Home / Rumah Tangga / Dilarang Hamil Oleh Mertua / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dilarang Hamil Oleh Mertua: Chapter 21 - Chapter 30

72 Chapters

Hamil

Sean akhirnya angkat bicara, menjelaskan kalau wanita yang duduk bersama Aruna adalah kakak ipar Aruna bukan Alena. Dengan wajah sedihnya Sean menceritakan tentang Alena, meninggal karena kecelakaan. Sean juga menunjukkan bukti berupa video di ponselnya, sehingga mereka semua percaya dengan ucapannya. Karena, waktu kejadian mereka masih dalam masa pendaftaran jadi belum saling mengenal. Pak Bandi meminta maaf kepada Claudia, lalu mengizinkannya keluar dari dalam kelas. Beliau yang berkacamata tidak bisa melihat dengan jelas, dan membedakan antara Claudia dan Alena. "Kalau begitu permisi, Pak. Saya harus pulang," pamit Claudia dengan sopan. "Silahkan, Nona. Hati-hati di jalan," ujar Pak Bandi menatap sendu Claudia. Baru beberapa langkah berjalan Claudia tiba-tiba pingsan, Aruna segera berlari dan menolong kakak iparnya itu. Sean juga turut membantu Aruna membawa ke ruang kesehatan yang ada di kampus. "Merepotkan saja kakak ipar," gumam Aruna, dengan wajah kesalnya. "Seharusnya k
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Gugurkan Kandungan Mu!

"Sayang, aku sudah wangi nih," ucap Rayhan selesai mandi. Ternyata Claudia sudah terlelap dalam tidurnya di atas ranjang, ia lelah menunggu Rayhan mandi terlalu lama. Melihat secangkir kopi di atas meja, membuatnya bersemangat untuk segera mengecap kopi buatan istrinya. "Mas, maaf aku ketiduran," kata Claudia. "Gak papa, Sayang. Pasti kamu lelah kan," ujar Rayhan tersenyum tipis. Claudia benar-benar lupa dengan apa yang terjadi dengan dirinya, karena tidak menceritakan kegiatannya tadi siang. Ia justru mengajak suaminya untuk makan, cacing di perutnya sudah berteriak minta diisi. "Claudia, kamu masak sendiri buat suamimu! Jangan apa-apa yang ngerjain Mamah terus, seharian kamu kemana aja!" ketus Eva. Padahal di meja makan sudah tersedia berbagai jenis masakan, tadi Eva meminta tolong tetangganya untuk memasak. Rayhan tidak banyak bicara, dari pada Mamahnya marah pada istrinya ia mengajak Claudia makan di luar rumah. "Rayhan, biarkan Claudia masak! Pemborosan setiap hari makan
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Terpengaruh Mamah

Sean merebut telepon genggam milik Mamah Risma, lalu mematikan panggilan dengan Eva. Seketika Mamah Risma terkejut, karena perlakuan Sean baru saja menunjukkan sikap tidak sopan. "Sean, sejak kapan kamu tidak mempunyai sopan santun!" marah Risma. "Kenapa Mamah, menghubungi mertuanya Claudia? Dia di usir dari rumah, karena hamil! Mamah, tega melihat orang hamil kena omel terus?" tanya Sean. "Astaga! Maafkan Mamah," ucap Risma. Lalu menuju ke arah Claudia yang saat ini duduk di ruang keluarga. Akhirnya beliau mengizinkan Claudia tinggal di rumahnya, dengan catatan tidak boleh keluar dari rumah. Beliau tidak mau sampai ada yang mengatakan ke Eva, kebetulan tetangganya ada yang teman arisan Eva. "Tante, aku tidak tau harus bagaimana cara berterimakasih untuk membalas kebaikan Sean dan Tante. Sudah sudi menerima aku di rumah ini," ungkap Claudia. Risma tersenyum bahagia, beliau merasakan mempunyai anak perempuan kembali dengan adanya Claudia di rumahnya. Lalu menunjukkan kamar yang a
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Terluka

Sean kemudian mengutarakan maksud kedatangannya, dia mengatakan bahwa Claudia berada di rumahnya. Belum selesai bicara, Rayhan sudah memotong ucapannya dan marah-marah. Rayhan mengatakan tidak akan menerima Claudia lagi, dia juga menuduh bahwa janin yang ada di kandungan Claudia adalah anak Sean."Dasar gila! Tidak mau mengakui anak sendiri!" seru Sean."Memangnya kamu siapa? Apakah kamu kekasih istriku? Mungkin saja kan dia anakmu!" marah Rayhan.Tangan Sean membentuk kepalan, ingin rasanya ia menonjok muka Rayhan. Namun, ia menahan kekesalannya. Karena mendengar pertengkaran hebat, Claudia turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Dia melarang mereka yang sedang bertengkar untuk berhenti, tapi mereka berdua sama-sama tidak mendengar ucapan Claudia. Aruna yang berada di balik pintu akhirnya keluar juga, ia membela Rayhan. Gadis itu dengan lantang menyalahkan Sean, karena terlalu ikut campur urusan rumah tangga orang. "Kalian semua ini keluarga gila! Ayo Claudia, kita per
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Kembali Ke Rumah

Rayhan membawa istrinya ke rumah lagi, membuat Eva marah kepada Claudia. Kali ini Rayhan membela istrinya, bukan berarti ia berani terhadap orang tua. Namun, ia hanya membela kebenaran yang selama ini tertutup kebencian. "Mah, Claudia hamil cucu Mamah!" tegas Rayhan. "Siapapun yang sudah menginjakkan kaki keluar dari rumah ini, tidak boleh kembali!" marah Eva. "Baik, Mah. Kalau gitu biarkan Rayhan juga keluar dari sini," kata Rayhan. Ia kemudian menarik tangan istrinya, mengajaknya untuk berkemas-kemas. Aruna mendatangi Rayhan dan Claudia dengan wajah sedihnya, ia meminta kepada kakaknya untuk tidak pergi. Tapi, Rayhan sudah terlanjur kecewa dengan Mamahnya yang tidak mau menerima Claudia lagi. "Mas, kita bicara sama Mamah lagi," ajak Claudia. "Percuma, Sayang! Lebih baik kita yang keluar dari sini, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan bayi kita," jelas Rayhan penuh harap. "Iya, kak! Tolong pertimbangkan lagi," sahut Aruna. Sebagai seorang kakak, Rayhan menasehati adiknya agar
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Ngidam Buah Apel Dari Pohonnya Langsung

Claudia masih berusaha menutupi semua sikap mertuanya, alasannya masih sama tidak ingin ada keributan di rumah ini. "Sayang, kamu kenapa nangis?" tanya Rayhan lagi, karena tidak ada jawaban. Sambil menghapus air matanya, Claudia berusaha tersenyum. Ia mengatakan kalau wanita hamil memang suasana hatinya cepat berubah, agar suaminya tidak marah. Rayhan memeluk istrinya, berusaha menenangkan. Ia tidak tega melihat Claudia menangis, apalagi dalam keadaan mengandung buah hatinya. "Mas, aku ingin makan buah apel," pinta Claudia dengan manja. "Kamu tunggu disini, biar Mas ambil dulu," kata Rayhan. "Bukan yang di kulkas, Mas! Tapi, yang masih di pohon," jelas Claudia membuat Rayhan mengerutkan dahinya. "Sayang, di sini gak ada pohon apel. Bagaimana kalau kita beli yang baru," ujar Rayhan. Claudia mengerucutkan bibirnya, saat ini tiba-tiba dirinya sangat menginginkan buah apel yang langsung dipetik. Ia membayangkan kenikmatan buah apel, sambil menelan ludah. Rayhan yang selalu siaga
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Butuh Perawatan Intensif

Tak lama setelah panggilan darurat Claudia, Rayhan terbangun dari tidurnya dengan mata yang masih terpejam. Ia refleks memejamkan tangan di perut Claudia dan mencoba meredakan kram yang membuat istrinya menderita.Rayhan memijat perlahan perut Claudia, mencoba memberikan sedikit kelegaan. Claudia meringis dalam rasa sakit yang semakin memperburuk kondisinya. Rayhan mencoba menenangkannya dengan suara lembut, "Tenanglah, sayang. Aku di sini bersamamu."Mata Claudia mulai terbuka sedikit demi sedikit, mencari kenyamanan dalam tatapan lembut suaminya. Dia tahu bahwa Rayhan selalu ada di sisinya saat dia membutuhkan bantuan. Mereka telah menghadapi banyak hal bersama-sama dalam hidup mereka, dan saat ini bukanlah pengecualian.Rayhan maenggenggam tangan Claudia, memberikan kehangatan dan kekuatan. Dia tahu bahwa hanya dengan kekuatan mereka bersama, mereka dapat mengatasi segala kendala yang mereka hadapi. Rayhan merasa tak tahu harus berbuat apa, tetapi dia akan melakukan segala yang dia
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Menunggu Hasil

Eva merasa frustrasi dengan keputusan Aruna untuk ikut ke rumah sakit. Dia tidak sepenuhnya memahami alasan di balik keputusan itu. "Dia hanya ingin ikut karena Rayhan, bukan karena Claudia," gumam Eva dengan nada ketus.Papah Andi, yang baru saja keluar dari kamar, mendengar omongan Eva dan melihat wajah Aruna yang tampak sedikit terganggu. Dia bingung mengenai apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua."Duduklah, nak," kata Papah Andi, menunjuk ke sofa di ruang tamu. "Ceritakan padaku apa yang sedang terjadi."Aruna duduk kelelahan di sofa, sedikit berdehem sebelum mulai membagi ceritanya. Dia menjelaskan betapa pentingnya dukungan keluarga untuk Rayhan dalam perjuangannya melawan penyakit Claudia. Dia tidak ingin Rayhan merasa sendirian dan ingin memberikan dukungan serta kekuatan padanya."Mamah, kamu harus memahami betapa pentingnya itu semua," kata Papah Andi dengan suara lembut. "Rayhan adalah anak kita, dan dia membutuhkan kita saat ini."Eva memandang Papah Andi den
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Tidak Berubah Sikap

Setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif, kondisi kesehatan Claudia akhirnya membaik. Dokter yang merawatnya memberikan kabar baik bahwa Claudia telah mendapatkan izin pulang dari rumah sakit. Berita ini sangat membahagiakan bagi Rayhan, suaminya, yang setia mendampingi Claudia sepanjang perjalanan ini.Claudia merasa lega setelah melewati berbagai pemeriksaan kandungan yang rutin. Meskipun beberapa kali hasilnya belum memuaskan, dia tetap tegar dan berusaha menjaga semangatnya. Tetapi hari ini adalah hari yang istimewa, karena hasil pemeriksaan kali ini menunjukkan kemajuan yang positif. Claudia akhirnya mendengar kabar yang dia tunggu-tunggu - dokter memberikan izin untuk pulang.Rayhan, yang telah setia menemani Claudia sepanjang perawatan, tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sorot mata Rayhan penuh kebahagiaan dan lega, dan senyumnya menerangi wajahnya. Dia merasa sangat bersyukur bahwa istrinya akhirnya bisa pulang."Akhirnya kita bisa pulang," ucap Rayhan, sambi
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Masa Kecil Rayhan

Claudia merenung sejenak, memutuskan bahwa dia tidak ingin membiarkan ketegangan ini berlanjut tanpa tindakan. Dia mulai merasa bahwa ada sesuatu yang perlu dia ketahui. Dalam hati yang penuh kebaikan, Claudia mulai mempertimbangkan untuk membicarkan hal ini dengan suaminya, Mas Rayhan."Mungkin ini waktu yang tepat untuk berbicara dengan Mas Rayhan," gumam Claudia dengan hati yang penuh harapan. Dia ingin membangun sebuah rumah yang penuh dengan kehangatan dan kedamaian, di mana rasa cinta dan saling pengertian akan melingkupi keluarganya.Rayhan pulang dengan semangat yang membara. Dia merasa lega bisa mengantarkan berkas Papah Andi, dengan tepat waktu. Namun, saat memasuki pintu rumah, wajah Claudia penuh keraguan membuatnya waspada.Rayhan segera menyadari bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran istrinya itu. Dia mencoba tersenyum lembut dan bertanya dengan penuh perhatian, "Ada apa, sayang? Apakah kamu baik-baik saja?"Claudia menghela napas panjang dan menatap Rayhan dengan ma
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status