Home / Rumah Tangga / Hanya Istri Figuran / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Hanya Istri Figuran: Chapter 91 - Chapter 100

123 Chapters

Menuruti Permintaan Terakhir Rani

Thania meringis pelan mendengar ucapan Hans tadi. "Sorry, Hans. Aku terlalu exited makanya sampai bilang begitu ke kamu."Hans mengulas senyumnya. "Nggak apa-apa. Aku paham kok. Kamu nggak perlu minta maaf. Kamu ingin segera pergi dari hidupnya William, ingin segera bebas dari lelaki itu. I know it."Thania kemudian memeluk Hans. Sandaran ternyaman yang ia miliki kini. Tak ada lagi selain dirinya."Terima kasih, Hans. Untuk semuamnya."Hans mencium kepala Thania dan mengusapi punggung perempuan itu dengan lembut. "Terima kasih juga, sudah mau menerima aku sebagai pengganti William."Thania mengadahkan kepalanya dan mengulas senyumnya. "Karena kamu jauh lebih sempurna dari dia. Kamu sangat baik, mana mungkin aku menyia-nyiakan perasaan kamu."Menerima aku dalam keadaan hamil seperti ini hanya kamu, Hans. Aku harap kebaikan kamu hanya tidak saat menginginkanku saja. Melainkan selamanya. Sampai kita menikah nanti."Hans mengangguk sembari mengusapi kening perempuan itu dengan lembut. "Iy
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

Cek Dua Miliar

Satu minggu kemudian. Proses cerai Thania dan William sudah masuk ke meja pengadilan. Hanya tinggal menunggu panggilan sidang dan tentunya hanya akan dilakukan satu kali saja untuk mendapatkan akta cerai nanti."Jadi, Thania sudah lebih dulu mendaftarkan perceraian ini?" tanya William kepada Salim yang tengah memberikan surat cerai untuk William tandatangani."Benar, Pak William. Klien saya sudah mengajukan cerai ini satu minggu yang lalu. Silakan, untuk tanda tangan di bawah ini agar prosesnya cepat selesai. Bukankah Anda juga harus menikahi wanita yang Anda cintai?"William hanya diam. Ia pun menandatangani permohonan cerai itu, menyetujui semua yang sudah Thania ajukan di sana tanpa melihat alasan yang Thania buat di sana.William juga tak pernah bertanya, alasan apa yang Thania buat untuk mengajukan permohonan itu. Baginya, berpisah dengan Thania sudah sangat melegakan untuknya."Terima kasih, atas kerjasamanya, Pak William. Anda tidak perlu datang ke persidangan agar prosesnya ce
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Pengakuan William

Cyntia menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari kakaknya itu. "Nggak. Pacaran gimana sih. Nanti aja, baru kenal doang juga. Langsung ditanya kayak gitu aja."Ia lalu mengerucutkan bibirnya sembari melirik ke arah Hans yang bisa-bisanya langsung bertanya mengenai dirinya dan hubungannya dengan Amar.Hans terkekeh pelan. "Kirain sudah resmi pacaran, ternyata belum. Nunggu apa lagi? Kalau sudah berani jalan, harusnya sih udah mau pacaran juga.""Nanti aja, Kak. Nunggu Kakak nikah dulu sama Kak Thania. Lagian dr. Amar juga kayaknya belum mau, sampai ke sana. Pasti dia juga belum bilang ke Kakak, kalau kita udah jalan.""Belum memang. Tapi, suatu saat nanti pasti akan memberi tahu. Kamu tidak perlu menungguku, Cyntia. Kalau takdir berkata lain, kalian duluan yang harus menikah, mana mungkin bisa dielakan."Cyntia menghela napas kasar. "Iya, iya. dr. Amar belum bilang apa pun ke aku, jadi nggak usah berpikiran jauh. Oke?! Aku mau lanjut kerja lagi. Semoga Kakak segera mendapatkan i
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Dipecat dari Jabatannya

"Wait, wait! Bagaimana dengan uangmu yang sudah kusiapkan? Sebaiknya kamu ke sini dulu. Ada apa?"Hans ikut panik mendengar suara Mhika yang tergesa-gesa seolah tengah dikejar-kejar. Namun, yang sebenarnya terjadi ialah ia tengah menghindar dan kabur dari William."Aku kirim alamat apartemenku sekarang dan ambil cek yang sudah kusiapkan untukmu," ucap Hans sekali lagi."Ya udah. Tapi, aku nggak bisa lama-lama.""Oke!" Hans kemudian menutup panggilan tersebut. Tak lama setelahnya, ia pun mengirim alamat tempat tinggalnya di sebuah apartemen mewah di pusat kota Jakarta.Membutuhkan waktu setengah jam untuk Mhika sampai di apartemen tersebut. Ia pun masuk ke dalam usai dibukakan pintu oleh Hans."Ada apa, Mhika? Kenapa kamu terburu-buru seperti ini?" tanya Hans bingung."Minum dulu, Mhika." Thania memberikan satu gelas air putih kepada Mhika."Terima kasih," ucap Mhika lalu meneguk satu gelas penuh air itu.Thania yang melihatnya lantas menoleh kepada Hans dan menghela napasnya. "Ada apa
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Semua Hartanya Disita

William tertawa campah mendengar ucapan papanya itu. "What? Kenapa harus bawa-bawa jabatan? Dan Papi memberikan jabatan ini ke Om Albert? Gila! Papi sudah gila.""Kamu, yang gila! Masih mau, mempertahankan wanita itu? Kamu tidak pernah mau mencari asal-usulnya, statusnya apa. Bahkan sampai saat ini pun kamu masih belum tahu kan, kalau dia sudah menikah?"James sudah tak tahan lagi. Ia akhirnya memberi tahu apa yang sebenarnya ia ketahui selama ini. Selama ini, kedua anaknya selalu mencari tahu siapa Mhika sebenarnya agar William tidak terjerumus semakin dalam lagi.William mengerutkan keningnya lalu menyunggingkan senyumnya. Menggelengkan kepalanya tak percaya dengan ucapan papinya tadi."Nggak! Nggak mungkin Mhika sudah menikah. Papi bohong, kan?" pekiknya kemudian."Untuk apa Papi bohong, William? Ini semua demi kebaikan kamu. Kami semua sayang pada kamu. Selama ini Papi selalu sabar dan menahan kedua kakakmu untuk jangan gegabah mengambil keputusan."Mendengar kamu menikah dengan T
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Adegan Mesra Thania dan Hans

Malam itu, James menemui Kevin yang mana lelaki itu yang sudah memberi tahu semuanya kepada Thomas. Memberi tahu bila Kevin dan Mhika sudah menikah juga Charles yang merupakan anak kandung Kevin."Ada apa, Anda datang kemari, Pak James?" tanya Kevin kepada lelaki itu."Saya ingin meminta tolong pada kamu, Kevin."Kevin mengerutkan keningnya. "Minta tolong apa? Bukankah Mhika sudah pergi dari hidup anak Anda? Dia sudah kembali ke Kalimantan kemarin malam."James mengangguk. "Iya, saya tahu. Namun, William tidak percaya jika Mhika sudah menikah denganmu. Saya minta tolong pada kamu agar memberi tahu William bila yang saya katakan padanya itu benar."Agar dia berhenti mengharapkan hal yang tidak pasti. Baik kepada Mhika maupun kepada Thania. Sekitar satu minggu lagi Thania dan William akan resmi berpisah. Saya ingin anak bungsu saya ini sadar."Bila yang dia lakukan saat ini adalah salah. Saya tidak akan memohon kepada Thania agar kembali pada William. Karena sudah ada Hans yang akan men
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

Dikejar Polisi

Pukul 09.00 WIB.Pagi itu, dua mobil kepolisian datang memasuki area perkantoran Mahatma Grup. Yang mana tengah mencari keberadaan William yang sudah dijadikan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan Erald dan juga Olivia."Ada apa ini?" tanya James bingung melihat banyaknya polisi datang ke kantornya.Pun dengan Albert. Ikut bingung sebab dirinya tak merasa memanggil polisi ke kantor tersebut."Selamat pagi, Pak. Kami dari kepolisian hendak membawa Saudara William James Harden yang telah dilaporkan oleh Saudara Hans karena telah melakukan pembunuhan terhadap Mendiang Erald dan juga istrinya," ujar kepala polisi memberi tahu."Apa?" Betapa terkejutnya James mendengar penuturan dari lelaki itu. "Mana mungkin anak saya membunuh orang, Pak. Tidak mungkin. Itu tidak mungkin.""Mohon maaf, Pak. Tapi, bukti nyata rekaman pernyataan bahwa Saudara William memang benar melakukan itu sudah di tangan kami. Juga rekaman CCTV yang sedang tim IT kami perbaiki di kantor milik Mendiang Erald."James
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

Kondisi William

Saat Queen keluar dari kamarnya, ia melihat William sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Perempuan itu membolakan matanya kemudian berlari menghampiri lelaki itu."William? William bangun, hey!" Queen terus menepuk-nepuk pipi William agar bangun dari pingsannya itu.Namun, semuanya sia-sia karena lelaki itu tidak juga bangun. Wajahnya sangat pucat hingga membuat Queen panik dibuatnya.Ia pun keluar dari kamarnya mencari bantuan agar membawa William ke rumah sakit. Namun, yang ia temui malah polisi."Masa bodoh! Aku tidak mengenalinya juga." Queen memanggil polisi tersebut. "Pak. Cari orang ini, kan? Tiba-tiba dia masuk ke dalam kamar saya dan sekarang malah pingsan."Polisi segera masuk ke dalam dan membangunkan William. "Hei! Bangun! Jangan pura-pura seperti ini. Bangun!" ucap polisi tersebut menepuk-nepuk pipi William."Bawa ke rumah sakit. Wajahnya memang terlihat pucat. Tidak mungkin dia pura-pura pingsan seperti ini," ucap salah satu anggota kepolisian yang lain.Keempat
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

Thania Terkejut

Setelah setengah jam lamanya menunggu, James akhirnya datang setelah dihubungi oleh pihak rumah sakit.Hans menyapa lelaki itu dengan mengulas senyumnya. "Selamat siang, Pak."James mengangguk dan membalas senyum itu. "Selamat siang. Di mana William dirawat? Ada apa dengan anak itu?" tanyanya kemudian.Hans menelan salivanya. "Jantung William mengalami pembengkakan karena terlalu banyak minum alkohol. Dan kini harus dirawat di ruang ICU karena kondisinya kritis."James memejamkan matanya setelah mendengar diagnosa yang dialami oleh William. Ia tak menyangka bila anaknya akan mengalami hal ini."Dokter juga mengatakan bila William memiliki riwayat jantung yang diturunkan dari maminya," ucap Hans memberi tahu lagi.James menoleh ke arah Hans dengan pelan. "Dari Rani? Jadi, William mengalami riwayat penyakit yang sama, dengan maminya?" tanyanya kemudian.Hans mengangguk. "Seperti yang dikatakan oleh dr. Umar tadi. Lebih jelasnya, bisa tanyakan langsung pada beliau."James menganggukkan k
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

Nyawanya di Ujung Tanduk

Thania menelan salivanya dengan pelan lalu menatap wajah Hans. "Baiklah. Aku akan menemuinya besok."Hans menerbitkan senyumnya dan mengusapi lengan perempuan itu dengan lembut. "Oke. Nanti aku akan antar. Kamu harus menemuinya dan melihat kondisinya. Agar tidak menyesal, andai nanti umurnya sudah tidak ada."Thania menelan salivanya lagi. "Kondisinya benar-benar buruk?" tanyanya kemudian.Hans mengendikan bahunya. "Namanya jantung bengkak, suatu hari nanti bica bocor. Kalau sudah bocor, sulit disembuhkan. Penanganan dokter saja tidak cukup. Juga, harus segera diganti dalam waktu dekat."Thania manggut-manggut dengan pelan. "Penyebab utamanya karena alkohol?""Ya. Karena terlalu banyak minum alkohol."Thania menghela napasnya. "Ya sudahlah, mau gimana lagi. Dia sudah terlanjur sakit dan kini harus dirawat di rumah sakit. Andai pun dia divonis hukuman mati, ajalnya tetap akan tiba."Andai memang dia harus pergi di ruang ICU, bukan di persidangan, takdirnya memang hanya sampai di sana.
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status