Ketika Selena melihat Maisha, dia hanya memiliki satu pemikiran, yakni mereka yang terikat oleh sedikit takdir.Saat Selena berbalik dan pergi, Maisha segera mengejarnya, "Selena, tunggu sebentar. Ada yang benar-benar ingin kukatakan padamu."Bukannya berhenti, Selena malah melangkah semakin cepat. Dia sampai mendengar suara perawat lain yang mengejarnya dengan tergesa-gesa dari belakang, "Nyonya, tolong pelan-pelan. Jantung Anda tidak sanggup jika dipacu seperti itu!"Selena mendengar ucapan ini dan berhenti berjalan. Maisha dengan cepat menggapai tangannya sambil terengah-engah, "Selena, tunggu sebentar."Tanpa riasan, wajahnya jelas terlihat pucat dan lemah, bibirnya bahkan agak memerah."Nyonya Maisha, saya pikir kita sudah selesai bicara.""Selena, lima menit saja, lima menit ya?" ucap Maisha memohon.Perawat mungil di samping sibuk menasihati, "Nyonya, jantung Nyonya sedang tidak stabil, jangan sampai memicunya."Selena dipaksa untuk berada dalam situasi ini, dia pun menyetujuiny
Read more