“Namaku Lusi,” Jawab gadis itu.“Lusi? Nama yang bagus.” David mengangguk, “Kau terluka parah sekarang, beristirahatlah di sini untuk sementara.”Setelah berkata demikian, dia berbalik dan bersiap untuk pergi.“Tuan!” Lusi buru-buru memanggilnya, “Jika Tuan tidak keberatan, bisakah Tuan tinggal di sini dan beristirahat bersama hamba? Hamba bersedia melayani di sisi Tuan.” Mendengar itu, langkah David terhenti sejenak, lalu dia menggelengkan kepala, “Tidak perlu, kau pulihkan diri dengan tenang saja.”Meskipun Lusi berwajah cantik, tapi David sama sekali tidak tertarik, apalagi mencari masalah. Maka dari itu, dia menolak tawarannya dan langsung berjalan menjauh.“B*jingan .…” Melihat sosok David yang perlahan semakin menjauh, Lusi menggigit bibir tipisnya dan cahaya matanya meredup.“Lusi ….” Hati David juga terasa sedikit rumit, “Dunia ini memiliki aturan yang kejam. Yang lemah hanya akan diinjak-injak oleh yang kuat, tak peduli pria atau wanita, semuanya sama.”….Malam pun tiba.
Read more