahlah, mungkin lebih dari sepuluh kali. Aku tak sempat menghitung karena pikiranku dikuasai perasaan nikmat luar biasa. Jadi, aku tak mengingat pastinya..." kata Ratu Nawang
Yang Yue Fei mencengkram kepala Bara Sena yang tengah asyik bermain di bawah sana. Dia menggelinjang tak karuan."Aku mohon...hentikan...!" Tubuhnya yang polos tanpa pakaian telah basah oleh keringat. Entah sudah berapa kali dirinya mencapai puncak padahal, 'pertarungan' yang sebenarnya belum dimulai.Bara Sena menghentikan aksinya lalu merangkak di atas tubuh Yue Fei."Apakah kau merasa nikmat? Aku yakin kau telah merasakannya, tak hanya kenikmatan, bahkan Kutukan Es yang menghantui dirimu pun menghilang, benar begitu?" kata Bara lalu mencaplok dada Yue Fei sebelah kiri hingga membuat gadis itu menjerit keenakan."Apa...! Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku...!?" tanya Yue Fei sambil mendesah.Bara menyeringai."Aku telah membantumu menghilangkan Kutukan Es yang ada didalam tubuhmu. Tak hanya itu, titik meridian mu yang tersumbat karena racun dingin itu juga terbuka sehingga kau bisa menjadi lebih hebat lagi mulai sekarang. Seharusnya kau berterimakasih kepada Dewa ini..." kata
Chu Yi melesat ke arah belasan Pendekar yang melindungi Xue Ruo dan An Yu.Su Mo Yi tak tinggal diam. Dia yang tahu jika kekuatan mereka tak cukup untuk menahan wanita di hadapannya tersebut segera menggunakan jurus terlarang yang dia miliki dari gurunya."Tak peduli apa yang akan terjadi, jurus Pembakar Jiwa ini harus aku gunakan jika ingin melindungi nona Xue...!" batin Su Mo Yi.Tubuhnya menyala merah mengeluarkan kekuatan yang cukup dahsyat. Chu Yi seolah tidak peduli. Tangannya bergerak cepat menyambar Su Mo Yi. Tap!Tangan wanita itu ditangkap begitu saja oleh Su Mo Yi. Chu Yi pun terkejut."Bagaimana bisa? Kau saat ini berada di tahap Alam Mendalam!?" Su Mo Yi tersenyum tipis."Nona Xue dan nona An, lebih baik segera tinggalkan tempat ini. Aku yang akan mengatasinya...Jika kalian berada di sini, itu hanya akan mengalihkan perhatianku...!" kata Su Mo Yi yang saat ini tubuhnya seperti diselimuti aura merah yang membara.Xue Ruo menoleh ke arah An Yu, keduanya pun mengangguk dan
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya."Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut."Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara."Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut."Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis."Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian.Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan Bara saat
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk