Home / Urban / Suamiku Pewaris Kaya Raya / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Suamiku Pewaris Kaya Raya: Chapter 261 - Chapter 270

272 Chapters

Bab 261 - Menangkap Basah Edwin, Arumi dan Haikal

Melihat kedatangan Edwin, Ricard dan disusul para anak buah mereka di belakang setelahnya masuk ke dalam ruangan, tiga orang yang tengah berada di ruangan itu seketika terperanjat. Edwin refleks bangkit dari tempat duduknya. Mendadak, ketiganya tercengang. Mencerna apa yang sedang dilihatnya, hendak memastikan bahwa orang-orang itu adalah orang-orangnya keluarga Gandara. Di saat yang sama, benak ketiga orang itu langsung dipenuhi banyak pertanyaan. Bagaimana mereka bisa tahu ruangan rahasia ini? Kenapa mereka bisa menemukannya? Kenapa tiba-tiba mereka datang ke sini? Selagi ketiga orang itu membeku di tempat masing-masing, perhatian Heru teralihkan dengan keberadaan sosok Arumi dan Haikal di ruangan tersebut. Mendadak, amarah langsung menguasai dirinya. Ternyata Edwin bekerja sama dengan mereka berdua! Akhirnya, setelah terdiam beberapa saat, Heru kembali melemparkan tatapan mematikan ke arah Edwin. "Tak kusangka ... kau ternyata bekerja sama dengan mereka berdua, Wi
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 262 - Rekaman Pengakuan Robert dan Andika

Mobil yang ditumpangi Aditama diikuti mobil-mobil lain berisi para tukang pukul di belakang mengawal kini sudah meluncur di jalan raya bersama kendaraan lain yang berlalu lalang. Tampaknya para tukang pukulnya Robert dan Andika tidak mengejar mereka sampai ke jalan raya, mendadak menghilang, bisa jadi kehilangan jejak atau kemungkinan memilih kembali ke kasino untuk menyelesaikan masalah di sana. Dalam usaha meloloskan diri, dalam perjalanan menuju jalan raya tadi, mereka sempat saling tembak, saling serang satu sama lain di dalam mobil masing-masing. "Kita langsung menuju perumahan Paradise," ujar Aditama kepada sang sopir dan Letnan yang duduk di jok depan. Mendengar perintah sang tuan muda, keduanya mengiyakan. Aditama lalu meraih ponsel dari dalam saku celana. Selama sesaat, pandanganya tertuju pada layar ponsel, juga jari jemarinya, sebelum kemudian terbit senyum penuh kemenangan di bibirnya. Pada saat ia sedang menginterogasi Robert dan Andika tadi, pun pada saat m
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 263 - Menghajar Edwin

Kini ponsel milik Ricard yang berisi rekaman suara sudah berada di tangan Edwin. Dengan perasaan tak karu-karu an, juga penasaran, tangan bergetar, Edwin mengetuk layar ponsel untuk memainkan rekaman suara itu, lantas mendengarkannya dengan saksama. Atmosfer ruangan tersebut mendadak senyap. Semua orang saling terdiam, kompak menatap ke arah Edwin, memperhatikan apa yang sedang dilakukan olehnya. Sesekali, Edwin akan merespon dengan membelalak, tercengang, termangu, geleng-geleng kepala, mendengus, menggeram marah, sesekali juga memasang ekspresi wajah murung dan tak berdaya. Sepuluh menit, rekaman suara itu sudah selesai diputar. Edwin menurunkan ponsel dari telinga dengan keadaan lemas selagi membeku di tempat, pandangannya kosong. Tanah dibawah Edwin seakan hancur! Ia serasa mau jatuh! Kepalanya mendadak terasa berat, pandangannya menjadi berkunang-kunang, pria itu tengah mencerna apa yang baru saja ia dengar. Jadi ... pembunuh kedua orang tua dan kakaknya yang se
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 264 - Tamat Sudah Riwayat Robert dan Andika

Selagi Aditama menyilangkan tangan di depan dada—duduk di jok mobil belakang masih dalam perjalanan menuju perumahan Paradise—memikirkan semua musuhnya yang sebentar lagi akan berhasil ia bereskan, sebuah dering berbunyi berasal dari ponsel miliknya menandakan ada panggilan masuk membuat lamunan pria tampan itu terbuyar. Ia pun kembali mengecek ponselnya dan nama sang istri terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, demi apa pun, Aditama langsung merasa senang bukan main. Namun di sisi lain, ia tidak mau sang istri mengetahui apa yang sebenarnya sedang ia lakukan, mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga Gandara! Demikian, ia tidak mau membuat Vania cemas berlebihan—apalagi jika sampai tahu ia, sang ibu dan bayi yang ada di dalam kandungnya itu menjadi target pembunuhan. Akan tetapi, hal itu tidak akan pernah terjadi mengingat rencananya yang sebentar lagi akan selesai. Akhirnya, setelah terdiam sejenak, Aditama mengusap layar ponsel dan segera menempelkannya di
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 265 - Akhir Dari Para Musuh Keluarga Gandara

Sesampainya di depan rumah yang ditinggali Arumi perumahan Paradise, Aditama, Letnan dan para tukang pukul bergegas turun dari mobil. Akan tetapi, mendadak Aditama menghentikan langkah ketika hendak berjalan menuju rumah itu kala mendengar bunyi tanda ada panggilan masuk dari ponselnya. Aditama pun mengurungkan niatnya. Begitu pula dengan anak buahnya. Menunggu sang tuan muda. Aditama kembali mengecek ponselnya dan nama sang Ayah terpampang jelas di layar. Seketika ia mengerjap, baru ingat jika ia belum mengabari sang Ayah. Kemudian, ia segera mengusap layar ponsel dan menempelkannya di telinga. "Bagaimana, Tam? Apakah rencanamu berhasil? Kamu tidak kenapa-kenapa, 'kan, Nak?" tanya Laksana Gandara dengan nada cemas sekaligus penasaran begitu panggilan terhubung. Mendengar itu, Aditama pun langsung menceritakan apa yang terjadi di gedung kasino tadi. Setelah Aditama selesai bercerita, terdengar helaan napas lega di sebrang sana. Detik berikutnya, sang Ayah terkekeh puas
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 266 - Edwin Hendak Membunuh Robert dan Andika

Aditama dan Edwin membahas soal pembunuh keluarganya Edwin yang sebenarnya yang tak lain tak bukan adalah Robert, juga Andika, pun termasuk kejahatan dan kebusukan yang telah mereka berdua lakukan. Kala membicarakan hal itu, mendadak, dendam kesumat pada diri Edwin seketika membara, juga tekad ingin membunuh mereka berdua langsung mencuat deras. Akhirnya, setelah terdiam beberapa saat, Edwin mengangkat wajah menatap Aditama. "Silahkan jika tuan muda ingin menghukum saya, ingin membunuh saya sekali pun. Saya rela tuan muda! Saya menerimanya karena saya memang jahat kepada keluarga Gandara! Telah berkhianat!!!" seru Edwin tegas penuh penekanan pada kalimatnya. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam setiap kata yang diucapkannya. Semua orang kaget mendengar hal itu. Edwin menyerahkan diri untuk dihabisi? Untuk dibunuh? Dia mengakui kesalahannya? Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena semua keputusan ada di tangan Aditama. Sementara Aditama menatap Edwin dengan lekat. Te
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 267 - Sudah Tidak Ada Kata Maaf!

Aditama menatap Arumi dan Haikal dengan saksama. Juga dengan dingin. Ekspresi wajahnya datar. Kemudian, ia pindah menatap Arumi untuk beberapa saat. "Akhirnya kita bertemu lagi, Nona Arumi ... setelah sekian lama," ucap Aditama. Dia kemudian menambahkan. "Aku tidak menyangka kalau anda benar-benar licik. Tak selemah yang dibayangkan. Aku pikir, anda sudah kapok, tak akan mau berurusan dengan keluarga kami lagi, tapi nyatanya aku salah." "Anda memang tidak bisa kami anggap remeh. Dan hal yang membuat aku cukup terkejut adalah ... Anda bekerja sama dengan Robert, Andika dan Edwin untuk membalas keluarga Gandara. Sungguh menakjubkan. Tapi terlepas dari itu, anda tidak bisa berbuat apa-apa." Aditama terdiam sebentar. "Seorang wanita seperti anda ... bisa meyakinkan Papa? Hal itu juga sungguh tak bisa dipercaya. Dan anda yang memfitnahku dan mama dulu ... benar-benar tidak akan pernah kulupakan, Nona Arumi." Kata Aditama lagi. Mendengar itu, Arumi mengangkat wajah menatap Aditama.
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 268 - Memenjarakan Arumi dan Haikal

Begitu melihat sosok Arumi dan Haikal, Laksana Gandara langsung murka bukan main. Seketika ekspresi wajahnya menjadi masam, seruan marah, sumpah serapah dan makian terlontar keluar dari mulutnya. Mendapati hal tersebut, Arumi dan Haikal hanya bisa pasrah. "Aku pikir kau sudah takut denganku, Arumi ... sudah takut dengan keluarga Gandara ... tidak mau berurusan dengan keluargaku lagi setelah kuusir dirimu," seru Laksana Gandara dengan emosi menggebu seraya menunjuk-nunjuk Arumi. "Tapi apa yang malah akan kau lakukan kepada anggota keluargaku, wanita iblis!? Kau bahkan berencana mau membunuh anggota keluarga tercintaku!?" Lanjut Laksana Gandara. Mendengar itu, Arumi refleks mengangkat wajah menatap Laksana Gandara. Kemudian, ia langsung menggeleng cepat. "Tidak, tuan. Bukan seperti itu. Itu bukan ide saya. Saya tidak ada niatan sedikit pun mau menghabisi anggota keluarga anda. Itu sepenuhnya adalah ide tuan Robert, tuan Andika, juga Edwin." Jawab Arumi yang langsung dibenarkan
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 269 - Kematian Robert, Andika dan Edwin

Sementara itu, tiba di gedung kasino milik Robert dan Andika, Edwin disambut keributan dan kericuhan oleh orang-orang di sana. Kesibukan pun menyertai. Para petugas pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api yang melahap gedung kasino tersebut. Beberapa mobil-mobil tampak keluar, sebagian besar adalah para pengunjung kasino yang sedang bergegas pulang, tapi ada pula yang masih berada di sana—menonton. Namun Edwin tidak mempedulikan hal tersebut, ia bergegas mencari dua orang yang sebelumnya ia agung-agungkan, tapi kini ia telah berubah benci pada keduanya.Selang sebentar saja, tiba-tiba Edwin menghentikan langkah saat melihat dua orang yang sedang ia cari—berdiri di dekat salah satu mobil—menyaksikan kesibukan. Melalui ekor matanya, Robert menyadari kedatangan Edwin, ia pun segera menoleh diikuti Andika setelahnya. Kemudian, Robert memicingkan pandangan. Detik berikutnya, dia terhenyak. Begitu pula dengan Andika. Edwin!? Selama sesaat, keduanya kompak tercengang. Seg
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 270 - Mengurus Jasadnya Edwin

Sementara itu, Aditama dan sang Ayah memutuskan beranjak dari perumahan Paradise hendak pulang. Di dalam mobil, tiba-tiba ponsel Aditama berbunyi menandakan ada panggilan masuk yang membuat perhatian pria tampan itu teralihkan. Seketika ia merogoh saku jas, mengeluarkan ponsel dari dalam sana, nama Heru terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, mata Aditama melebar! Mendadak, ia teringat sesuatu. Apakah Kak Heru hendak memberitahu kabar mengenai Edwin? Juga Robert dan Andika? Pikir Aditama. Melihat sang anak laki-lakinya bersikap demikian, Laksana Gandara mengernyitkan kening. "Telepon dari siapa, Tam?" tanya Laksana Gandara seraya menghadap Aditama.Mendapatkan pertanyaan dari sang Ayah membuat Aditama menoleh. Dia kemudian menjawab. "Kak Heru, Pa,"Laksana Gandara mengerjap mendengarnya. Dia kemudian buru-buru berkata. "Cepat angkat, Tam ... sepertinya dia mau mengabarkan sesuatu tentang Edwin." Laksana Gandara langsung mendesak Aditama yang dijawab angg
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more
PREV
1
...
232425262728
DMCA.com Protection Status