Home / Pernikahan / Air Mata Di Hari Pernikahanku / Chapter 11 - Chapter 14

All Chapters of Air Mata Di Hari Pernikahanku : Chapter 11 - Chapter 14

14 Chapters

episode 11

“Dia kenapa, Dara?” Tanya Aji yang memegang ke dua bahu adiknya.“Ternyata dia sudah menipu kita dan memberikan cek kosong, Kak. Lalu ibu syok dan jatuh pingsan seperti ini.” Jelas Dara kepada Aji.Wajah Aji berubah menjadi merah padam saat mendengar penjelasan dari adiknya.“Kurang ajar! Rupanya dia sudah berani menipu kita!” cetus Aji yang kini menatap Dara, “ kakak ‘kan sudah pernah bilang sama kamu, tapi kamu malah tidak mendengar kata-kata dari kakak!” Sambungnya.Dara yang di salahkan seperti itu tidak terima, ia malah balik memarahi sang kakak dan mengungkit hubungan gelapnya bersama dengan Yasmin.“Loh, kenapa kakak jadi marah-marah sama aku! Ini juga termasuk salah kakak, mungkin dia ingin membalas dendam karena sudah di khianati sama kakak dengan Mbak Yasmin.” Pekik Dara.Aji bergeming, mungkin ucapan Dara ada benarnya juga. Bahwa Tari telah sengaja melakukan ini untuk membalas dendam.“Diam kan? Makanya jadi orang itu enggak usah nyalahin kesalahan orang lain.” Ketus Dara.
Read more

episode 12

Plak!!Baru saja Ali sampai dan membuka pintu, tiba-tiba ia di sambut dengan sebuah tamparan keras dari Pak Widodo.Pria yang memiliki kulit sawo matang itu langsung menengok ke arah sang ayah dan memegang pipi kanannya, ia tidak mengerti kenapa ayahnya malah menampar pipinya tanpa ada sebuah alasan.“Dasar anak tidak tahu diri!” Sentak Pak Widodo dengan wajah merah padam.“Apa maksud Ayah?” tanya Ali yang belum paham.“Tidak usah berlaga tidak tahu! Kamu apa kan Lisda?”Dugaan Ali tidak meleset sama sekali, ia sudah menduga Lisda pasti mengadu kepada Pak Widodo, entah apa yang ia adukan sampai-sampai Pak Widodo begitu marah kepadanya.“Aku tinggalkan dia di jalan.” Ucap Ali, meskipun berbohong pasti ayahnya sudah tahu dari Lisda. Maka dari itu ia lebih memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.Pak Widodo menggeleng, ia tidak percaya anaknya bisa melakukan hal sebodoh itu kepada calon istrinya.“Di mana otak kamu Ali! Kamu tega meninggalkan calon istrimu di tengah jalan. Kamu tidak be
Read more

episode 13

“Apa maksudmu?”Tari dan Ali menoleh ke arah sumber suara itu, terlihat jika ada Lisda yang tengah berdiri di belakang Ali.“Li-lisda, dari mana kamu tau kalau aku ada di sini?” “Kamu tidak perlu tau! Yang jelas sedang apa kamu di sini?” Lisda menghampiri Ali dan...Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Tari yang membuatnya sedikit terhuyung ke belakang.“Dasar wanita murahan!” hina Lisda dengan memandang rendah Tari.“Jaga mulutmu, Lis! Tari tidak murahan, jangan asal bicara kamu!” sentak Ali yang sudah tidak tahan dengan sikap Lisda yang sangat keterlaluan.“Untuk yang ke sekian kalinya kamu membela dia dari pada aku, Mas!” pekik Lisda.Wanita cantik yang bertubuh semampai itu menatap Tari yang sedang merasakan sesak di dada, karena mendapat hinaan dan tamparan dari Lisda.“Ini untukmu,” Ujar Lisda yang memberikan sebuah undangan pernikahan untuk Tari.“Mudah-mudahan setelah kita menikah, kamu tidak akan berani untuk mendekati Mas Ali lagi.” Tambahnya.Saat Tari akan mengam
Read more

episode 14

“Mana sih! Udah setengah jam aku menunggu di sini, apa aku pulang saja ya?” ujar pria tersebut.*Di tempat lain, Tari langsung menyambar kunci motornya yang terletak di atas meja. Wanita cantik itu berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan sarapan, sehingga membuat Pak Irwan dan Bu Asti bertanya-tanya dengan sikap Tari yang terlihat tergesa-gesa.“Tari, kamu mau kemana? Nggak sarapan dulu?” tanya Bu Asti yang melihat Tari melewati meja makan, biasanya Tari tidak pernah melewatkan sarapannya.“Nggak, Bu. Nanti Tari sarapan diluar saja, sekarang Tari mau ketemuan sama customer, tapi Tari kesiangan,” jelas Tari.“Ya udah, hati-hati di jalan.”“Iya, Bu, Pak. Tari pamit, Assalamualaikum?”“Wa’alaikumsalam,” ucap Bu Ati dan Pak Irwan secara berbarengan.Wanita cantik itu langsung mengeluarkan sepeda motor matic kesayangannya, ia lebih suka ke mana-mana naik sepeda motor karena menurutnya sepeda motor itu lebih simpel ketimbang mobil yang suka terjebak mace
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status