Rara terbangun karena dadanya terasa sesak. Seperti ada benda berat yang menghimpit dan membuatnya susah napas. Beberapa saat mencerna apa yang terjadi, dia terpekik seraya mendorong kepala Samuel yang bertengger di dadanya."Auch! Apa sih, Ra?" Samuel tentu kaget tiba-tiba dikasari oleh Rara."Apaan sih, Kak? Ngapain tidurnya nempel-nempel gitu. Kan udah dipisahin guling!" seru Rara kesal sambil memperbaiki piyamanya yang berantakan."Namanya juga tidur, Ra. Mana aku tahu mau gerak ke mana." Samuel berucap seakan tak punya dosa."Kalau gini mending aku tidur di ruang tamu aja, deh." Rara hendak beranjak, tapi ditahan oleh Samuel."Jangan, dong, Ra!""Ya udah kalau gitu Kak Sam jaga jarak, dong," sungut Rara. Dia memperbaiki guling yang sudah tidak pada tempatnya. "Nih garisnya, udah jelas, kan?""Iya, iya," sahut Samuel sekenanya. Kenapa jadi Rara yang mengatur, ini kan kamarnya. Tapi anehnya Samuel menurut saja.Dasar rocker bagajulan, tidur nggak bisa anteng, gerutu Rara dalam hati
Read more