Tadi waktu Tuan Muda Hansen datang ke toko, dia jelas-jelas meminta mereka menyiapkan gaun untuk Nona Celine.Apalagi, semua gaun yang dia bawa sesuai dengan ukuran Celine. Namun, nona satu ini mau pilih juga ....Manajer toko itu melihat ke arah Hansen dengan tatapan minta tolong.Namun, Hansen sedang membelakanginya, dia bahkan tidak menoleh.Tatapan manajer toko itu hanya terlihat oleh Celine yang berdiri di depan Hansen.Celine tentu saja tidak akan menyusahkan manajer toko."Biarkan dia pilih!"Menurut Celine, dia tidak keberatan kalaupun Lily membawa semua gaun ini ke kamar Lily. Lagi pula, dia memang tidak berencana memilih.Namun, Lily tidak senang mendengar kata-kata ini.Jelas-jelas dia adalah tokoh utamanya, tapi kata-kata Celine ini malah membuatnya terlihat seperti mengizinkan Lily memilih.Dia mana mungkin terima begitu saja.Namun, dia tiba-tiba ingat kalau ada Jeremy di samping. Lily tidak berani bersikap keterlaluan dan membuat Jeremy tidak suka padanya.Lily pun melih
Mereka pun menghilang dari pandangan semua orang."Jangan marah," ujar Hansen tiba-tiba, seperti mau menenangkan Celine.Dia seakan-akan tidak takut Lily akan merebut gaun Celine.Celine merasa lucu. "Untuk apa aku marah? Cuma gaun saja, di kamarku ada banyak."Celine sama sekali tidak peduli dengan apa yang dilakukan Lily tadi.Tepat pada saat ini, Wahyu menyuruh pembantu membawakan kopi dan kue-kue.Celine kaget saat sadar ternyata dia agak lapar, dia pun mengajak Hansen duduk di ruang tamu, bahkan juga menyuruh pegawai toko yang masih ada di sana ikut makan.Para pegawai toko tentu saja tidak berani menerima niat baik Celine ini.Malah Jeremy yang tidak diajak melihat Celine sejenak lalu tiba-tiba duduk di samping Celine lalu mengambil sebuah kue.Kue itu agak manis, harusnya tipe yang disukai perempuan. Jeremy biasanya tidak suka dengan kue seperti ini.Namun, dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Celine.Jeremy segera menahan ketidakenakan yang dia rasakan lalu ber
Mereka berdua ....Satunya putra kandung dari anak angkat Richard, satunya lagi cucu angkat Richard.Mereka tidak punya hubungan darah dengan Keluarga Nadine.Semua orang selalu berkata Hansen adalah cucu Richard yang sangat baik, telaten dan sopan, seorang pebisnis yang handal.Sedangkan waktu mengungkit Jeremy, mereka selalu bilang dia adalah anak orang kaya tidak berguna, suka mabuk-mabukan dan main wanita.Meski selama ini dia kesal karena selalu dibandingkan dengan Hansen dan selalu kalah, dia selalu berusaha menghindar dari Hansen.Namun, tadi Hansen malah bilang dia bukanlah orang baik ke Celine!Heh!"Hansen, kamu ini lagi merusak hubunganku dengan Celly?"Suara Jeremy tiba-tiba terdengar dari belakang mereka.Celine pun berbalik dan melihat Jeremy menaruh tangannya di saku celana. Dia tersenyum, tapi senyumannya itu penuh emosi.Sudut bibir Celine berkedut.Dia tentu saja tidak ingin ada perkelahian.Baru saja dia mau mendamaikan suasana, tiba-tiba Hansen berkata dengan nada d
"Sudah, sudah." Lily menyela manajer toko dan berkata, "Coba gaunnya!"Manajer toko pun menghela napas.Di depan orang, nona satu ini bersikap baik hati dan polos, tapi di belakang suka menyusahkan orang, benar-benar tidak mudah dilayani, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Nona Celine tadi.Teringat gaun itu, manajer toko kembali tegang.Namun, nona satu ini sudah bilang begitu, dia pun tidak berani mengulur waktu.Manajer toko menyuruh satu pegawai toko untuk membantu Lily memakai gaun.Melihat gaun merah yang diambil pegawai toko, benak Lily dipenuhi dengan sosok Celine yang memakainya.Perlahan-lahan, muncul kegelapan di matanya.Ketika manajer toko memakaikan gaunnya, dia sengaja menginjak bagian bawah gaunnya. Begitu pegawai toko menarik gaun itu, langsung terdengar suara kain robek yang nyaring."Ah ...." Lily berpura-pura kaget.Kemudian, dia segera mengambil baju tidurnya untuk menutupi tubuhnya.Manajer toko dan pegawai toko tadi tertegun. Belum sempat mereka menyadari
Ini memang bukan ukurannya!Manajer hampir saja mengatakannya. Namun, dia tahu kalau dia berkata seperti itu, pasti akan membuat nona satu ini marah.Jadi, dia mencoba menyarankan, "Nona Lily, saya bisa langsung memperbaiki ukurannya, sebentar saja!"Sebentar saja?Tetap tidak boleh!Dia seorang nona asli Keluarga Nadine harusnya diberi gaun khusus yang dibuat untuknya, gaun yang diperbaiki mana pantas dipakai olehnya?Lily benar-benar kesal.Namun, dia teringat Jeremy masih menunggunya di bawah.Lily menekan kekesalannya lalu memerintah manajer toko, "Ke bawah ambil gaun putih yang paling mahal. Aku nggak mau gaun ini!"Dia tinggal ganti gaun yang lain!Manajer toko menarik napas dalam-dalam lalu segera memberi tanda pada pegawai toko yang satu lagi.Pegawai toko itu langsung mengambil gaun putih lainnya. Gaun itu sangat ketat di tubuh, bisa menunjukkan bentuk tubuh pemakainya dengan sempurna.Lily sangat percaya diri dengan bentuk tubuhnya."Oke, yang ini saja. Cepat pakaikan," ujar
"Kalau kamu teriak lagi, jangan salahkan aku!"ancam Lily.Manajer toko bahkan tidak berani mengerang sakit lagi.Dia hanya bisa memegang wajahnya dan menahan sakit sambil terus meminta maaf, bahkan berkata akan menebusnya.Namun, Lily mana mungkin peduli dengan uang sesedikit itu?Dia sangat kesal.Dia pun mengambil sebuah gunting lalu menggunting gaun-gaun itu secara asal. Manajer toko dan para pegawai tidak berani menghentikannya, hanya bisa melihatnya yang seperti orang gila.Akhirnya, ketika Lily sudah berhenti, gaun-gaun itu sudah rusak sampai tidak bisa diperbaiki lagi.Kemudian, Lily tersenyum sinis sambil berjalan ke manajer toko.Gunting yang tajam itu membuat manajer toko refleks melangkah mundur."Kamu takut aku mengguntingmu seperti aku menggunting gaun-gaun ini?" Lily mendengus dingin lalu mencengkeram tangan manajer toko.Manajer toko jelas tersentak.Kemudian, Lily malah menaruh gunting itu di tangan manajer toko.Tidak hanya manajer toko, pegawai toko juga refleks meli
Celine tidak menyukai sikap Lily yang suka berpura-pura.Dia sedikit menyesap kopinya lalu tersenyum sambil menatap Lily yang sedang menangis dengan keras. "Aku sama sekali nggak melakukan apa pun padamu!"Celine sama sekali tidak menyembunyikan rasa tidak sukanya pada Lily.Lily merasa dirinya seperti ditusuk oleh sesuatu, Lily tahu bahwa dia sama sekali tidak akan bisa mendapatkan keuntungan apa pun di depan Celine.Hanya saja, tidak peduli bagaimanapun juga Lily harus pura-pura terlihat menyedihkan agar Jeremy mengasihaninya.Jadi, Lily dengan cepat berkata dengan ekspresi sedih, "Aku kira gaun ini disiapkan untuk nona muda dari Keluarga Nadine dan bisa dipilih bersama, tapi nggak disangka ....""Nggak disangka gaun itu sama sekali nggak pas di tubuhku saat aku mencobanya.""Aku kira hanya ukurannya yang salah, jadi aku menyuruh pegawai toko untuk membawakan kembali gaun yang lain, ta ... tapi ....""Hanya saja manajer toko mengatakan bahwa semua gaun ini dibuat sesuai dengan ukuran
Sudah lewat waktu makan malam setelah mereka kembali ke vila.Lampu kamar Celine sudah dimatikan saat dilihat dari lantai bawah, sepertinya dia sudah tidur....Di dalam sebuah toko gaun merek terkenal.Manajer toko kembali ke toko sambil membawa gaun dengan ekspresi sedih, dia memeriksa gaun bersama dengan rekannya dan menemukan bahwa beberapa gaun telah dipotong dengan sangat brutal dan sama sekali tidak bisa dijahit kembali.Jumlah harga dari ketiga gaun ini lebih dari 10 miliar.Mereka tidak mampu membayarnya.Manajer toko sudah selesai menulis laporan dan ingin mengundurkan diri karena telah melakukan kesalahan, bahkan manajer toko juga sudah bersiap untuk menerimaHanya saja, kantor pusat sudah menelepon terlebih dahulu sebelum laporan diberikan, menyuruh manajer toko tidak perlu memedulikan kejadian yang terjadi hari ini dan terus bekerja."Biaya kompensasi beberapa gaun itu ....""Kalian nggak perlu bayar, sudah ada orang yang membayarnya."Manajer toko masih kebingungan setela
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s