Semua Bab Perangkap Kencan Buta CEO: Bab 11 - Bab 20

179 Bab

Cowgirl Dari Kentucky

Pesawat yang membawa rombongan kunjungan pabrik Grup Benneton mendarat mulus di Bandara Los Angeles Internacional. Sesuai dengan perkataan Jonas, mereka memang dijemput oleh anak buahnya dengan mobil SUV operasional perusahaan cabang Santa Monica."Senang sekali bisa mendapat kunjungan lagi dari Anda, Mister Benneton!" ujar Phil Filbert, kepala cabang pabrik manufaktur makanan dan minuman kaleng Benneton Prime itu dari bangku samping pengemudi.Senyum ramah tersungging di wajah Jonas, dia pun membalas, "Terima kasih atas sambutan hangat Anda, Sir. Laporan produksi yang meningkat stabil dari cabang Santa Monica membuatku penasaran."Phil Filbert sedikit merasa bangga dengan performa cabang pabrik yang dipegangnya. Dia menjawab, "Saya akan menyampaikan apresiasi Anda ke anak buah nanti. Oya, apa factory visit akan dilakukan langsung hari ini, Mister Benneton?" "Ya, sebaiknya begitu karena cabang Santa Monica sangat luas pabrik dan gudangnya. Mungkin hingga lusa baru selesai kunjungan i
Baca selengkapnya

Rahasia Kelam Isabella MacConnor

"Mrs. Isabella MacConnor, silakan masuk ke ruang praktik!" panggil perawat jaga di depan pintu. Wanita berambut pirang tersanggul rapi yang nampak anggun dan tak menampakkan gejala gangguan mental apa pun itu melangkah cepat di atas highheels 12 cm fashionablenya. Dia mengenakan kaca mata hitam keluaran Chanel untuk menyembunyikan sebagian wajahnya.Dari bangku praktiknya, Dokter Gabriel Benneton bangkit lalu menyambut pasien spesial itu. "Hello, Bella. Kejutan ... ada apa? Sudah lama kau tidak menjalani konseling bersamaku. Kupikir segalanya baik-baik saja!" ujar pria berperawakan tegap atletis berambut pendek bergelombang warna cokelat gelap itu. Sepasang mata turquoise miliknya identik dengan mata suami Isabella MacConnor.Berkebalikan dengan reaksinya terhadap Jonas, justru ketika berhadapan dengan Gabriel, wanita itu lebih kalem. Isabella memeluk dokter ahli kejiwaan langganannya yang merawatnya semenjak setahun yang lalu pasca mengalami pemerkosaan di jalan."Gabe, semalam Jona
Baca selengkapnya

French Kiss Kepiting Saus Lada Hitam

Gabriel mengancingkan kemeja putihnya di depan cermin kamar tidurnya di kediaman Benneton. Dia sedang bersiap-siap untuk menemui Isabella MacConnor sesuai janji mereka tadi pagi. Ada kegalauan yang tersembunyi dalam hati kecilnya. Pertemuan di balik dinding kamar hotel yang akan mereka lakukan bisa mengarah ke hubungan yang tidak sehat terkait status ipar yang ada di antara dirinya dan Isabella.Seusai mengenakan jas biru navy dan menyisir rambut pendeknya yang tebal bergelombang itu, Gabriel turun dari kamarnya di lantai dua. "Hai, Gabe. Kamu mau pergi ke mana malam-malam begini?" tanya ibunya, Cecilia Benneton yang tak sengaja berpapasan di dasar tangga."Ohh, Mom, aku ada janji dengan kolegaku untuk dinner bersama. Aku pamit ya, salam untuk Dad bila beliau mencariku!" jawab Gabriel seraya mengecup pipi ibunya lalu melambaikan tangan seraya berjalan menuju teras depan.Kali ini Gabriel tidak diantarkan sopir dan memilih mengemudikan sendiri mobil sedan Maserati Quattroporte maroon
Baca selengkapnya

Tergila-Gila Kepadamu

"DAMN IT!" desis pria itu disusul tawa kering singkat.Gabriel menahan napas dengan jantung yang nyaris melompat keluar dari rongga dadanya. Isabella terlalu menggoda dan membuat akal sehatnya melayang kabur entah ke mana.Di hadapan Gabriel yang duduk di tepi ranjang, wanita itu menurunkan risleting gaun sequin hitam yang tadinya menunjukkan lekuk tubuhnya dengan tegas. Sepasang bulatan kembar tanpa penyangga bergoyang lembut dan membuat rahang bawah Gabriel terjatuh. "No ... no ... no. Please stop, Bella!" sergah Gabriel sebelum gaun yang merosot turun ke perut wanita itu menelanjangi tubuh indah berlekuk feminin yang membuatnya terbakar birahi.Segera Gabriel menaikkan lagi bagian atas gaun hitam yang separuh terbuka itu hingga menutup kembali tubuh Isabella MacConnor. Adik iparnya mengomelinya, "Kau ini terlalu, Bella! Apa kau ingin aku kalap lalu melakukan hal yang tidak-tidak terhadapmu?!" "Gabe, kau bilang orang tuaku membutuhkan penerus keturunan. Apa bedanya kalau putra bun
Baca selengkapnya

Sebenarnya Dia Sangat Manis

"Pagi ini ada muat barang dari gudang ke kontainer di Santa Monica Pier untuk dikirim ke Eropa, Sir. Rencana akan turun barangnya di Pelabuhan Rotterdam, London, Barcelona, Dublin, dan Porto," lapor Philip Filbert ketika menemani Jonas berkeliling pabrik di bagian produksi minuman kaleng.Ketika melewati mesin pembuat soda, Jonas teringat dengan minuman favorit Audrey dan dia berkata, "Okay, aku ingin survey langsung ke pelabuhan, Mister Filbert. Oya, bisa minta sampel produksi terbaru Dazzling Soda rasa lemon dua kaleng?" Segera Philip menyuruh anak buah pabrik mengambilkan dua kaleng minuman soda produksi hari ini sesuai permintaan Jonas. "Silakan, Sir. Ini paling baru produknya!" ucap Philip seraya menyerahkan dua kaleng minuman berwarna kuning cerah itu ke tangan bosnya."Audrey, coba ini! Apa rasanya sesegar yang biasa kamu beli di minimarket?" Jonas membuka segel kaleng Dazzling Soda rasa lemon di tangannya lalu memberikan itu ke asisten pribadinya.Dengan ragu-ragu Audrey mene
Baca selengkapnya

Terhimpit Realita Kehidupan

"Baiklah, barang belanjaan dari California sudah diturunkan semua dari mobil. Beristirahatlah yang cukup. Sampai bertemu besok pagi, Audrey!" pamit Jonas seusai dia mengantar asisten pribadinya yang cantik ke unit apartemen kelas menengah di pusat kota Houston itu.Perlahan Audrey melangkah maju lalu berjinjit untuk mengecup pipi bosnya sekali dengan penuh keraguan. "Terima kasih, Mister Benneton. Uhm ... Anda orang yang sangat baik!" ucap Audrey dengan wajah merona.Jonas berdehem, dia menarik napas panjang untuk menenangkan diri. Wanita itu jelas tak tahu apa yang menari-nari dalam benaknya. Dia benar-benar menahan hasrat untuk menarik Audrey ke sofa dan melakukan banyak hal menyenangkan berdua saja."Your very welcome. Aku pergi sekarang, Audrey. Bye!" sahut Jonas segera membalik badan kekarnya dan membulatkan tekad melangkah dengan kaki panjangnya ke pintu lalu menuju ke lift.Selepas kepergian bosnya, Audrey segera mandi cepat dan berganti pakaian yang lebih casual karena dia aka
Baca selengkapnya

Digoda Bos Di Kantor

Running trade bursa Eropa bergerak cepat di layar laptop Jonas Benneton. Pria itu memperhatikan pergerakan harga saham perusahaannya yang listing juga di bursa benua biru selain di bursa Dow Jones Amerika Serikat. Di tangannya segelas cognac dengan es batu yang mencair terguncang perlahan.Malam itu terasa sepi dan sendiri seperti biasa karena dia tak pulang ke mansion house untuk bersama istrinya. Setelah penolakan kasar Isabella MacConnor beberapa malam lalu, Jonas enggan tinggal di sana lagi. Lebih payahnya justru dia merindukan Audrey, tetapi tidak memiliki akses untuk bersama dengan wanita itu selain menemuinya besok di kantor."Hmm ... saham Grup Benneton semua bergerak naik, good!" gumam Jonas lalu meneguk cognac dingin dari gelas kristalnya.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ada panggilan telepon masuk. Jonas pun melihat id caller di layar HP itu, ternyata Harry Thompson. Dia berharap ada kabar tentang tawarannya untuk Audrey dan segera menjawab, "Halo, Harry. Ada apa?""Halo, Jon
Baca selengkapnya

Memulai Sebuah Babak Baru

"Tolong tanda tangani di sini dan di sini, Miss Audrey Newman!" ujar pegawai firma hukum yang disuruh untuk meminta tanda tangan persetujuan surat kontrak antara Jonas Benneton dengan wanita itu.Dengan patuh tanpa membaca isi surat perjanjian itu Audrey langsung menanda tanganinya. Dia hanya fokus pada uang satu juta dolar yang diperlukan untuk biaya rumah sakit Dicky. "Baiklah. semua sudah lengkap. Miss Audrey, Mister Harry Thompson, saya permisi!" pamit pria bernama Andrew Longhorn itu lalu bergegas menyalami mereka berdua dan meninggalkan kantor pemilik Majestic Executive Club.Setelah itu Harry pun berkata, "Audrey, klien exclusivemu itu ingin berkencan lagi Jumat malam ini di Hotel Royal Aston Premiere. Dia menitipkan nomor ponsel yang bisa kamu hubungi setiap kali kalian akan bertemu. Jangan lupa pakai penutup mata bila menemuinya, Dear!" Audrey tertawa kering, dia sebenarnya juga penasaran seperti apa paras 'Bunny'. Kondisi ini memang sama sekali tidak ideal. Akan tetapi, di
Baca selengkapnya

Bidadariku Sedang Terbakar Gairah

Ponsel Jonas yang terus menyala layarnya karena panggilan telepon masuk itu akhirnya disambar dengan kesal oleh pemiliknya. Jonas harus menginterupsi permainan panasnya bersama Audrey. Dia mendengkus kesal, buru-buru mengenakan celana boxer lalu bergegas keluar kamar menuju balkon. Pintu penghubung tertutup berdebam di belakangnya.Angin malam yang hangat dari jalanan kota Houston bercampur aroma asap kendaraan dan aspal itu menyusup ke dalam kamar Hotel Royal Aston Premiere. Audrey mendengar suara pintu ditutup dengan sembarangan, tetapi dia tetap berdiam diri tergolek di atas ranjang dalam kondisi tanpa busana. Partner ranjangnya yang baru saja menerbangkannya ke langit ketujuh entah memiliki urusan penting apa dan tiba-tiba meninggalkan dirinya."Halo, ada apa, Bella?" jawab Jonas berusaha menekan emosinya yang meluap-luap. Sialan sekali wanita itu, selalu mendorongnya menjauh dan saat dia sedang menikmati kencan panas bersama Audrey malah mengganggu begini.Suara ketus itu terdeng
Baca selengkapnya

Cinta Datang Terlambat

"Aakh ... mmhh!" Audrey mengerang sambil meremat seprai dengan kedua tungkai kaki panjangnya yang terentang. Entah sudah berapa kali dia mendapatkan klimaks sepanjang malam ini, tetapi bagian intimnya terasa kebas hingga dia cemas besok pagi tak dapat berjalan dengan normal karena ulah Bunny.Napas pria yang terdengar memburu diselingi geraman maskulin membuat Audrey mengetahui pasangannya masih berhasrat menggapai puncak kenikmatan sekali lagi."Honey ... ougghh!" pekik Jonas ketika dia menyembur dengan deras usai melesakkan batang keperkasaannya dalam-dalam ke liang basah milik partner kencan butanya."Kurasa kali ini cukup, cairan yogurt segar produksiku terkuras habis dari pabriknya!" canda Jonas seraya menjatuhkan badan kekar bermandikan peluh itu di samping Audrey yang tidak enggan memeluknya.Wanita itu menyusurkan jemari lentiknya di wajah Jonas perlahan seolah ingin mengetahui bentuk paras pasangannya malam ini. "Kenapa menyentuh wajahku seperti ini, Honey?" tanya Jonas pen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status