Home / Romansa / Mempelaiku Bukan Kekasihku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mempelaiku Bukan Kekasihku: Chapter 41 - Chapter 50

52 Chapters

41. Perubahan Selera

Menikah tidak pernah terasa sesulit ini sebelumnya. Selama ini Xander, meskipun tak mencintaiku, selalu bersikap baik. Kadang ia menyebalkan, memancing emosiku naik turun, tapi ada saat ia bersikap sangat manis, dan membuat jantungku berdebar tak karuan.Ia juga suami yang royal, tidak perhitungan, dan memperlakukanku dengan baik di hadapan orang-orang. Namun, sekarang semua sangatlah berbeda."Lembur terus, pergi pagi, pulang tengah malam," celetukku saat kami tidak sengaja berpapasan di dapur suatu pagi. Aku tengah menyantap sarapan kepagian berupa sereal dengan susu dan buah sendirian, ketika Xander turun dari lantai dua.Biasanya aku bersikap tak peduli, dan bangun tidur sesuka hati, bahkan menjelang tengah hari aku baru beranjak dari tempat tidur. Akan tetapi, pagi ini perutku tidak bisa diajak kompromi, dan minta diisi ulang secepatnya.Jadilah aku berpapasan dengan Xander yang super rajin, tengah bersiap untuk pergi bekerja. Pakaiannya semi formal, mengenakan kaos lengan panjang
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

42. Hamil

Semua gara-gara ucapan Julia yang seakan meramalkan bahwa berat badanku akan bertambah karena napsu makanku yang meningkat.Suatu pagi aku iseng menimbang badan, dan mendapati kenaikan sebesar dua kilogram."Hhhh, bagaimana ini?" Panik menyerangku seketika.Meskipun tidak terobsesi dengan tubuh langsing, aku tak ingin mengalami kegemukan. Jadi kenaikan dua kilogram berat badan dalam waktu singkat menjadi hal yang cukup mengagetkanku.Benar-benar efek dari stres dan banyak makan, sesuai perkiraan Julia. Tanpa banyak pertimbangan aku memutuskan untuk berdiet."Kamu sungguh tidak mau iga bakar ini?" Keheranan Julia menyodorkan piring berisi steak iga yang menggiurkan. Butuh keteguhan hati yang teramat besar untuk menolaknya."Aku harus diet, Julia. Makanan berlemak harus kuhindari." Kusilangkan kedua lengan di depan dada, menolak tawaran Julia sembari menelan air liur.Makanan berlemak jelas-jelas no way! Menu yang aman jelaslah menu yang rendah kalori dan rendah lemak. Makan sayur dan bu
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

43. Calon Ayah yang Penuh Perhatian

"Makanya, jangan dekat-dekat, apalagi bermesraan dengan laki-laki sampai melewati batas. Hamil, 'kan?"Dengan sikap serius, Judith menasihatiku seolah aku ini bocah SMA yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas hingga hamil di luar nikah.Setelah hilang kontak selama hampir sebulan, akhirnya aku mendapat kabar dari sahabatku itu. Katanya ia kehilangan ponselnya, tapi terlalu sibuk dengan acara pernikahan sepupunya di luar kota sehingga tak sempat membeli ponsel baru. Baru dua hari lalu Judith sempat mengurusnya, dan menghubungiku lagi."Enak saja! Memangnya kaupikir aku ini bocah nakal? Aku ini wanita yang sudah bersuami. Lagian kami tidak bermesraan," sanggahku bersikap keras kepala.Secara ringkas aku sempat mengisahkan insiden malam itu kepada Judith, langkah pertama menuju kehamilan yang tidak terduga. Tentu saja ceritanya mengandung cukup MSG untuk membuat eneg."Bukan bermesraan, ya? Seperti ini bukan bermesraan?" Dengan gaya aktris jadi-jadian Judith berakting seolah dirinya teng
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

44. Ngidam

"Adakah yang tidak beres di perusahaan, Xander?" Hati-hati aku bertanya kepada suamiku yang masih duduk dengan raut muka super serius.Semenjak kami sepakat untuk berdamai demi calon bayi kami, Xander lebih terbuka tentang masalah yang tengah dihadapi perusahaan keluarga Smith. Itulah sebabnya aku memberanikan diri untuk bertanya. Meskipun aku tak bisa membantu setidaknya aku bisa mendengarkan keluh kesahnya.Namun, ternyata aku tak perlu khawatir lebih lanjut. Xander tersenyum sembari menggenggam tanganku. "Pasti mukaku kelihatan serius sehingga kamu khawatir. Maafkan aku, Thea. Justru sekarang keadaan tengah membaik di perusahaan."Xander menuturkan bahwa orang yang selama ini mengkhianati mereka dengan membocorkan tender sudah ketahuan identitasnya. Sedikit mengecewakan karena pengkhianat tersebut adalah Helen Moss, salah satu sekretaris, orang yang sudah lama bergabung dengan perusahaan, dan menjadi orang kepercayaan ayah mertuaku.Katanya ia terlilit utang, dan didekati oleh salah
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

45. Theo Membuka Kartu

"Sungguh tak kusangka, hamil akan begitu menyenangkan: dapat banyak hadiah dari mertua, dimanja suami, semua keinginan dituruti, dimasakin, ditemani jalan-jalan tiap pagi, ditemani ke dokter ....""Ah, kau 'kan cuma melihat enaknya saja, tak tahu sulitnya hamil di trimester pertama, dan tak merasakannya sendiri," sanggahku cepat. Kupukul manja lengan orang yang menganggap kehamilanku ini enteng.Dialah kakak kandungku, Theodore. Setelah sekian bulan sejak hari pernikahanku aku berjumpa dengannya lagi. Ia melakukan kunjungan singkat, katanya mumpung dirinya tengah menengok orang tua kami di kota sebelah.Kami melepas rindu, duduk sambil mengobrol di tempat favoritku, di mana lagi kalau bukan balkon rumah. Xander bahkan memberi kami kesempatan untuk berdua saja."Begitukah?" Theo meluruskan punggung, dan sikapnya yang santai berubah serius. "Katakanlah kepada kakakmu ini, bila suamimu itu tak mampu membuatmu bahagia."Dengan gaya bak seorang preman, Theo menelengkan kepalanya, dan merema
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

46. Diculik

"Baby Hope benar-benar membawa harapan bagi kedua orang tuanya, tak ada yang menduga kehidupan kalian bisa seindah sekarang," komentar Judith atas masa bahagia yang kualami dalam pernikahanku saat ini.Benar, aku tengah merasakan sukacita tak terkira bukan hanya karena anugerah kehidupan yang tengah bertumbuh di dalam perutku, tapi juga limpahan perhatian dari orang-orang yang menyayangiku.Susu hamil, sayuran, buah, telur, daging, ikan, dan segala bahan makanan segar yang bisa didapatkan di sini selalu tersedia. Tak ketinggalan juga kue, kukis, keripik, dan camilan yang bisa kumakan secara bersahaja.Sangat menyenangkan, apalagi setelah tiga bulan pertama terlewati aku merasa sangat sehat, dan tak lagi mual-mual.Masalah yang semula membuat runyam satu perusahaan kini telah terselesaikan dengan baik. Rencana untuk membuka pasar saham pun terlaksana tanpa kendala. Alhasil, ada banyak tambahan tenaga profesional yang mengelola perusahaan, Xander bisa kembali ke perkebunan, dan secara ot
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

47. Menjadi Tawanan

"Duduklah, Theodora. Mengapa kau tak makan? Anakmu pasti lapar sekarang." Ah, wanita ini mengetahui namaku.Perlahan ia menuangkan air ke gelas kosong yang telah disiapkan. Makanan yang dibawanya berupa dua bungkus sandwich yang cukup besar, dan beberapa buah jeruk. Hanya ada sebotol air minum disertai satu cangkir porselain.Tak ada sendok, garpu, apalagi pisau. Rupanya mereka waspada, kalau-kalau aku melakukan tindakan yang membahayakan. Mereka pikir aku ini siapa? Wonder woman? Atau Charlie's angel? Hah!Dengan enggan aku mengambil tempat duduk di seberangnya. "Tolong katakan saja sekarang, siapa kalian sebenarnya dan apa maksud kalian mengurungku di sini," ucapku setenang mungkin, meskipun hatiku kecut.Aku tak bermaksud untuk menunjukkan perlawanan, sebab orang yang kuhadapi, sepertinya, bukan penjahat keji. Siapa tahu mereka bisa diajak kompromi, dan mau membebaskanku.Aku bukannya tak lapar, malahan sangat lapar, tetapi aku tak bisa tenang sebelum mengetahui permasalahan yang te
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

48. Kekurangan Xander

Aku tak tahu apa yang tengah terjadi di luar, sebab kamar yang kutempati berada di lantai atas paling pojok. Hanya saja aku mulai gelisah ketika waktu makan siang tiba, dan tak ada orang yang mengantarkan makanan untukku.Sejak hamil aku lebih cepat merasa lapar, mungkin karena aku harus memberi makan dua orang. Sepertinya Baby Hope hobi makan juga seperti kedua orang tuanya."Brak!" Suara pintu yang didorong dengan keras membuatku kaget. Aku ketakutan dan mengira itu adalah Mr. James yang mengamuk. Namun, sosok yang berdiri di pintu membuat mulutku ternganga, dan dadaku bergejolak."Thea!" panggilnya dengan suara bergetar. Dalam sekejap ia berlari ke arahku, dan memelukku begitu erat."Xander." Untuk kali pertama nama itu kuucapkan dengan penuh rasa syukur dan kelegaan mendalam. Akhirnya suamiku datang untuk membebaskanku."Bagaimana ini? Kau jadi begitu kurus. Apakah mereka tidak memberimu makan?" Dipegangnya kedua pipiku, diperiksanya diriku dari atas hingga bawah. Sorot matanya pen
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

49. Dendam dari Masa Lalu

Bayanganku ketika pulang adalah segera berendam air hangat, makan kenyang, lalu tidur nyenyak di tempat tidurku yang nyaman. Tak hanya kurang makan, aku juga kurang tidur.Bagaimana aku bisa tidur nyenyak, bila pikiranku dipenuhi kecemasan?Namun, keinginanku tak berjalan sesuai angan-angan. Sesampainya di rumah aku disambut layaknya tawanan perang yang kembali ke tanah air."Theodora sayang, syukurlah kau sudah kembali. Aduh, bagaimana ini, kamu jadi kurus sekali? Kau harus segera makan." Ibu mertuaku menyerocos tanpa jeda sembari memeriksa kondisiku dari atas hingga bawah.Berulang-ulang ia mengucap syukur, sebab aku bisa kembali dalam kondisi selamat, dan tak lupa merutuki Mr. Foster yang telah menculikku. Omelannya terdengar lucu.Setidaknya ia mengkhawatirkanku, dan segera bergegas datang bersama ayah mertuaku ke rumah kami begitu mendengar berita kepulanganku."Kau sudah mandi, 'kan? Ayo cepat makan sup ini," desaknya sembari mendorongku pelan agar duduk di kursi."Iya, Ma." Aku
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

50. Hal yang Kusuka Darimu

"Kamu serius bertanya kepadaku, Xander?" Kutatap Xander tepat di mata, mencari tahu jika ucapannya hanyalah basa-basi."Apakah aku terlihat sedang bercanda?" Ia bertanya balik. Raut wajahnya tenang, tak sedikit pun menyiratkan kesembronoan.Kugelengkan kepala sebagai jawaban. Xander serius, sungguh tak terduga. "Jadi ...?" tanyaku lagi, bukan karena tak mengerti, tapi lebih tepatnya untuk mengetahui jawaban macam apa yang Xander harapkan dariku.Pria itu mengangkat bahu. "Simple saja, James memang menaruh dendam kepadaku, tapi kamu adalah korbannya secara langsung, objek yang tak seharusnya menderita."Dalam kasus bisnis ataupun kasus hukum secara umum Xander akan langsung membuat tindakan tegas. Akan tetapi kasus ini pengecualian. Bagi Xander pendapatku akan menjadi bahan pertimbangan utama."Apapun keputusanmu aku akan mengikutinya. Katakan saja kalau kau ingin mereka dibebaskan," tandas Xander tanpa mengurangi keseriusan, hingga aku makin terpana dibuatnya.Dengan niat final dari Xa
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status