Riri menatap Leon sebentar lalu pandangannya tertuju pada paha ayam yang ada di piringnya. Bibir Riri bergetar seolah-olah akan ada guncangan hebat yang akan melanda.“Tertawa aja, nggak usah di pendam, mumpung aku belum marah, kamu tertawa aja sepuasnya.”Riri di buat salah tingkah, dengan sekuat tenaga Riri mengontrol bibirnya agar tak bergetar dan mengeluarkan suara tawa yang akan membuat Leon marah.“E-enggak kok, aku nggak ketawa. Ouh iya, ayah tadi di operasi jam berapa? Apa sekarang sudah selesai?” Tanya Riri yang mencoba mengalihkan pembicaraan.“Sudah dari jam sembilan tadi, mungkin sebentar lagi selesai.”Riri mengangguk lalu memakan makanan di depannya dengan terburu-buru, Riri kini tak sabar untuk bertemu ayahnya, perasaan sedih dan senang bercampur menjadi satu. Membayangkan kondisi ayahnya setelah operasi membuat jantung Riri berdebar tak karuan.“Pelan-pelan aja, ayah juga nggak akan lari kemana-mana.”Riri hanya mengangguk namun tak mengindahkan ucapan dari Leon. Riri
Read more