Namun, David malah menggelengkan kepalanya dengan dingin, “Benda-benda ini tidak ada nilainya bagiku.”“Lalu, apa yang kau inginkan?” kata Jumanto dengan cemas. “Hehe.” David mencemooh, “Aku tidak menginginkan apa pun, karena bagimu, sudah terlambat.”“Kau mau apa!?” Jumanto merasa merinding.David tidak berniat membunuh, ‘kan?Namun, David tidak menjawab.Dia melangkah maju dan berjalan langsung ke sisi Jumanto, lalu mengangkat tangannya dan menekan bahunya.Krek krek krek krek!!Jumanto merasakan seolah-olah ribuan semut sedang menggerogoti tulangnya!Rasa sakit yang luar biasa membuatnya menjerit histeris, “Aah! Apa yang ingin kau lakukan!?”Jumanto merasa tulangnya seperti sedang dipisahkan dan disusun ulang, menjadi semakin ringan, seperti sehelai kain usang yang bisa dipelintir dan diremas sesuka hati David.“Ahhh …. !!” Dia mengeluarkan teriakan yang sangat memilukan!“Aku adalah tetua Keluarga Wahidin! Jika kau membunuhku, itu sama saja dengan memicu amarah Keluarga Wahidin
Read more