Senyum di wajah Delia mendadak pudar, dia merasa kesal melihat pemandangan di depan mata.Delia segera membuang pandangan ke arah lain. Pemandangan di depannya membuat Delia merasa cemburu.“Maaf, Firman.”“Tidak apa-apa, pergilah, nanti aku akan menyusul.”Mendengar kata menyusul, membuat Winda merasa bergidik. Dia terus mengingat belelai Firman. Winda segera menggelengkan kepala. Tak mau berpikiran ke sana.Delia bernapas lega, saat melihat Winda berjalan menjauh. Membiarkan dirinya berduaan dengan Firman.Delia mengulum senyum saat melirik Firman. Sayangnya pria itu malah fokus pada kedua anaknya.“Em, Firman. Apa kamu ada jadwal meeting besok?”Firman menoleh, berpikir sebentar, kemudian menggeleng,“Hemm tidak ada, memangnya kenapa?”“Syukurlah. Aku ingin membahas sesuatu sama kamu besok. Jika kamu tidak keberatan, meja makan siang aku akan datang ke perusahaan tempat kamu bekerja.” Firman mengernyitkan kening. Apa yang hendak Delia bahas?“Membahas apa maksudmu?”“Ah, jangan sal
Last Updated : 2024-05-18 Read more