Semua Bab Gadis Kriminal dan Tetangga Misterius: Bab 61 - Bab 70

78 Bab

60. Izin

Seluruh pasang mata saling bertukar pandang dengan tatapan penuh kejutan, namun hanya Chika dan Dirga yang bertatapan tanpa ekspresi. Itu adalah kalimat yang mengejutkan yang diminta oleh Chika selama hidupnya. Bahkan, Dimas yang mengenalnya cukup lama juga turut dibuat terkejut dengan permintaan tersebut."Chika, kamu—""Aku serius. Aku mau tidur sama Dirga," kata gadis itu lagi.Mungkin beberapa menganggap kalimat tersebut cukup ambigu, namun ada juga yang mengartikan dengan makna lain demi menetralkan situasi yang membingungkan."Laki-laki sama perempuan tidur harus dipisah," kata ibunda Dirga.Pada dasarnya, semua orang di sana tahu jika Dirga dan Chika tengah menjalin hubungan. Hanya saja, ini kelewat mengejutkan untuk mendengar permintaan yang bahkan belum pantas untuk dilakukan diusia mereka. Dan ibunda Dirga tak meletakkan harapan apapun pada putranya yang kini tengah menatap kearahnya."Ayah bisa marah kalau tau," ucap sang ibu."Tapi, ayah lagi keluar kota, bunda," balas Dir
Baca selengkapnya

61. Rencana Baru

Keadaan jauh membaik, kejadian menyakitkan semakin terlupakan. Senyuman yang semula hilang, kini kembali bersemi. Dirga yang berhasil meyakinkan Chika mengubah kekasihnya kembali seperti semula. Keceriaan gadis itu telah mengisi hari-harinya lagi.Dirga yang memandang dari kejauhan itu hanya bisa tersenyum melihat sang ibu bersama kekasihnya. Tak perlu penjelasan lagi jika apa yang Dirga lihat itu seperti pendekatan antara kekasihnya dengan calon ibu mertuanya. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran yang agak berlebihan itu. Lantas dia berjalan keluar guna melihat keduanya lebih dekat.Dua wanita di pelataran rumah itu tengah bertanam, memindahkan tanaman rusak dan menggantikannya dengan yang baru. Ini adalah pengalaman pertama untuk gadis itu. Namun, secara tiba-tiba, seorang pengendara yang lewat melempar kantung sampah dan tak tepat pada sasarannya, yang mana membuat sampah tersebut pecah dan berantakan. Tak hanya itu, kedua wanita di sana ikut terciprat."Woi!!
Baca selengkapnya

62. Perencanaan Ulang

Secara kompak, Dimas dan Chika bersama dan serius memasang mata dan rungu untuk menangkap ide yang dikatakan oleh Dirga. Kekasih Chika itu tampak serius menjelaskan seluruh ide yang ada di kepalanya. Ya, beberapa detik lalu, Dirga sempat tak menyangka jika dia akan menggunakan kepalanya untuk membantu dua senior pelaku kriminal ini."Kita cukup tau, kalau mereka nutupin hasil forensik," tutur Dirga."Tapi gimana kalau pihak keluarga nggak mau diajak kerjasama? Kasusnya udah lewat juga," tanya Chika.Dirga menatap sang kekasih beberapa detik tanpa bersuara, dia membuang nafas cukup panjang sebelum menjawab pertanyaan itu. "Belum terlalu lama kasusnya sampai hari ini. Walau udah dikasih uang tutup mulut, mereka pasti masih belum terima kehilangan anggota keluarga," jelasnya."Mungkin bener apa yang Dirga bilang, kita bisa coba cara itu dulu," Dimas menambahkan."Gimana kalau gagal lagi?"Itu adalah pertanyaan yang cukup aneh ketika ditanyakan oleh Chika. Dimana gadis itu adalah otak uta
Baca selengkapnya

63. Situasi Mengejutkan

"Gimana? Mereka mau diajak?"Itu adalah pertanyaan yang lolos dari mulut Dimas ketika mendapati Dirga yang masuk ke dalam mobilnya. Kedua laki-laki itu baru saja mendatangi rumah keluarga korban yang hendak mereka ajak untuk bekerja sama mengalahkan lawan terakhir mereka. Hah.. tentu saja dia harus dikalahkan dengan cara ini untuk membuat pribadi itu menyesali atas perbuatannya pada ayah Chika.Dirga masuk dengan air muka yang tampak membingungkan untuk diartikan. Bahkan, Dirga juga menghindari tatapan Dimas yang menantikan jawabannya itu."Mereka masih mau mikir-mikir dulu," ucapnya bersaman menutup pintu mobil. "Mungkin mereka belum seutuhnya yakin sama semua penjelasan dan bukti yang kita dapet," imbuh Dirga.Terdengar suara desisan dari mulut Dimas, memang tak mudah meyakinkan seseorang yang sebelumnya tak pernah ditemui. Dimas sampai menggigit bibir bawahnya lantaran ikut dibuat khawatir akan rencana ini. Mereka bertiga hanya mengandalkan rencana terakhir ini, dan tak ada rencana
Baca selengkapnya

64. Kabar Terkini

Bertepatan dengan Chika yang baru saja memarkirkan motornya di pelataran rumah, dua laki-laki dari arah selatan itu bergegas keluar dari mobil guna menghampiri gadis yang menyadari kedatangan mereka. Dengan maniknya yang sama-sama membara seakan tak sabar untuk mengatakannya, Chika sampai mundur beberapa langkah. Kedua laki-laki itu terlihat seperti predator yang kelaparan. Chika merinding melihatnya."Kalian apa-apaan, sih?" tanya Chika."Kita bawa berita," kata Dirga."Sesuatu yang mungkin juga bikin lo kaget," Dimas menambahkan.Iya, dari raut wajah mereka berdua memang tampaknya begitu, namun bukan berarti datang dengan saling mendorong layaknya anak kecil yang ingin mendapatkan mainannya lebih dulu. Gadis itu sampai mendengus sebelum membawa langkahnya menuju teras rumah lebih dulu, diikuti dengan kedua laki-laki tersebut. Ketiganya duduk di sana, membentuk lingkaran kecil sebelum Dirga yang membuka obrolan."Gue belum dapet persetujuan dari pihak keluarga korban, karena mereka b
Baca selengkapnya

65. Berdebar Kencang

Tak ada lampu penerangan di dalam kamar Chika, hanya pantulan sedikit cahaya dari luar kamar yang membuat pengelihatan keduanya sama-sama terbatas. Padahal, benar-benar sudah lewat dari tengah malam, tapi keduanya masih belum ada niatan untuk memejamkan kedua mata. Yang ada, mereka saling melempar tatapan dengan senyuman manis."Beneran belum mau tidur?" tanya Chika."Belum ngantuk. Kenapa nggak lo aja tidur duluan. Lo harus sekolah," balas Dirga."Bahkan, gue rela nahan pusing,"Dirga tak bisa menyembunyikan senyumannya, lantaran kalimat itu cukup membuatnya tersipu dengan makna dibaliknya. Dia sampai menggigit bibir bawahnya, merasa gemas dengan tingkah dan perilaku Chika. Salah satu tangannya terarah pada pucuk kepala gadis tersebut, memberikan usapan lembut penuh afeksi. Di atas ranjang keduanya saling melempar kasih sayang satu sama lain.Ditengah-tengah kegiatan sederhana itu, Chika meraih tangan Dirga memainkannya dengan kedua tangannya—lantaran tangan Dirga yang besar dan bera
Baca selengkapnya

66. Rencana Kedua

Mendatangi rumah itu untuk kedua kalinya. Dan kali ini Chika datang bersama mereka, bertemu langsung dengan seorang wanita yang tampak terkejut dengan kedatangan ketiganya. Mungkin akan terbiasa saat melihat Dirga dan Dimas, hanya saja terdapat seorang wanita yang tak pernah dia lihat sebelumnya.Chika memasang senyuman tipisnya, dia memang harus bersikap ramah pada wanita tersebut. Bahkan, gadis itu yang lebih dulu menghampiri wanita yang masih terdiam di depan rumahnya. Gadis itu sedikit membungkuk sebagai rasa hormatnya pada wanita yang hampir semumuran dengan ibunya."Sore, tante," sapa Chika lebih dulu."Sore," sapa wanita tersebut tampak ragu.Wajar jika memang wanita itu memberikan respon seperti itu, Chika sendiri juga tak akan menyalahkannya. Terlebih, dia yakin jika wanita itu pasti terasa asing dengannya. Dan tentunya, kesopanan dan keramahannya yang Chika butuhkan untuk membuat wanita itu bisa yakin dengan kedatangan mereka bertiga. Cara ini bukan untuk menipu, tapi meyaki
Baca selengkapnya

67. Mungkin Sebuah Ancaman

"Dim, Ga, bercanda, kan?"Manik Chika menatap kedua laki-laki itu secara bergantian setelah beberapa kaleng bir diletakkan di depannya. Gadis itu menelan ludahnya kesulitan, mengerjap beberapa kali dengan perasaan kalang kabut akibat perkataannya sendiri. Bahkan, senyuman canggungnya juga tak membuat Dirga menyingkirkan kaleng-kaleng tersebut. Padahal, tadinya Chika berpikir jika sang kekasih akan memahaminya."Tadi lo yang minta mabuk. Ini udah ada banyak pilihannya. Mau yang mana?" tanya Dimas.Chika semakin tak bisa bersuara, salah satu tangannya tergerak meraih tangan Dirga, berharap laki-laki itu luluh dan membantunya melepaskan diri dari situasi. Namun, sejak kapan Dirga dan Dimas membentuk aliansi untuk menyerangnya? Dirga justru menarik tangannya yang sempat bersinggungan. Membuat Chika hanya bisa menggigit bibir bawahnya.Dimas mengambil salah satu kaleng bir tersebut, dia membukanya hingga terdapat busa yang mulai bertumpahan. Laki-laki itu meletakkannya tepat di depan Chika
Baca selengkapnya

68. Diluar Ekspektasi

Laki-laki itu terlalu ragu untuk pulang ke rumahnya, antara harus benci pada sang ayah, atau takut untuk bertemu dengan kekasihnya. Memang, Dirga masih belum memiliki bukti jelas terhadap foto tersebut dengan dugaannya. Bahkan, dia juga masih belum bisa menuduh sang ayah untuk masalah tersebut.Dirga baru menyadari, kenapa selama ini sang ayah melarangnya untuk balapan. Dia selalu dipaksa untuk belajar soal bisnis. Entahlah, dugaannya terhadap sang ayah membuat pribadi itu menghubungkan banyak hal."Apa ayah juga kenal Papa nya Chika?"Itu adalah pertanyaan yang bercokol di kepala Diega saat ini, seakan menjadi sebuah teka-teki yang harus dia pecahkan sebelum menyimpulkan sesuatu. Dirga khawatir jika sang ayah ternyata ikut berada di dalam permasalahan ini, dimana mereka semua yang menjadi penyebab ayah Chika masuk ke dalam penjara. Lalu, bagaimana juga caranya untuk bertanya pada sang ayah?Lamunan Dirga mendadak terpecahkan ketika Dimas menepuk salah satu pundaknya. Ini sudah lewat t
Baca selengkapnya

69. Bimbang

Pagi-pagi Dirga telah berada di pelataran rumahnya, pribadi itu baru saja tiba setelah bermalam di rumah Dimas. Namun, dia tak benar-benar bermalam ketika foto tersebut malah mengacaukan malamnya. Dia melihat mobil sang ayah terparkir di depan rumah, menandakan jika ayahnya telah pulang dari pekerjaan luar kotanya.Dirga hanya berdiri di sebelah motornya, salah satu tangan memegang tangki bensin bersamaan dia menghela nafas berat. Pun Dirga melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan membuka perlahan supaya tak mengganggu kedua orang tuanya. Namun, itu tak sesuai dengan ekspektasi, dimana dia telah mendapati sang ayah duduk di ruang tamu."Percuma," ucapnya lirih.Pribadi itu berdiri dengan kepala yang tertunduk, sengaja menghindari tatapan sang ayah yang tampak tersorot tajam padanya. Mungkin Dirga juga sudah tahu apa yang akan menjadi penyebab ayahnya marah. Dirga tak akan terkejut setelah ini."Mau jadi apa?! Pulang jam segini?!" kata sang ayah.Dirga masih bungkam, dia enggan menyulu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status