All Chapters of THE ISLAND : I'M IN LOVE: Chapter 91 - Chapter 100

118 Chapters

BAB. 91 Welcome Baby Hezra

Seminggu telah berlalu sejak Sera melahirkan Bayi Sebastian Shiloh. Kini, tiba giliran Dokter Mira, yang juga sedang hamil besar, untuk melahirkan buah hatinya. Pada suatu siang yang cerah, Mira merasakan kontraksi yang mulai terasa. Dia tahu, saatnya telah tiba. Saat sinar matahari mencapai puncaknya di langit biru, Mira merasakan kontraksi yang semakin intens. Dia menahan napas sejenak, mencoba untuk mengatur pernapasannya sambil mencari kehadiran Hezki, suaminya, yang saat itu sedang mengumpulkan kayu bakar di sekitar rumah sederhana milik mereka di Pulau Asu. “Hez! Hezki!" panggil Mira dengan suara terengah-engah saat kontraksi melandanya dengan kekuatan penuh. Hezki yang mendengar teriakan istrinya, segera menyadari keadaan istri tercintanya dan bergegas ke arah suaranya. "Apa yang terjadi, Mira Sayang? Apakah kontraksinya semakin kuat?" Mira mengangguk cepat. "Ya, ini mulai terasa lebih serius. K
Read more

BAB. 92 Kehadiran Anak-anak Memberikan Semangat Hidup

Tahun demi tahun berlalu, dan jumlah penghuni Pulau Asu terus bertambah. Pasangan Edu dan Lia, yang dulunya hanya berdua, kini telah diperkaya dengan kehadiran tiga buah hati, yang mereka beri nama Isaac Silverstone, Jacob Silverstone, dan si bungsu Josie Silverstone. Mereka adalah keluarga yang hangat dan penuh cinta, di mana setiap anggota keluarga saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Sementara itu, pasangan Ronald dan Sera juga telah diberkati dengan dua orang anak, Sebastian Shiloh dan Rose Shiloh. Ronald dan Sera adalah orang tua yang penuh kasih sayang, mereka selalu menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik kepada anak-anaknya. Sebastian dan Rose, meski berbeda gender, selalu bermain bersama dan saling melindungi. Pasangan Hezki dan Mira juga telah dianugerahi tiga anak, Hezra Arion dan si kembar Shakila Arion dan Sherina Arion. Hezki dan Mira adalah pasangan yang selalu mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya persaudaraan dan kasih say
Read more

BAB. 93 Nekat Berenang Di Laut

Pagi yang cerah menyapa Pulau Asu setelah semua orang selesai menikmati sarapan pisang kepok rebus. Para ayah, Edu, Hezki, dan Ronald, serta para bunda, Lia, Mira, dan Sera, terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi ke dalam hutan mencari kayu bakar. Anak-anak perempuan, Shakila, Sherina, Josie, dan Rose, dengan semangat juga ikut serta dalam petualangan ini. "Kita akan mencari kayu bakar yang banyak untuk persiapan," ujar Ayah Edu dengan senyum di wajahnya. "Kita harus berhati-hati dan saling menjaga di dalam hutan," nasihat Ayah Hezki. “Jangab lupa kita harus saling berjalan beriringan dan jangan saling mendahului,” tukas Ayah Ronald mengingatkan semua orang. Anak-anak perempuan, dan para ibu dengan hati senang, mengangguk setuju. Mereka dengan antusias siap untuk mengumpulkan kayu bakar. Merekapun berjalan beriringan dengan para ayah dan bunda, menuju hutan yang rimbun. Pagi yang sungguh cerah, para ayah d
Read more

BAB. 94 Sorry, Yeh!

Sebastian, Hezra, dan Jacob merasa bersalah dan menyesal. Mereka menyadari bahwa ketiganya telah membuat orang tuanya khawatir. Mereka pun berenang kembali ke tepi pantai dan berlari mendekati ayah-ayah mereka. "Sudah berapa kali kami harus mengingatkan kalian tentang keselamatan?" tanya Ayah Ronald dengan suara serius. "Kami sangat khawatir dengan keputusan kalian untuk pergi berenang tanpa pengawasan dari kami para orang tua." Sebastian, Hezra, dan Jacob menundukkan kepalanya, merasa malu dan menyesal. Sepertinya ketiganya menyadari bahwa mereka telah membuat kesalahan dan tidak mendengarkan nasihat dari Isaac. Isaac, yang selalu peduli dengan adik-adiknya, mendekati mereka dengan penuh kebaikan hati. "Kalian harus belajar untuk mendengarkan orang tua dan kakak kalian, Sebastian, Hezra, Jacob. Kami hanya ingin kalian aman dan selamat."“Ya, Isaac kami mengaku salah. Tolong maafkan kami,” ucap Hezra mewakili teman-temannya yang
Read more

BAB. 95 Para Ayah Masih Menunjukkan Sikap Tak Suka

Sementara para anak lelaki menjadi terdiam tiba-tiba mendengar gelagat ayah-ayah mereka yang tidak merestui kedekatan Isaac, Sebastian, Jacob, dan Hezra, kepada para anak perempuan.Sedangkan para bunda, terlihat geleng-geleng kepala melihat sikap para suaminya yang bertingkah seperti anak kecil. Karena tentunya para bunda sangat setuju dengan pilihan anak lelaki mereka.“Sudah-sudah. Nanti saja membahas hal lainnya. Ayo kita makan dulu. Shakila, bantulah Isaac untuk mendapatkan makanan untuknya. Sherina, kamu bantu Sebastian, ya?” tukas Bunda Mira, menunjukkan jika dia setuju dengan kedekatan mereka.“Siap, Bunda!” sahut Si Kembar Shakila dan Sherina.Sementara Ayah Hezki langsung menatap tajam ke arah istrinya. Isaac dan Sebastian bukan main senangnya mendengar ucapan Bunda Mira.“Josie, kamu bantu Hezra, ya?” Bunda Lia juga menyuruh putri bungsunya.“Beres, Bunda. Ayo Kak Hezra, kamu mau makan apa dulu, nih?” celetuk Josi
Read more

BAB. 96 Para Ibu Mengajar Anak-anak

Di Pulau Asu nan indah dan eksotis, tiga keluarga masih tinggal bersama dengan penuh harmoni. Keluarga pertama terdiri dari Ayah Edu, Bunda Lia, dan anak-anak mereka Isaac, Jacob, dan Josie. Keluarga kedua terdiri dari Ayah Hezki, Bunda Mira, dan anak-anak mereka Hezra, serta sikembar Shakila dan Sherina. Keluarga ketiga terdiri dari Ayah Ronald, Bunda Sera, serta anak-anak mereka Sebastian dan Rose. Setiap hari, kehidupan di Pulau Asu dipenuhi dengan keceriaan dan kegiatan yang bermanfaat. Untuk memastikan anak-anak mereka tidak buta huruf, para ibu yaitu Bunda Lia, Bunda Sera, dan Bunda Mira mengambil peran penting dalam mengajarkan anak-anak mereka cara membaca, menulis, dan berhitung. Para ibu dengan sabar dan penuh cinta mengajarkan anak-anak mereka di sebuah pondok sederhana yang dibangun oleh para ayah di tepi pantai yang landai. Pondok sederhana ini terbuat dari kayu dan bambu, dengan atap daun rumbia yang memberikan perlindungan dari
Read more

BAB. 97 Keseruan Di Sungai

Isaac, Jacob, Hezra, dan Sebastian adalah empat anak lelaki yang penuh dengan semangat petualangan. Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di hutan bersama para ayah, Ayah Ronald, Ayah Hezki, dan Ayah Edu. Tujuan mereka adalah mencari kayu bakar sambil menikmati waktu berenang di sungai. Pagi itu, sinar matahari menyinari hutan Pulau Asu dengan lembut. Para ayah bersama putra-putra mereka telah berkumpul di tepi hutan, siap memulai petualangan hari ini. Ayah Ronald, seorang pria yang penuh kehangatan, selalu berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan untuk mereka. “Anak-anak, kali ini kita akan masuk hutan untuk mencari kayu bakar,” ucap ayah Ronald kepada Isaac, Jacob, Hezra, dan Sebastian. Ayah Hezki, seorang pria yang penuh kearifan, selalu memberikan nasihat bijak kepada mereka. “Perhatikan langkah kalian, ya! Jangan saling mendahului!” seru Ayah Hezki. Ayah Edu, seorang pria berwa
Read more

BAB. 98 Belajar Menganyam

Pagi yang cerah menyambut para ibu, Bunda Lia, Bunda Mira, dan Bunda Sera, serta putri-putri mereka, Josie, Shakila, Sherina, dan Rose. Mereka semua bersemangat pagi ini untuk menjelajahi hutan Pulau Asu. Para ibu berencana mengambil banyak daun pandan berduri untuk membuat tikar. Mereka berkumpul di depan rumah Bunda Lia, yang terletak di pinggiran pantai yang menjorok ke daratan. Semua ibu dan putri-putri mereka mengenakan pakaian yang nyaman dan membawa tas kecil untuk menyimpan daun pandan yang akan mereka kumpulkan. Bunda Mira lalu berkata, "Selamat pagi, semuanya! Apakah kita siap untuk petualangan hari ini?” “Siap Bunda!” jawab Josiie, Shakila, Sherina, dan Rose serentak. "Hari ini kita akan pergi ke hutan untuk mengambil daun pandan. Kita akan belajar menganyam daun pandan menjadi tikar. Siapa yang sudah siap?” sergah Bunda Lia “Kami siap, Bunda!” jawab para anak gadis itu dengan suara seren
Read more

BAB. 99 Para Anak Lelaki Berlatih Karate

Sore itu, di pinggir pantai Pulau Asu, cahaya matahari menyapu langit, menciptakan warna jingga yang indah di cakrawala. Suara ombak yang gemuruh menyatu dengan riuh rendah suara ayah-ayah yang sibuk mengajar putra-putra mereka bela diri karate. Ayah Edu, Ayah Hezki, dan Ayah Ronald berkumpul di atas pasir putih, sementara Isaac, Hezra, Sebastian, dan Jacob berdiri di depan mereka, siap untuk belajar karate. Ayah Edu, ayah Hezki, dan ayah Ronald dengan penuh semangat akan memperkenalkan beberapa jurus pertahanan, penyerangan, dan cara membuat lawan k.o. kepada anak-anak mereka. "Baik, anak-anak, hari ini kita akan fokus pada teknik-teknik dasar dalam karate," ucap ayah Edu dengan suara tenangnya, sorot matanya penuh dengan semangat mengajar. "Kalian harus memperhatikannya dengan baik," tambah Ayah Ronald. Isaac, yang berdiri di barisan depan, menatap ayahnya dengan penuh antusiasme. "Apa yan
Read more

BAB. 100 Saling Adu Jurus Karate

Pada suatu siang yang cerah di pinggir pantai Pulau Asu, terdapat empat anak lelaki yang mahir dalam seni bela diri karate. Mereka adalah Isaac, Hezra, Jacob, dan Sebastian. Dikelilingi oleh pasir putih dan ombak yang tenang, keempatnya saling adu kekuatan untuk menunjukkan jurus-jurus yang telah mereka pelajari dari para ayah mereka. Isaac pun berkata, "Hezra, coba tangkap jurus ini!" Isaac pun meluncurkan serangan cepat dengan pukulan kiri ke arah Hezra. Hezra dengan sigap menghindar. Seraya berkata, "Kamu belum bisa mengalahkanku begitu mudah, Isaac!" Hezra lalu mengirim balasan dengan tendangan ke arah Isaac. Sebastian lalu menimpali, "Isaac, Hezra, biarkan kami ikut bermain! Ayo Jacob!" Kedua anak lelaki itu pun melompat ke tengah-tengah mereka. Hezra jadi angkat berkata, "Tentu saja, Sebastian. Ayo … kami mau lihat apa yang kalian berdua punya!" Sepertinya Hezra
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status