Semua Bab Halalkan Aku Saat Hilal: Bab 31 - Bab 40

77 Bab

Chapt 31

Satu Minggu Kemudian"Daf, kata Bu Wati sudah satu minggu Abiyan gak masuk ngaji. Gak ada apa - apa kan sama Keluarganya?""Daffa kurang tau Umi." Dustanya."Maaf Daffa harus bohong, suatu saat Daffa bakal cerita ke Umi setelah semuanya selesai." Batinnya."Beneran?""Iya Umi.""Alhamdulillah kalau memang gak ada apa - apa sama Keluarganya. Terus kamu akhir - akhir ini kenapa ke Rumah Sakit terus? Full di Rumah Sakit loh kamu Daf.""Ada Pasien yang butuh perhatian khusus Daffa Umi." Untuk kali ini ia tidak berbohong, memang benar bukan kalau Mazaya adalah Pasien di Rumah Sakit tempat ia bekerja."Oh yasudah kalau begitu. Tuh Abi kamu nanyain terus, apalagi dua minggu lagi udah dua bulan loh Daf. Abi kayaknya mau nagih janjinya sama kamu." Mendengar perkataan itu membuat Daffa mengusap kasar wajahnya, hal itu tak luput dari perhatian Sang Ibu. Maryam mengusap punggung Putra sulungnya, ia tau bagaimana perasaan Da
Baca selengkapnya

Chapt 32

Daffa telah berada di Ruang VVIP tempat Mazaya dirawat. Zafir menghubunginya saat pihak berwajib akan melakukan interogasi pada korban sekaligus saksi. Mazaya merasa terguncang dengan keadaan ini meski hatinya sudah jauh membaik, jadi wanita itu harus tetap mendapatkan dampingan dari Psikiater. Dan Psikiater yang menanganinya adalah Kekasihnya sendiri - Daffa."Selamat Siang Bu Mazaya, perkenalkan saya Reyhan. Saya ditugaskan untuk menangani Kasus yang dialami oleh Bu Mazaya. Apa Ibu bersedia menjawab beberapa pertanyaan dari kami?"Mazaya menatap kearah Daffa dan Zafir yang menemaninya didalam Ruangan. "Lakukan jika kamu memang sudah siap." Kata Daffa."Ya, benar apa yang dikatakan Pak Dokter. Jika memang belum siap memberikan keterangan, maka kami akan menunggu anda sampai siap.""Lakukan tugas Pak Reyhan dengan semestinya, In shaa Allah saya mampu menjawab pertanyaan Bapak tanpa ada kekurangan dan kelebihan.""Baik lah kalau
Baca selengkapnya

Chapt 33

Satu minggu setelah mendapatkan informasi dari Daffa mengenai Giana, Zafir ditunjuk sebagai Jasa Penegak Hukum dalam kasus yang dialami oleh Mazaya. Ia meminta pihak kepolisian yang berwenang untuk menginterogasi lebih lanjut kedua tersangka. Dan mereka mendapatkan pengakuan terbaru yaitu, Ratu melakukan tindakan kriminal tersebut bukan semata - mata karena dendam melainkan ia hanya mengikuti perintah Giana. Pasalnya Ratu memiliki hutang kepada Giana sebesar dua ratus juta, jika ia tidak mengikuti perintah Giana maka wanita itu mengancam untuk meminta uang dua ratus juta tersebut dalam waktu dekat.Ratu tidak memiliki uang sebanyak itu, terlebih saat bermain slot ia selalu saja kalah telak. Judi memang selalu saja membuat si pemain ketagihan akibat rasa penasaran, ketika ia menang pasti akan mencoba kembali agar mendapatkan hasil lebih. Setelah mencoba, bukannya menang justru ia akan terus menerus kalah hingga pada akhirnya menghabiskan uang yang ia miliki, bahkan sampai be
Baca selengkapnya

Chapt 34

Mufid menerima panggilan entah darimana asalnya, raut wajah tenang tergambar jelas. Kemudian sesekali melirik kearah Sang Istri serta Kedua putranya yang tengah menikmati waktu kebersamaan di Ruang Keluarga. "Waktu kamu tinggal satu minggu lagi Daf.""Astaghfirullah Abi perhitungan banget sih sama anak sendiri." Bukan Daffa, namun Maryam yang menjawab."Abi cuma mau mengingatkan Daffa aja Mi. Dihari itu juga kita akan pergi ke Rumah Pak Zainal untuk meminang Ratih. Tidak ada bantahan!""Abi atur saja." "Tuh kan anakmu nurut, memang benar kan kalau wanita itu tidak mau dinikahi?""Abi, jangan bahas itu. Daffa udah nuruti semua keinginan Abi.""Bukan keinginan Abi Daf, tapi demi kamu.""Ya terserah apa kata Abi, yang penting Daffa sudah mengikuti Abi.""Umi tadi abis bikin kue loh, cobain dong." Maryam mengalihkan ketegangan diantara dua pria berbeda generasi."Kue apa Mi?" Dhafir mendekati san
Baca selengkapnya

Chapt 35

Hari yang ditunggu datang juga, Mazaya kini tengah mengenakan Kebaya berwarna hijau. Tidak lupa dengan make up natural look menambah keayuan wajahnya.Prosesi dilaksanakan dengan lancar, Mazaya lulus dengan nilai terbaik. Kini ia tengah berada didepan Gedung Rektoral untuk berfoto bersama Keluarga dan kerabat terdekat, namun seseorang yang ia tunggu belum juga menampakkan hidungnya.Zafir yang mengetahui hal itu, ia mengalihkan perhatian Mazaya dengan memperbanyak foto. Terlebih Liam dengan absurdnya mengirimkan karangan bunga ke Kampus ternama tersebut untuk menyambut kelulusan sang Adik Ipar, hingga akhirnya karangan bunga itu menjadi spot utama untuk berfoto."Ahem.. kita fotonya udahan aja kali ya, pangeran berkuda putihnya udah dateng." Celetuk Mafaza.Betul saja, seorang pria berjalan mendekati Keluarga Burhan dengan bucket bunga ditangannya. Mazaya mengetahui hal itu sontak tersipu malu saat saudara kembarnya terus menerus meledeknya. Daffa
Baca selengkapnya

Chapt 36

"Bukan gitu maksud saya, kalau semisal kita gak jodoh gimana? Padahal kita sudah menjalin hubungan beberapa bulan terakhir ini.""Yasudah mau gimana lagi? Jodoh ditangan Tuhan kan bukan ditangan penciptanya?""Yakin gak patah hati?""Patah hati hal wajar, tapi yauda lah."Daffa tersenyum kecut mendengar jawaban Mazaya. Sepertinya wanita didepannya benar - benar belum juga membuka hati untuk kearah yang lebih serius, begitu batinnya berkata.***Gelar S2 telah tersemat pada dirinya, namun untuk posisi pekerjaan masih sebagai Manajer Personalia. Ya, memang bukan itu alasannya melanjutkan sekolah S2. Namun, ia hanya ingin memperdalami ilmu yang ia minati. Entah apa yang ia pikirkan sehingga memilih jurusan itu, bahkan di Keluarganya hanya ia seorang lah yang memilih jurusan Psikolog."Congraduation Bu Mazaya." Seru Tim Personalia.Teeeetttt... Tet.. Tet.. Teeeeettt...Suara terompet menggema diseluruh Ruan
Baca selengkapnya

Chapt 37

Flashback Dering ponsel terdengar nyaring, sontak membuat si pemilik mengalihkan atensinya dari layar laptop ke layar ponsel miliknya."Assalamu'alaikum."[0822XXXXXX : Wa'alaikum salam, Zafir antum dimana?]"Wa'alaikum salam. Ane di Rumah Mal, biasa sibuk sama kerjaan. Ada apa? Tumben banget hubungi ane, ada yang urgent?"[0822XXXXXX : Cuma mau klarifikasi, itu beneran si kembang pesantren dipinang sama Daffa?]"Maksud antum siapa Mal?"[0822XXXXXX : Antum beneran gak tau kabar? Ane lihat status Whatsapp Maemunah sepupu Ratih. Daffa meminang Ratih Fir.]"Seriusan?"[0822XXXXXX : Loh ane pikir antum tau sama berita ini, yasudah ane kirim ya fotonya. Assalamu'alaikum.]"Wa'alaikum salam."Zafir sedikit termenung setelah memutuskan panggilan dari Kemal - Rekan satu Pesantrennya. Hingga diamnya pria itu menjadi atensi khusus sang Istri."Ada apa Bang? Kok melamun?"Zafi
Baca selengkapnya

Chapt 38

Tanpa basa basi ia membuka pintu Ruangan tersebut dan mendapati Daffa tengah sibuk dengan Laptop didepannya."Aku butuh penjelasan kamu Mas!""Mazaya? Assalamu'alaikum Zay." Daffa berdiri menghampiri Mazaya dan hendak meraih tangan wanita itu namun ia memundurkan tubuhnya."Wa'alaikum salam, bisa kita bicara? Aku gak akan lama biar gak jadi fitnah.""Ya, kita duduk dulu." Daffa mempersilahkan duduk dan Mazaya memilih kursi didepan pria itu."Jadi apa yang ingin kamu bicarakan? Hm?" Lanjutnya."Kita sudahi hubungan ini Mas." Mazaya dengan tegasnya mengatakan hal itu, tanpa air mata yang menetes meski dengan gigi yang gemertak dan sembari menggigit bibir bawahnya."Zay?""Kenapa Mas? Ada yang mau kamu jelasin sama aku?"Daffa tidak mengatakan apapun, seakan lidahnya kelu saat hendak mengatakan sesuatu pada Mazaya. Suara kursi berdecit, ia mendongakkan kepala dan mendapati Mazaya yang tengah berdiri dari k
Baca selengkapnya

Chapt 39

Ratih tengah menemui kedua orang tua Daffa, ingin sekali ia menanyakan mengenai wanita yang ia dapati didalam ruangan kerja Daffa dua hari yang lalu. Pasalnya saat ia menanyakan mengenai wanita itu, Daffa diam saja dan enggan untuk menjawab. Hanya kedua orang tuanya adalah satu - satunya jalan ninja untuk mengetahui dan mengenal lebih mengenai Pria yang hendak menjadi suaminya."Maa shaa Allah masakan kamu enak sekali Ratih, ya kan Umi?" Mufid memberikan pujian pada calon menantunya, sedangkan Maryam hanya tersenyum tipis mendengar hal itu. Berbeda dengan Ratih yang tengah tersenyum puas karena pujian Mufid."Alhamdulillah Abi, itu tadi juga dibantuin sama Umi waktu masak.""Ah itu hal wajar." "Oh iya Abi Umi, boleh Ratih tanya - tanya?""Iya boleh - boleh, kamu mau tanya mengenai apa?""Emmm.. Maaf sebelumnya. Ratih cuma mau tanya, apa Bang Daffa punya kekasih?"Uhuk.. Uhuk..Mufid tersedak saat mendengar pert
Baca selengkapnya

Chapt 40

Didalam sebuah Cafe, Mazaya tengah bersama rekan satu tim untuk merayakan penobatan karyawan terbaik untuk Jena dan Rendi. Mazaya merupakan atasan yang royal untuk semua timnya, bahkan ia tidak segan - segan merogoh uang yang tidak sedikit untuk tim personalia saat mereka berulang tahun atau sekedar berkumpul dan acara yang lain.Tidak dupungkiri jika rasa sakit hatinya masih menjalar, namun ia tidak ingin menunjukkan pada siapapun. Meski semua Keluarganya mengetahui hal itu, dan para tim nya menangkap hal yang tidak wajar saat Mazaya berubah menjadi atasan worka holic. "Bu May, kapan berangkat Umrohnya?" Tanya Rinda. Ah ya, Mazaya mendapatkan paket umroh dari Irawan, Tim, dan Istri Irawan. Kenapa ia melupakan hal itu? Apa karena rasa sakit yang dirasakan menutup semua ingatannya? Atau karena kesibukannya akhir - akhir ini sehingga ia melupakan hal itu? "Nanti saya cek keberangkatannya, Mbak Zahra sudah menyiapkan tiketnya kok." Dustanya. Padah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status