Home / Romansa / Mendadak Menikahi Rockstar Tajir / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mendadak Menikahi Rockstar Tajir: Chapter 11 - Chapter 20

25 Chapters

Pengorbanan

Wajahnya cantik kebule-bulean. Hidung mancung dan kulit putih bersih. Fisiknya mendekati sempurna, hanya saja dia merasa keberuntungannya masih jauh. Bianca Downey, seorang model majalah pria dewasa yang bercita-cita menjadi bintang film terkenal. Namun, jalannya mengembangkan karir tidaklah semulus kulitnya. Meskipun dia adalah kekasih dari rockstar ternama negeri ini, tapi langkahnya dalam meniti karir tidaklah mudah.Apa karena skill aktingnya kurang. Entahlah. Selama ini dia hanya mendapat peran kecil di semua film yang dibintanginya. Meskipun namanya mencuat gara-gara memiliki hubungan dengan Samuel Rorimpandey si gitaris gahar Stonedhell, tapi orang-orang di industri film tidak pernah memandangnya.Saat putus asa, Bianca bertemu dengan Ronald Sinaga. Pria paruh baya yang merupakan produser film kaya raya dan terkenal. Ronald yang seorang duda dengan satu anak yang telah dewasa, jatuh cinta padanya. Tidak hanya itu, Ronald juga menawarkan sebuah popularitas yang tak dibayangkan B
Read more

Nathan Yang Menyenangkan

"Ada es krim di bibir kamu," tunjuk Nathan pada bibir Rara. Gadis itu buru-buru mengelap bibir dengan punggung tangan."Ada tisyu kok, nih," ujar Nathan seraya mengambil dua lembar tisyu yang tersedia di atas meja.Rara meringis. Duh, kenapa jadi gugup begini, batinnya. Dia meraih tisyu dari tangan Nathan dan mengelap bibirnya. Jadi, selama menikmati es krim di kedai es krim itu, Rara lebih banyak menunduk dan pura-pura fokus pada mangkuk es krimnya."Kamu kenapa, Ra?""Hah? Memang aku kenapa?""Kayaknya salah tingkah banget."Kembali Rara meringis. Sial banget. Nathan menangkap kegugupan yang sedang melandanya. Terus harus jawab apa. Bayangkan saja, makan es krim berdua dengan basist-nya Stonedhell, apa itu bukan impian setiap perempuan."Udah selesai?" tanya Nathan."Oh, iya, udah." Es krim di mangkuk Rara sudah ludes saking dia tidak tahu harus ngobrol apa, jadinya dia makan dengan cepat."Bentar, ya ... aku bayar dulu."Saat Nathan beranjak dari duduknya, barulah Rara merasa lega.
Read more

Curhat

Rara terbangun karena dadanya terasa sesak. Seperti ada benda berat yang menghimpit dan membuatnya susah napas. Beberapa saat mencerna apa yang terjadi, dia terpekik seraya mendorong kepala Samuel yang bertengger di dadanya."Auch! Apa sih, Ra?" Samuel tentu kaget tiba-tiba dikasari oleh Rara."Apaan sih, Kak? Ngapain tidurnya nempel-nempel gitu. Kan udah dipisahin guling!" seru Rara kesal sambil memperbaiki piyamanya yang berantakan."Namanya juga tidur, Ra. Mana aku tahu mau gerak ke mana." Samuel berucap seakan tak punya dosa."Kalau gini mending aku tidur di ruang tamu aja, deh." Rara hendak beranjak, tapi ditahan oleh Samuel."Jangan, dong, Ra!""Ya udah kalau gitu Kak Sam jaga jarak, dong," sungut Rara. Dia memperbaiki guling yang sudah tidak pada tempatnya. "Nih garisnya, udah jelas, kan?""Iya, iya," sahut Samuel sekenanya. Kenapa jadi Rara yang mengatur, ini kan kamarnya. Tapi anehnya Samuel menurut saja.Dasar rocker bagajulan, tidur nggak bisa anteng, gerutu Rara dalam hati
Read more

Temani Aku Minum

Malam itu adalah jadwal Stonedhell mengisi acara penganugerahan musik dan film yang ditayangkan di sebuah televisi swasta besar. Bagi Samuel, ini adalah kesempatannya untuk membuat Bianca menyesali keputusannya. Rencana ini sudah disampaikan oleh Samuel pada Rara beberapa hari sebelumnya."Setelah acara inti ada gathering, aku yakin Bianca pasti datang dengan suami brengseknya itu. Jadi, kamu harus bersikap seolah-olah kamu itu bener-bener istriku, Ra.""Emang aku harus ngapain, Kak?" tanya Rara dengan polosnya."Ya apa kek, peluk-peluk aku kek, cium pipi kek, terserah kamu lah yang penting kamu keliatan lengket aja sama aku.""Ish! Masa aku harus bersikap murahan kaya gitu?"Samuel mendecak kesal. "Kan cuma pura-pura, Ra. Gimana sih kamu ini? Udah deh, Ra ... kamu ikutin aja yang aku bilang."Rara manyun. "Iya, deh," timpalnya dengan berat hati.Dan malam ini setelah Stonedhell selesai mengisi acara, Samuel dan Rara menghadiri acara gathering yang diadakan di hall sebuah hotel bintan
Read more

Berbicara Dari Hati Ke Hati

"Aku nggak pernah masuk ke tempat-tempat kaya gini, Kak," keluh Rara sambil memperhatikan sekeliling. Club yang baru mereka masuki tergolong mewah dan tampak seperti restauran mahal yang terkonsep. Hanya saja lampu-lampu di sana di buat remang-remang meskipun dominan warna biru."Makanya aku ajak kamu ke sini biar punya pengalaman." Samuel mengambil tempat duduk di bar dan menyuruh Rara duduk di sampingnya."Aku pesen es jeruk aja deh, Kak."Samuel terbahak mendengar permintaan Rara. Polosnya gadis ini. "Mana ada di sini es jeruk, Rara," kekehnya. Dia lalu meminta bartender untuk membuatkan Rara minuman yang paling ringan kadar alkoholnya. Sementara untuk dirinya, dia meminta satu botol penuh."Nih, cobain." Samuel menyodorkan gelas berkaki panjang yang isinya cairan berwarna biru dengan topping satu buah cherry pada Rara."Nggak mau ah, Kak. Takut mabok," tolak Rara."Cobain dulu, nggak usah protes."Rara mendengus. Minuman macam apa ini, gerutunya dalam hati. Tapi, karena tatapan Sa
Read more

Dipuji

Bab 15. Dipuji."Ada apa, nih?" tanya Samuel seraya menatap tajam pada pria paruh baya itu."Cuma mengobrol sama nona cantik ini, kok," sahut si pria berbadan gempal itu. Sepertinya dia sedikit sungkan dengan Samuel karena tahu siapa pemuda tampan di hadapannya itu. "Maaf, saya pamit dulu," ucapnya kemudian seraya beranjak pergi."Kamu nggak diapa-apain kan, Ra?" Samuel mengalihkan pandang pada Rara."Enggak, Kak," jawab Rara sambil menggeleng. Padahal pria itu secara ucapan sudah melecehkannya dan Rara masih dongkol."Ayo, pulang," ajak Samuel. Keduanya lalu keluar meninggalkan club. Mobil Samuel beserta sang supir sudah menunggu di depan."Beneran nggak diapa-apain?" tanya Samuel saat melihat Rara cemberut di sampingnya."Enggak, Kak.""Kok mukanya asem gitu?""Nggak papa, Kak. Cuma sebel aja sama kata-kata om-om itu.""Emang dia ngomong apa?"Rara manyun. "Dikiranya aku cewek penghibur yang dibawa Kak Sam. Terus dia ngasih kartu nama, katanya abis sama Kak Sam aku bisa kerja sama d
Read more

Tentang Nathan

Seperti biasa, Rara menaruh guling di tengah-tengah kasur sebagai pembatas antara dirinya dan Samuel tidur. Saat dia merebahkan badan, tak sengaja tatapan matanya berhenti pada wajah Samuel yang berjarak beberapa centi darinya. Pemuda itu sudah memejamkan mata. Rara memperhatikan sejenak wajah tampan yang terlihat begitu damai itu. Gadis itu berpikir sejenak mengenai nasib Samuel yang tidak beruntung dalam hal asamara. Sebenarnya perempuan bernama Bianca itu bodoh atau apa. Apa kurangnya Samuel. Tampan, gitaris hebat dan kaya. Ya, meskipun dia menyebalkan. Jika dirinya menjadi Bianca ...."Ngapain liat-liat?" "Hah?!" Rara tersentak. Samuel tiba-tiba membuka mata. Jadi dia cuma pura-pura tidur. Aduh, dirinya tertangkap basah memperhatikan Samuel. "Naksir?" "Dih, enggak ya, Kak. Aku cuma lagi kasihan aja sama kamu!" sungut Rara sambil beringsut memunggungi Samuel. "Kasihan kenapa?" desak Samuel. "Ya kasihan aja nggak bisa move on," sahut Rara asal. Samuel tergelak. "Lebih kasihan
Read more

Menemani Rara Wawancara Kerja

Rara iseng melamar pekerjaan melalui internet, menjadi guru musik di sebuah sekolah dasar international. Dia merasa banyak waktu luang sekarang karena jadwal latihan dengan Stonedhell hanya sabtu dan minggu.Tanpa diduga, keesokan harinya dia mendapatkan email kalau dirinya diterima di sekolah itu dan diharapkan kehadirannya sesegera mungkin untuk wawancara. Hari ini dipilih Rara untuk datang ke calon tempat kerjanya. Pagi-pagi dirinya sudah sibuk mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk dipakai wawancara.Saat akan berganti baju, dia memeriksa Samuel di atas kasur yang sepertinya masih terlelap. Sudah pasti Samuel bangunnya siang."Mau ke mana?""Aaargh!" teriak Rara terkejut bukan main. Dia belum sempat memakai kemeja dan hanya mengenakan rok serta atasnya masih dalam balutan bra. "Kak Sam kok udah bangun?!" ujarnya gusar sambil menutupi bagian dadanya dengan kemeja."Apa, sih, Ra. Heboh banget. Udah lihat juga aku tadi kamu pake celana dalam sama bra doang."Rara menutup mulutnya
Read more

Kedatangan Ayah Rara

Lagu Frederic Chopin Nocturne In D Sharp Minor mengalun di studio pribadi milik Samuel. Yang memainkannya tentu saja Rara yang hari itu sedang bosan. Main piano adalah jalan satu-satunya untuk membuat moodnya kembali membara.Rara baru berhenti menekan tuts tuts hitam putih saat pintu studio diketuk seseorang."Mbak Rara, ada yang nyari." Bu Via melongok dari balik pintu."Siapa, Bu?" tanya Rara."Orangnya masih di pos satpam. Dia bilang dia ayahnya Mbak Rara. Namanya ... mmm ... Pak Arkan.""Hah!" Rara terkejut bukan main. "Orangnya kaya apa, Bu?" tanyanya penasaran."Saya nggak tahu, Mbak. Mau ngecek aja ke pos satpam apa gimana? Soalnya masih ditahan sama Pak Guntur. Takutnya orang iseng atau malah berniat nggak baik."Rara mengangguk-angguk. Dia penasaran juga apa memang ayahnya yang datang mencari dirinya. Arkan memang nama ayahnya. Tapi, kenapa tiba-tiba dia mencari Rara. Dari mana dia tahu tempat tinggalnya sekarang."Itu, Mbak ... kayaknya orangnya masih di pos satpam," tunjuk
Read more

Penampilan Rara Hari Itu Menyegarkan Mata

"Sam, ada yang nyari." Riana; pengurus studio sekaligus yang mengurus akomodasi Stonedhell saat tour atau manggung, melongok dari balik pintu ruang studio musik di mana Samuel dan yang lainnya sedang berkutat dengan alat-alat musik mereka."Siapa?" tanya Samuel seraya menghentikan petikan gitarnya. "Liat aja sendiri, deh." Samuel mendecak sebal. Kalau ternyata yang mencarinya fans atau wartawan, dia bersumpah akan memotong gaji Riana. Namun, saat dia masuk ke ruang tamu, dia tertegun. Sosok ramping yang dibalut pakaian elegan itu berdiri di sisi meja kabinet membelakanginya. Dia sedang menatap poster personel Stonedhell yang terpajang di dinding. "Bi?" panggil Samuel dengan tenggorokan tercekat. Bianca memutar badan dan tersenyum. "Hai, Sam ... apa kabar?" sapanya. "Baik. Kamu ... ada perlu apa ke sini?" tanya Samuel. Matanya masih menatap sosok Bianca yang masih cantik seperti biasanya. Meskipun sepasang mata indah itu tampak sedikit sembab, atau kurang tidur mungkin. Samuel mak
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status