“Woi! Melamun aja. Bikin kopi!” Seorang senior Aksa memerintahkannya untuk membuat kopi. Walau Heru dan teman-temannya sudah menjadi staf lapangan, ia masih datang ke lantai divisi marketing untuk mengambil brosur. Seperti pagi ini, saat Aksa sedang mencoba mengingat dimana ia pernah melihat wajah ibu Aksa, namun suara Heru membuat lamunannya berantakan. Pria itu berteriak dari tempatnya berdiri, memerintahkan Aksa untuk membuatkan kopi hitam. Tidak ingin membuat masalah, Aksa menuruti permintaan Heru, lagipula ia juga ingin minum kopi. “Denger-denger ada yang jadi anak buah kesayangannya nona Sonya, nih!” sindir Heru ketika Aksa mengantarkan kopi pesanannya.“Enak, dong, ya? Per short time, lu dibayar berapa?” sindir Heru lagi sambil terkekeh. “Ngasih layanan plus plus, sih! Pantes jadi anak kesayangan.” Teman Heru yang lain ikut menimpali. Mereka berdua menertawakan Aksa sambil mengejek Aksa. “Jangan sembarangan bicara!” tegur Aksa dengan tegas. Ia menatap Heru dan kawannya
Read more