All Chapters of KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA : Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

BAB. 31 Amarah Faith

Setelah meyakinkan dirinya jika dia telah bisa mengendalikan emosinya. Faith pun meminta Max melepaskannya."Gue sudah bisa mengendalikan emosi gue, Max! Tolong lepaskan!" serunya tegas."Ta ... tapi, Tuan Muda." Ternyata Max masih ragu untuk melepas Faith. Dia takut sang atasan masih belum bisa mengendalikan emosinya.Menyadari akan hal itu. Faith terlihat mengeraskan rahangnya. Dia pun lalu berkata,"Max! jangan buat saya terlihat bodoh saat ini! Lepas nggak!" ucapnya memaksa.Namun Max juga tetap tidak mau kalah. Faith terpaksa harus lebih bersabar lagi dalam menghadapi sang asisten yang sama kuatnya dengannya. Max mampu menahan tubuh Faith yang penuh otot-otot itu.Faith lalu menghela napasnya dengan sangat panjang sembari berkata,"Max, gue bukan anak kemarin sore yang tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana buruk! Jadi tolong lepaskan gue sekarang juga!" Faith menekankan kalimat-kalimatnya itu kepada sang asisten.Mendengar perkataan Faith yang terkesan bijak itu. Max pun
Read more

BAB. 32 Di Sebuah Butik

Dengan wajah cemberut, Kasih menerima sebotol air mineral dari Faith. Dia pun mulai menghapus air matanya dan kembali bersikap ceria seperti biasanya."Apakah kita bisa berangkat sekarang?" tanya Faith kepada Kasih."Terserah saja." sahutnya dingin.Faith sejenak memandang ke arah sang calon istri. Namun Kasih malah memalingkan wajahnya dari Faith dan memilih memandang ke luar jendela mobil.Faith pun segera melajukan mobilnya menuju butik tersebut. Tak berapa lama mobil Robin juga ikut mengikuti mobil mereka dari belakang.Karena telah dibutakan oleh cinta. Robin pun dengan cepat berubah menjadi jahat."Jika Kasih tidak bisa menjadi milikku. Dia tidak boleh menjadi milik siapa pun di dunia ini!" ujarnya sambil berteriak histeris di dalam mobilnya."Kasih Alayah! Apa pun yang terjadi! Kamu harus menjadi milikku!" serunya tegas dari dalam hatinya."Faith Hoewar! Anda akan merasakan akibatnya karena telah berani mempermalukan saya!" tukasnya sambil memukul-mukul setir mobilnya dengan ku
Read more

BAB. 33 Mengambil Kesempatan

Kasih ke luar dari ruang ganti dengan menggunakan gaun yang baru, pilihan Faith untuknya yang begitu sangat anggun di tubuhnya.Mata Faith tiba-tiba tak dapat berkedip melihat penampilan gadis itu. Dia benar-benar terpesona saat ini."Shit! Kok Kasih malah semakin seksi, sih?" Ternyata memang benar, gaun itu menutupi seluruh tubuh Kasih. Akan tetapi tidak dengan lekukan tubuhnya yang seksi."Rasain kamu, Mas Faith! Sakit mata kan kamu, gara-gara lihatin aku terus?" geramnya dalam hati."Wah cantiknya kamu, Kasih." Puji Nyonya Rara kepada calon menantunya."Kamu sangat cantik, Kasih." Bunda Sani juga ikut memuji kecantikan putrinya.Sementara Faith. Masih saja menatap Kasih, tak berkedip sama sekali."Bagaimana penampilan Kasih menurut kamu, Faith?" Tanya sang mommy kepada putranya."Gaun ini sangat bagus sekali Mom. Keren banget!" serunya menutupi kegugupannya karena penampilan Kasih yang sangat memukau."Faith, yang Mommy tanya tentang penampilan Kasih. Bukan gaunnya. Bagaimana sih,
Read more

BAB. 34 Rencana Busuk

"Mas Faith! Kamu!" kesal Kasih karena pria itu lagi-lagi mencium bibirnya sesuka hatinya.Bukannya meminta maaf, Faith malah berbicara dengan sangat lantang, "Memangnya aku kenapa? tanyanya kepada Kasih."Kamu kenapa mencium ku lagi? Aku sama sekali tidak menyukainya!" ketus Kasih sambil berkacak pinggang di depan pria itu."Cih! Aku tidak peduli kamu suka atau tidak. Tapi ada sesuatu yang perlu kamu ketahui. Setelah kita resmi menikah. Tentu saja status kita berubah menjadi sepasang suami istri yang sah.""Terus memangnya kenapa jika kita telah resmi menjadi sepasang suami istri? Apa ada yang salah dengan itu?" Kasih malah balik bertanya, menantang Faith."Cih!" cibir Faith sambil tersenyum sinis ke arah gadis itu."Dengarkan ucapan ku ini wahai engkau, Kasih Alayah! Aku tidak akan menunda-nunda lagi untuk menjadikanmu milikku seutuhnya. Aku ingin secepatnya memiliki keturunan darimu sebagai pewaris dan penerus Keluarga Hoewar. Seperti yang diinginkan semua orang saat ini. Jadi untuk
Read more

BAB. 35 Mencari Informasi

"Helo, Robin? Kok jadi Lo yang sewot, sih?" tanya Vini tak menyangka dengan reaksi pria itu saat dirinya bercerita tentang Kasih.Menyadari sikapnya yang berlebihan dan mungkin saja akan menimbulkan kecurigaan Vini. Robin pun mulai tertawa,"Ha-ha-ha. Sikapku tidak berlebihan kok, Vin. Hanya terbawa suasana saja. Karena Kasih selama ini memendam rasa cintanya sendiri kepada Tuan Faith. Tapi syukurlah jika mereka telah baik-baik saja sekarang.Lalu Robin kembali menyusun strategi busuknya."Aku harus tahu secara detail bagaimana persiapan pernikahan antara Kasih dan pria itu," gumamnya dalam hati."Vin, ngomong-ngomong pernikahan Kasih dan Faith akan dilaksanakan di mana, ya? Pasti banyak dong, tamu undangan yang akan datang?" tanya Robin sesantai mungkin agar Vini tidak curiga.Karena keasyikan cerita, Vini menceritakan semuanya kepada Robin tanpa sensor sedikit pun. Pria itu mencoba mengingat setiap detail kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Vini kepadanya. Hatinya sangat sena
Read more

BAB. 36 Adu Mulut

Kasih dan Faith akhirnya sampai juga di ruang rawatan Oma Meri. Keduanya langsung disambut hangat oleh sang oma yang sedang disuapin oleh Gilang. Sementara Lovlyta sibuk memijit kaki sang oma."Idih ... pasangan bucin akhirnya nongol juga," goda Lovlyta kepada Kasih dan Faith."Cih! Biasa aja lagi!" sindir Gilang tak suka melihat keduanya."Begitulah orang iri hati!" Faith balas menyindir Gilang."Hei ... Anda! Faith Hoewar! Dari dulu gue sudah naksir sama Kasih. Seantero dunia pasti tahu itu! Lah ... Elo? Sejak zaman kapan Lo naksir Kasih? Yang gue tahu sejak dulu Lo malah gak pernah berdekatan dengan Kasih! Bahkan berbicara pun tidak pernah! Gue yang selalu ada buat Kasih! Bukan Lo!" tegas Gilang dari kesungguhan hatinya.Sementara Kasih menjadi terkaget-kaget dengan ungkapan perasaan Gilang yang terlihat sangat blak-blakkan. Bahkan di depan Oma Meri, dengan begitu lancarnya pemuda itu mengutarakan semua isi hatinya. Ternyata telah sekian lama Gilang memendam rasa sukanya kepada K
Read more

BAB. 37 Gagal Total

Secara perlahan dokter Robin mulai mendekati ranjang Oma Meri untuk lebih cepat melakukan misi jahatnya. Makanya disaat sang dokter telah mendekati ranjang itu, dia segera merogoh sakunya untuk mengambil satu batang suntik, yang sebelumnya telah dirinya isi dengan obat penenang dosis tinggi.Oma Meri telah tidur dengan sangat nyenyak. Sehingga Beliau tidak menyadari jika ada orang lain di dalam kamar itu. Hal itu membuat dokter Robin lebih leluasa untuk melakukan aksinya.Dengan penuh kehati-hatian dokter Robin mulai menusukkan jarum suntik melalui selang infus yang terhubung di pembuluh darah yang berada di pergelangan tangan Oma Meri.Sementara di kafetaria, Entah kenapa perasaan Gilang tiba-tiba menjadi gelisah. Dia yang tadinya ingin makan dengan santainya di dalam kafetaria. Seketika berubah pikiran. Gilang pun menyuruh salah satu pelayan, agar membungkus saja pesanan makan malam untuknya.Setelah itu dengan cepat Gilang melangkah menuju ruangan VVIP. Dia segera membuka pintu k
Read more

BAB. 38 Kecurigaan Gilang

Gilang berdiri mematung di koridor rumah sakit. Dia sedang menunggu Max, Asisten Faith untuk bergantian berjaga dengannya.Gilang ingin pulang ke apartemennya untuk mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang baru. Sepertinya dia sudah kegerahan dari tadi.Kedatangan Mark yang tiba-tiba malah mengagetkan dirinya."Woi, Bro! Melamun saja, Lo!" sapa Max sambil menepuk pundak Gilang."Sialan Lo, Max! Gue pikir Lo siapa!" kaget Gilang sambil memegang dadanya.Entah kenapa setelah ke luar dari ruang kontrol CCTV tadi, Gilang merasa gelisah dan dia tidak tahu penyebabnya apa."Wei ... Bro! Lo kenapa? Kok seperti takut begitu? Apakah Lo telah berubah menjadi seorang penakut, sekarang?" tanya Max heran kepada Gilang."Nggak lah! Enak saja!""Terus Lo kenapa?" Max terus saja mendesak Gilang."Ikuti gue," ucap Gilang dingin.Lalu keduanya pun berjalan menuju ke taman rumah sakit itu. Max semakin curiga jika ada sesuatu yang tidak beres yang baru saja terjadi. Makanya Gilang mengajaknya berbicara
Read more

BAB. 39 Kegelisahan Faith

Namun ditengah rasa lelahnya, tiba-tiba saja ada sebuah mobil mini bus yang berhenti tepat di belakang Gilang. Beberapa orang berbadan kekar mulai ke luar dari dalam mobil itu dan dengan segera melakukan penyerangan.Salah satu dari orang-orang itu mengatakan jika mereka adalah suruhan dari Asisten Max untuk membantu Gilang. "Anda tenang saja Tuan Gilang. Pihak berwajib sedang dalam perjalanan menuju ke tempat ini. Gilang mengangguk pasti, lalu kembali melakukan penyerangan. Tak berapa lama setelah itu, bunyi sirine polisi mulai berkumandang dari kejauhan. Orang-orang yang tadi menghadangnya seketika kabur dari tempat itu tanpa kecuali. Sayangnya tidak ada bukti yang dapat diambil dari mereka.Para komplotan itu bergerak sangat cepat meninggalkan tempat itu tanpa menyisakan satu bukti pun."Tuan Gilang, Anda telah aman sekarang. Silakan lanjutkan perjalanan Anda, beberapa dari anak buah saya akan mengawal Anda sampai di tujuan dengan cepat." seru Komandan Polisi yang bertugas mala
Read more

BAB. 40 Tidur Satu Kamar?

"Max itu orang kepercayaan Tuan Faith! Dia juga sangat jago bela diri dan ahli dalam menyusun strategi!" seru Robin kepada orang-orang itu.Namun sepertinya mereka sama sekali tidak mengenal Max."Dasar nggak becus!" seru Robin marah.Pagi pun tiba, Pukul enam pagi, Kasih terbangun dari tidurnya. Hari ini dia ada janji dengan Lovlyta, sang sahabat sekaligus calon adik iparnya, untuk pergi ke salon bersama.Akan tetapi sepertinya ada yang berbeda di dalam kamar Kasih saat ini. Sayup-sayup dia dapat mendengar bunyi dengkuran laki-laki di dalam kamarnya."Si ... siapa laki-laki yang berada dalam kamarku?" tanyanya gusar pada dirinya sendiri.Suara orang yang sedang mengorok itu berasal dari sofa yang letaknya sedikit jauh dari ranjang. Karena penasaran, Kasih pun segera melangkah ke sofa dan ingin melihat siapa orang yang berani-beraninya masuk ke dalam kamarnya dan numpang tidur di sofa.Kasih pun berjalan dan mulai mendekati sofa. Dia sangat kaget saat mengetahui jika Faith yang seda
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status