All Chapters of Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki: Chapter 461 - Chapter 470

810 Chapters

Bab 461

Sita teringat jika dirinya pernah bertanya pada Husein beberapa kali, dan dia tidak ingin mempertahankan anak itu. Itu sebabnya dia begitu cemas dan ingin meninggalkan Surabaya untuk menjauh dari Husein.Husein mengerutkan kening karena tidak begitu paham dengan maksud Sita.Apakah Sita mengatakan akankah bisa memiliki anak darah dagingnya nanti?Pria itu dengan sungguh-sungguh berjanji, “Aku tidak akan memiliki anak darah dagingku, kamu tenang saja.”Memiliki dua anak dari Sita sudah cukup!Napas Sita tercekat sejenak. Saat dia mengerutkan ujung bibirnya dan hendak bertanya, ibu Lisa datang mendekat, “Tuan Muda dan Nona Muda, kalian belum pergi?”Dia langsung melepaskan tangan Husein sambil mendongakkan kepala untuk meliriknya. Husein memiliki wajah yang tampan dan sepasang mata yang dalam itu tidak bisa dimengerti.Sita menatapnya, kemudian Husein menepuk kening Sita dengan lembut, “Ayo pergi.”Kening Sita masih membekas sentuhan jari Husein. Dia dengan cepat menarik pandangannya dan
Read more

Bab 462

Itu adalah masalah besar!Sita sedikit gugup, saat dia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba pria itu meraih bahunya dan menggenggam erat lengannya, seolah-olah hampir merangkulnya.Sisi wajah Sita dekat dengan dada Husein. Jas pria itu agak keras dan tidak nyaman.Dia berkata dengan suara rendah, “Jangan bergerak, ibu Lisa diam-diam mengawasi.”Hmm?Sita diam-diam melirik dari sudut matanya dan memang melihat ibu Lisa berdiri di pojok dengan diam-diam memperhatikan mereka.Dia dengan cepat menarik pandangannya, “Apa yang sedang ibu Lisa lakukan?”“Kemungkinan besar karena perintah nenek. Sikapmu tadi membuat nenek menyadari ada sesuatu yang tidak beres, jadi dia meminta ibu Lisa untuk ikut dan mengawasi kita. Berjalanlah ke depan, dan jangan melihat ke belakang agar tidak ketahuan.”Sita mematuhinya dan berjalan bersamanya. Dia berbisik, “Tidak bisakah kita tidak diikuti banyak orang? Aku tidak terbiasa dengan itu.”Husein melirik sekretaris di sebelahnya. Dengan cepat, semua orang yang
Read more

Bab 463

Husein meletakkan kaus kaki bayi di tangannya, dia sedikit menggerakkan tenggorokannya. Perasaan yang tidak terlukiskan bergejolak di dalam hatinya.Dia belum pernah dekat dengan bayi sebelumnya, terlebih pakaian dan perlengkapan mereka.Pria yang selalu bersikap dingin seperti es itu, secara mengejutkan merasakan bahwa bahan kaus kaki bayi itu sangat lembut.Dia gugup dan meletakkan kaus kaki itu di rak. Ekspresinya sedikit aneh, seolah-olah kaus kaki itu adalah binatang buas.Sita melihat tindakan Husein, dan tatapannya suram. Husein benar-benar tidak suka anak-anak!Tapi tidak masalah, dia akan membesarkan anak itu sendiri dan tidak akan membuat Husein merasa kesal.Sita menatap pelayan di sampingnya, “Bantu aku memilih beberapa set.”Bagaimanapun, mereka sudah datang, rasanya aneh jika tidak membeli beberapa.Setelah dia berbicara demikian, Husein di sampingnya berkata dengan dingin, “Beberapa set cukup? Pilih dua puluh set!”Pelayan toko itu seketika sangat bersemangat, “Baik, say
Read more

Bab 464

Setelah membeli tempat tidur bayi, mereka pergi ke tempat yang menjual kereta bayi.Sita harus pergi dan memilih sendiri dua kereta dorong bayi untuk mencegah Husein meminta agar dibungkus semua. Ketika dia melihat produk itu, dia merasa sangat ingin menjadi seorang ibu. Sita melihat-lihat sekilas dan akhirnya membeli seluruh perlengkapan dalam waktu satu jam.Berkat cara berbelanja Husein yang efektif.Setelah mereka berdua keluar, suasananya menjadi sedikit aneh.Sita belum pernah jalan-jalan bersama Husein sebelumnya. Saat ini, mereka masuk ke ruang pameran dan tidak tahu apa yang ditawarkan.Saat itu, seorang pelayan toko keluar, “Tuan dan Nyonya Handoyo, mengingat besarnya jumlah yang kalian habiskan untuk berbelanja di pusat perbelanjaan kami, kami ingin menawarkan kelas gratis untuk kedua calon orang tua. Jika anda tidak ada kegiatan, anda bisa masuk dan mendengarkan.”Sita sedikit tertarik, karena sekarang dia masih belum memiliki pengetahuan di bidang itu.Dia mengikuti pelay
Read more

Bab 465

Sita melihat Husein merobek perjanjian pranikah itu dengan mata kepalanya sendiri, sehingga membuat pupilnya mengecil, “Apa yang kamu lakukan?”Dia benar-benar merobek surat perjanjian pranikah itu.Husein memegang dokumen yang telah dia sobek di tangannya sambil berbicara dengan nada serius, “Karena kita tidak membutuhkan benda ini.”Sita sepertinya menyadari sesuatu dari nadanya, ketika dia mengingat apa yang Husein katakan di rumah sakit, dia seketika menundukkan kepalanya, “Tanpa ini, aku tetap tidak menginginkan sepersen pun darimu. Bagaimanapun, aku akan meluangkan waktu untuk pergi ke Pengadilan Negeri minggu ini.”Setelah berbicara demikian, Sita ingin pergi, tetapi pergelangannya digenggam oleh telapak tangan Husein yang terasa panas.Detak jantung Sita sedikit tidak teratur. Dia berbicara dengan bingung, “Apa yang kamu lakukan?”Pria itu berkata dengan suara pelan, “Sita, aku memang salah paham padamu sebelumnya, dan aku tidak tahu tentang adanya perjanjian pranikah ini. Jadi
Read more

Bab 466

Sita berbalik dan melihat barang-barang yang dibeli, mungkin itu adalah pakaian. Tempat tidur dan kereta dorong bayi mungkin sudah dikirim sebelumnya.Dia terdiam sejenak, “Kenapa kita tidak mengembalikannya? Lagi pula, ibu Lisa juga sudah pergi, jadi dia tidak akan tahu.”Pria itu mengerutkan keningnya, “Apa aku tidak boleh membelikan barang-barang ini? Ambillah. Bukankah kamu akan pergi? Anggap saja ini untuk anak itu.”Seketika Sita tertegun. Apakah Husein memberikannya untuk anaknya?Bukankah Husein tidak menyukai anak-anak?Sesaat, Sita tidak tahu apa yang sebenarnya ingin pria itu lakukan.Dia menurunkan kelopak matanya, “Tapi masih lama sekali sampai bayinya lahir, dan orang-orang disekitarku tidak tahu tentang kehamilanku. Aku tidak terlalu ingin membawanya pulang secepat ini.”Husein sedikit menyipitkan matanya. Apakah bisa dikatakan bahwa Ryan bahkan tidak tahu tentang kehamilannya?Bukankah itu menunjukkan jika Sita juga sebenarnya berhari-hati pada Ryan?Suasana hati Husein
Read more

Bab 467

Setelah mendengar ucapan itu, wajah Ryan seketika berubah: [Apakah mungkin Linda telah mengetahui identitas Sita?]Tidak. Jika Linda tahu siapa Sita, seharusnya dia tidak akan memberikan reaksi seperti itu.Ryan segera tenang kembali, “Benarkah? Apakah kamu mengingat petunjuk apa pun yang tidak diingat oleh panti asuhan saat itu?”Ekspresi Linda sedikit tidak wajar, “Benar, akhir-akhir ini aku tiba-tiba teringat, dan kebetulan aku bertemu dengannya di sekolah. Karena kami dulu berteman baik, aku masih merasa familiar dengannya saat pertama kali bertemu. Baru kemarin aku menyadari bahwa kemungkinan dia adalah orang yang kalian cari.”“Kalau begitu kenapa kamu tidak memberitahu kami kemarin?”Tatapan Ryan sedikit menyelidik, sehingga Linda berpura-pura tenang dan menjawab, “Karena ada beberapa situasi buruk beberapa tahun terakhir ini, dan aku tidak ingin membuatmu merasa kecewa lagi. Jadi aku diam-diam meminta seseorang untuk menyelidiki dan membuktikan identitasnya sebelum aku menemuim
Read more

Bab 468

Tatapan Linda menjadi menakutkan, “Aku benar-benar meremehkan Sita. Dia benar-benar licik! Orang lain mengira kehamilannya palsu dan hanya untuk membohongi Nenek, tapi siapa sangka Sita benar-benar hamil? Dia menipu semua orang!”Sita diam-diam berencana untuk melahirkan anak Husein di kota Manado, dan kemudian menggunakan anak itu untuk sepenuhnya menguasai posisi Nyonya Handoyo. Benar, pasti seperti itu.Terlebih saat ini kemungkinan dia adalah putri kandung keluarga Syailendra! Hampir tidak ada yang bisa menghentikan Sita.Bukankah pada akhirnya dia akan kalah dengan sangat menyedihkan?Tidak, sama sekali tidak!Tatapan Linda menunjukkan niat untuk membunuh. Dia menatap asistennya sambil berkata, “Kita harus menyingkirkan Sita dan bayi di dalam perutnya sesegera mungkin!”Sita, kamu yang memaksaku untuk melakukan itu semua!——Setelah Linda pergi, Ryan merasa bahwa dia harus menelepon Doni, “Kak, ada yang ingin aku bicarakan padamu.”Ryan mengulangi apa yang Linda katakan, sehingga
Read more

Bab 469

Setelah Sita bertemu dengan tatapan tajam mata sipitnya, dia langsung mengalihkan pandangan dan entah mengapa dia tidak ingin menatapnya.Namun, tatapannya menunjukkan sedikit keraguan. Mengapa Husein datang ke sekolah? Pria itu selalu tertutup dan tidak pernah muncul di depan publik seperti itu.Saat Sita bertanya-tanya, teriakan gadis-gadis itu terdengar di telinganya. Dia kesakitan karena Dian mencubit lengannya, “Ya Tuhan, Sita. Dia ke sini. Siapa yang dia cari? Aku tidak tahu siapa yang begitu beruntung!”Meskipun Dian berkata demikian, di dalam matanya menunjukan sedikit keserakahan. Bagaimanapun, dia sudah menulis begitu banyak novel, tetapi dia tidak pernah bermimpi untuk mendapat kesempatan seperti itu dalam kehidupan nyata suatu hari nanti.Apakah tidak bisa untuk mengatakan bahwa dia benar-benar tokoh protagonis dari sebuah novel, dan sekarang akhirnya dia menemukan cinta sejatinya?Apakah kisah pangeran dan putri akan segera terjadi?Namun, setelah Sita melihat pria itu me
Read more

Bab 470

Dia melirik ke arah bunga mawar kuning di kursi sebelah sopir. Dia benar-benar merasa gila karena datang dan melakukan hal seperti itu.Di sisi lain, Sita berlari keluar dari sekolah dan langsung pergi dengan naik taksi. Dia duduk di dalam taksi dan melirik ke arah sekolah. Teleponnya terus berdering.Dia tidak menjawab telepon karena dia tidak mengerti dengan apa yang tiba-tiba Husein lakukan.Dia teringat perkataan Husein saat di pusat perbelanjaan ketika membeli beberapa perlengkapan bayi terakhir kali. Mungkin, Husein ingin menghindari perceraian ini, tetapi dia tahu bahwa Husein melakukannya karena Nenek.Tidak lama kemudian, dia menerima pesan WhatsApp dari Husein: [Kenapa kamu melarikan diri?]Suasana hati Sita sangat rumit, sehingga dia tidak membalasnya.Tidak lama kemudian, dia menerima pesan lagi dari manusia anjing itu: [Di Surabaya, apa kamu pikir kamu bisa melarikan diri semudah itu?]Sita seketika sangat kesal, sehingga dia langsung menelepon balik, “Husein, apa yang seb
Read more
PREV
1
...
4546474849
...
81
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status