Beberpa menit kemudian Ayana masih terbaring di sebuah sofa, pandangannya yang masih buram berusaha mencoba melihat sekeliling dan dia melihat Septha tengah duduk di samping dirinya. Septha mencoba menyadarkan Ayana dengan minyak angin yang dia genggam, tercium dari baunya yang khas dan menyengat.“Hari ini kan jadwal pemeriksaan Ayana, kenapa kau tidak membawanya?” tanya Hanna yang tengah mengomeli Septha.“Iya, tapi Mbak Aya menolak untuk melakukan pemeriksaan katanya masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan,” sahut Septha.Ditengah pendengaran yang masih samar Ayana mendengar perdebatan tersebut. Dia langsung bangun dan berkata, “Sudah kalian jangan berdebat. Ini semua salahku.”“Ayana, kamu pasti kelelahan. Kita ke Rumah Sakit sekarang,” ajak Hanna yang begitu khawatir terlihat dari raut wajahnya.Ayana sudah tidak bisa menolak lagi, kali ini dia harus segera pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan semua kesehatan tubuhnya. Ayana yang sering meminum wine, sudah
Read more