Home / Urban / Sistem Pewaris Terhebat / Chapter 651 - Chapter 660

All Chapters of Sistem Pewaris Terhebat: Chapter 651 - Chapter 660

674 Chapters

651

“Kakek menyelamatkanku,” gumam Davis sembari bergegas keluar kafe. Ia terkejut saat melihat Helga berdiri di dekat mobil. “Helga, aku harus segera pergi karena urusan mendadak.”Helga memutar bola mata, menoleh pada Daisy yang baru saja keluar dari kafe. “Dia sangat menyebalkan,” gumamnya.Davis memasuki mobil, melambaikan tangan sebelum menutup kaca mobil. Kendaraan melaju sangat cepat di jalan raya.Davis mengamati Daisy dan Helga, mengembus napas panjang. “Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi aku sebaiknya fokus pada quest.”Helga berpura-pura tersenyum. “Apa yang terjadi selama kalian mengobrol?”Daisy menunduk, menyembunyikan senyuman. “Davis ... tampak canggung saat bersamaku. Apa mungkin aku membosankan?”“Aku pikir siapa pun akan canggung jika bersama seorang wanita cantik sepertimu, apalagi kau berasal dari keluarga Miller. Davis merasa canggung karena dia takut melakukan kesalahan.”“Itu alasan yang masuk akal.” Daisy merasa tidak puas dengan perjumpaan tadi, t
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

652

“Dengarkan aku baik-baik, Draco. Kau harus memastikan Henry Tolando tertarik padamu. Hal bagus jika kau berhasil mengalahkan si Dewa Kematian,” ujar Ludwig.Draco mengepalkan tangan erat-erat. “Aku pasti bisa mengalahkan si Dewa Kematian itu, Tuan. Jangan meremehkanku.”“Kau harus membuktikan perkataanmu.”Draco mendengkus kesal saat panggilan berakhir. “Dasar brengsek! Kau meremehkanku, Ludwig. Aku bukanlah petarung dan berandal biasa. Aku pasti bisa mengalahkan si Dewa Kematian dan menjadi penguasa arena ini!”Draco meninggalkan ruangan, berjalan di lorong, melewati para petarung yang tengah bersiap-siap dan berbincang. “Aku akan membalas tindakan kalian di arena. Kalau bukan karena aku harus menyembunyikan kekuatanku, aku pasti akan menghajar kalian semua.”Draco berbelok ke samping, memasuki ruangan.Toba, Lexy, dan John mengamati Draco, berdiri di dekat pintu.“Apa kau masih yakin jika pria itu berbahaya, Toba?” tanya Lexy.John menyahut, “Pria itu memang lolos hingga ke tahap in
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

653

Jack, Emir, Russel, dan Harry sontak terkejut, saling bertatapan sesaat. Mereka tentu ingin memiliki hubungan baik dengan Dariel sehingga kesempatan ini tidak boleh sampai terlewatkan.“Sial, kenapa Dariel terlihat sangat penasaran dengan Davis?” gumam Jack sembari mengepalkan tangan erat-erat. “Dasar brengsek! Kau membuatku semakin muak, Davis.”“Aku tidak ingin Davis semakin sombong di depanku, tetapi aku tidak bisa melewatkan kesempatan ini begitu saja. Ayah pasti sangat senang jika aku bisa pergi ke salah satu perusahaan keluarga Miller bersama Dariel,” batin Emir. “Persetan dengan Davis saat ini. Aku harus bisa pergi ke perusahaan keluarga Miller.” Russel tersenyum, melirik Jack, Emir, dan Harry. “Mereka pasti memiliki pikiran yang sama denganku.”“Ini menarik.” Harry mengamati Dariel. “Dariel penasaran pada Davis sehingga dia memberikan sebuah hadiah yang menarik. Aku tentu tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu. Satu hal lagi, aku semakin penasaran dengan Davis. Siapa kau s
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

654

Davis menyambut kedatangan Henry Tolando di ruangan VVIP. “Selamat malam, Tuan Henry. Senang bisa bertemu denganmu malam ini. Apakah kau siap untuk kesenangan malam ini?”Henry Tolando duduk di sofa, mengabaikan Davis. “Jangan membuatku kesal, Davis.”“Aku hanya berusaha ramah padamu, Tuan. Bagaimanapun juga kau adalah mitra bisnisku yang luar biasa.” Davis duduk di samping Henry Tolando, melirik Harold dan beberapa pengawal Henry Tolando di belakang kursi.Davis tersenyum, memeriksa layar hologram sekilas. Ia melihat Jeremy, Erwin, dan beberapa anggota utama aliansi tiba di lokasi. “Kau tampaknya sudah sangat siap untuk memenangkan pertarungan malam ini. Sayangnya, aku tidak akan memberikan gelar raja arena pada petarungmu.”Henry Tolando tersenyum kecut, melirik Davis sekilas. “Jangan terlalu sombong, Davis. Kita tidak bisa menebak masa depan.”“Kita memang tidak bisa menebak masa depan, tetapi kita bisa mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin, Tuan. Aku sungguh tidak sabar mel
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

655

Pertarungan semakin menarik dan seru dari waktu ke waktu. Para penonton terus bersorak saat para petarung beraksi di arena. Henry Tolando dan para tamu VVIP lain begitu menikmati pertarungan. Suasana semakin meriah saat para penonton berjatuhan ke arena dan bergabung dengan para peserta.Davis membuka layar hologram, mengamati keadaan Logan dan Ludwig. “Mereka sedang menonton pertandingan sekarang. Mereka berbincang mengenai Draco yang harus menarik perhatian Tuan Henry. Selain itu, mereka juga membahas soal alat-alat canggih.” Davis mengepalkan tangan erat-erat, memeriksa ponsel. “Di mana kakek? Kenapa dia masih belum sampai? Apakah sudah terjadi sesuatu padanya?”“Davis,” panggil Sebastian sembari memasuki ruangan. Ia datang bersama Drake, Louise, dan Ivan. “Jalanan sedikit macet malam ini sehingga kami terlambat.”“Aku sudah menunggumu sejak tadi, Kakek.” Davis menghampiri Sebastian, terdiam saat melihat dua orang di dekat pintu. “Sonya dan Sanu,” gumamnya. “Aku sengaja mengajak
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

656

Satu per satu tamu VIP dan VVIP mulai memilih petarung. Dariel masih menimbang beberapa petarung. Akan tetapi, saat akan menekan bel, seorang tamu lebih dahulu memilih petarung pilihannya.“Dia lebih cepat dariku,” ujar Dariel sembari memilih petarung pilihan keduanya.“Sial,” gumam John sembari mengepalkan tangan erat-erat. “Tidak ada satu pun penonton VIP dan VVIP yang memilihku. Mereka menganggapku lemah.”Lexy tertawa. “Kau bukan satu-satunya orang yang merasa kesal, John. Tidak masalah selama kita mendapatkan uang.”“Siapa yang sudah memilihku?” tanya Toba seraya mengamati ruangan VIP dan VVIP. Tubuhnya memutar bersamaan dengan para penonton yang terus berteriak. “Aku harus menang. Tidak, aku harus mendaratkan satu pukulan atau setidaknya aku tidak mempermalukan diriku saat bertarung dengan si Dewa Kematian.”“Semua penonton sudah memilih petarung kedua mereka. Sayangnya, tidak semua petarung dipilih. Apakah mereka terlalu lemah sehingga tidak pantas dipilih?” Si pembawa acara te
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

657

Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

658

“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

659

Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

660

Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more
PREV
1
...
636465666768
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status