All Chapters of Ternyata Suamiku Miliarder: Chapter 501 - Chapter 510

Di seberang telepon, Andreas sudah tidak sabar.Sebelum dia mengakhiri panggilan, dia sudah berjalan keluar. Lalu, terdengar suara Carla dari belakang."Andreas, kamu selesaikan urusanmu dulu. Aku ... kita menunggumu." Carla awalnya ingin menghentikan Andreas, tapi dia tahu dia sama sekali bukan apa-apa bagi Andreas.Dia tidak mungkin bisa menghentikan Andreas pergi mencari Celine.Daripada mempermalukan diri di depan Andreas, lebih baik dia mengatakan kata-kata penuh pengertian. Ditambah dengan nada bicaranya yang lembut dan akrab, dia yakin Celine pasti kesal.Seperti dugaannya, kening Celine berkerut.Dia bisa mendengar suara Carla.Menunggunya?Heh, benar-benar sangat mengganggu!"Celly, kamu belum pergi, 'kan? Kamu tunggu aku, aku segera ke sana." Begitu teringat Celine kembali ke Kompleks Tiara, Andreas merasa sangat senang dan tidak sabar ingin pulang.Baginya, Kompleks Tiara punya makna yang spesial.Dia bahkan ingin setiap hari bermesraan bersama Celine di Kompleks Tiara.Celi

Sebelum sempat menyapa, James meninju dada Andreas dengan ringan. "Bro, hebat juga kamu!"James menatap Andreas dengan tatapan kagum.Andreas mengernyit, dia tahu James sudah melihat foto itu.James memang sudah melihat foto itu, tidak hanya itu, dia juga berkata, "Kamu tahu nggak dua hari ini siapa yang paling terkenal di dunia investasi dan teknologi?"Andreas sama sekali tidak tertarik.Dia menatap James dengan ekspresi datar dan berkata, "Aku masih ada urusan."Andreas memutari James, tapi seketika James menghalanginya dan bahkan menahannya di bahu dengan tangannya."Kamu nggak setia kawan banget, demi kamu aku buru-buru pulang ke sini, tapi kamu malah sibuk mencari Celine. Sikapmu ini benar-benar bikin aku sakit hati! Nggak boleh, hari ini hari untuk sahabat, harus minum-minum sampai puas!"James benar-benar sangat penasaran dengan perkembangan hubungan Andreas dan Celine.Dia susah payah menahan diri tidak menelepon Andreas setelah melihat foto itu semalam.Hal seperti ini tentu

Seakan-akan baginya ...Nona Celly adalah Celine.Namun Nona Loli juga Celine!"Nona Celly, besok juga kamu akan tahu sisanya. Oh iya, Tuan sengaja meminta Tuan Muda Hansen menyiapkan gaun untukmu."Wahyu berbicara dengan ekspresi misterius.Rasa penasaran di hati Celine semakin besar.Besok ... sebenarnya hari apa?"Wah, Tuan Muda panjang umur ... " ujar Wahyu sambil melihat ke belakang Celine.Celine menyingkirkan kebingungan dan tebakan di hatinya lalu berbalik. Dia melihat Hansen sedang berjalan masuk. Hansen yang memakai pakaian kasual berjalan menghampirinya. Meski sudah terbiasa melihat wajah Hansen yang tampan, dia tetap terkagum-kagum.Entah siapa orang beruntung yang akan menikah dengan pria sebaik dan selembut Hansen.Seketika, muncul sosok nona dari Keluarga Sugito itu.Cocok juga!Hansen berjalan mendekat, tapi Celine tetap melamun.Hansen mengernyit lalu tiba-tiba merasa agak kesal, dia pun mengetuk kepala Celine.Aduh ....Celine langsung sadar kembali lalu mendengar sua

Mereka pun menghilang dari pandangan semua orang."Jangan marah," ujar Hansen tiba-tiba, seperti mau menenangkan Celine.Dia seakan-akan tidak takut Lily akan merebut gaun Celine.Celine merasa lucu. "Untuk apa aku marah? Cuma gaun saja, di kamarku ada banyak."Celine sama sekali tidak peduli dengan apa yang dilakukan Lily tadi.Tepat pada saat ini, Wahyu menyuruh pembantu membawakan kopi dan kue-kue.Celine kaget saat sadar ternyata dia agak lapar, dia pun mengajak Hansen duduk di ruang tamu, bahkan juga menyuruh pegawai toko yang masih ada di sana ikut makan.Para pegawai toko tentu saja tidak berani menerima niat baik Celine ini.Malah Jeremy yang tidak diajak melihat Celine sejenak lalu tiba-tiba duduk di samping Celine lalu mengambil sebuah kue.Kue itu agak manis, harusnya tipe yang disukai perempuan. Jeremy biasanya tidak suka dengan kue seperti ini.Namun, dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Celine.Jeremy segera menahan ketidakenakan yang dia rasakan lalu ber

"Sudah, sudah." Lily menyela manajer toko dan berkata, "Coba gaunnya!"Manajer toko pun menghela napas.Di depan orang, nona satu ini bersikap baik hati dan polos, tapi di belakang suka menyusahkan orang, benar-benar tidak mudah dilayani, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Nona Celine tadi.Teringat gaun itu, manajer toko kembali tegang.Namun, nona satu ini sudah bilang begitu, dia pun tidak berani mengulur waktu.Manajer toko menyuruh satu pegawai toko untuk membantu Lily memakai gaun.Melihat gaun merah yang diambil pegawai toko, benak Lily dipenuhi dengan sosok Celine yang memakainya.Perlahan-lahan, muncul kegelapan di matanya.Ketika manajer toko memakaikan gaunnya, dia sengaja menginjak bagian bawah gaunnya. Begitu pegawai toko menarik gaun itu, langsung terdengar suara kain robek yang nyaring."Ah ...." Lily berpura-pura kaget.Kemudian, dia segera mengambil baju tidurnya untuk menutupi tubuhnya.Manajer toko dan pegawai toko tadi tertegun. Belum sempat mereka menyadari