Sudah lewat waktu makan malam setelah mereka kembali ke vila.Lampu kamar Celine sudah dimatikan saat dilihat dari lantai bawah, sepertinya dia sudah tidur....Di dalam sebuah toko gaun merek terkenal.Manajer toko kembali ke toko sambil membawa gaun dengan ekspresi sedih, dia memeriksa gaun bersama dengan rekannya dan menemukan bahwa beberapa gaun telah dipotong dengan sangat brutal dan sama sekali tidak bisa dijahit kembali.Jumlah harga dari ketiga gaun ini lebih dari 10 miliar.Mereka tidak mampu membayarnya.Manajer toko sudah selesai menulis laporan dan ingin mengundurkan diri karena telah melakukan kesalahan, bahkan manajer toko juga sudah bersiap untuk menerimaHanya saja, kantor pusat sudah menelepon terlebih dahulu sebelum laporan diberikan, menyuruh manajer toko tidak perlu memedulikan kejadian yang terjadi hari ini dan terus bekerja."Biaya kompensasi beberapa gaun itu ....""Kalian nggak perlu bayar, sudah ada orang yang membayarnya."Manajer toko masih kebingungan setela
Pengurus rumah tangga bersikap dengan misterius kemarin dan sama sekali tidak mengatakan ada acara apa.Richard menyipitkan matanya dengan serius saat mendengar pertanyaan Celine. "Bukankah sebentar lagi kamu bisa tahu?"Richard bergumam rendah dengan penuh kasih sayang setelah bicara. "Nggak disangka anak ini lupa!"Bukankah dia sendiri juga hampir melupakannya?Untung saja ada orang yang mengingatkannya.Sekelompok orang keluar dari vila.Beberapa mobil mewah telah bersiap di depan vila, semua orang menaiki mobil tidak lama kemudian dan mobil bergerak maju dengan mewah.Hansen dan Carla tidak duduk di mobil yang sama.Lily awalnya ingin duduk bersama dengan Jeremy, tapi memilih untuk duduk sendiri di dalam mobil saat teringat bahwa masih ada hal yang harus dia lakukan tanpa diketahui oleh Jeremy.Di dalam mobil.Lily mengirim pesan pada Irina.Akan ada jebakan hari ini, jebakan yang akan menangkap Celine.Lily sudah menyuruh Irina untuk mempersiapkan orang pada beberapa hari yang lal
Jeremy teringat pada sikap berani Celine tadi dan sudut mulutnya sedikit terangkat.Ekspresinya ditambah dengan ucapannya yang belum selesai diucapkan, memiliki maksud yang berbeda di dalam pikiran Lily.Selain itu ... dia adalah tokoh utamanya hari ini dan harus mengenakan pakaian yang sesuai dengan identitasnya."Baiklah, kalau gitu aku ... akan mengenakan gaun itu," jawab Lily seperti setengah terpaksa, baru setelah itu dia berjalan ke panti asuhan bersama dengan Jeremy.Tidak ada terlalu banyak orang di dalam panti asuhan.Anak-anak tunawisma menetap di sini dulu, kemudian mereka tumbuh besar setelah beberapa tahun berlalu, ada yang meninggalkan panti asuhan dan ada juga yang diadopsi, mereka semua sangat jarang kembali.Beberapa tempat di panti asuhan menjadi bangunan berbahaya karena sudah lama tidak direnovasi.Tidak ada lagi anak tunawisma yang tinggal di sini.Apa yang tersisa hanyalah orang tua yang bekerja di sini, melewati masa tuanya sambil mengurus panti asuhan.Keluarga
Loli kecil ....Celine baru menyadari panggilan ini.Apakah "Loli kecil" yang diucapkan nenek ini sama dengan "Loli" yang dimaksud Kakek?Apakah Linda pernah datang ke sini?Celine seperti menyadari sesuatu.Dia segera bertanya, "Nenek, apakah maksudmu adalah Linda?"Orang tua itu tertegun sejenak saat mendengar nama ini, kemudian memegang tangan Celine dan memandangnya dari atas sampai bawah, terdapat tatapan senang di matanya."Linda, kamu sudah kembali, baguslah kamu sudah kembali, baguslah kamu sudah kembali.""Saat kamu menemuiku pada tahun itu adalah saat terakhir kita bertemu, kamu mengatakan bahwa kita mungkin nggak akan bisa bertemu lagi di masa depan, aku menyimpan barang yang kamu titipkan padaku dengan sangat baik, sama sekali nggak ada orang yang menemukannya ...."Orang tua itu tiba-tiba teringat sesuatu, lalu menatap sekeliling dengan penuh waspada.Dia baru menarik tangan Celine setelah memastikan tidak ada orang di sekitar. "Ayo, aku akan membawamu ke sana."Celine tid
"Loli kecil ...." Orang tua itu menggenggam tangan Celine dan terdapat banyak emosi di matanya.Kesehatan orang tua itu tampak sangat buruk, terdapat ekspresi lelah di wajah orang tua itu dan dia menutup mata tidak lama kemudian, Celine memanggil orang tua itu dan menyadari bahwa dia sudah tertidur.Celine membantunya untuk berbaring di tempat tidur.Dia tidak membawa pergi liontion giok itu.Karena dia bukan Linda.Benda ini bukan miliknya dan tidak seharusnya diambil.Celine mengembalikan liontion giok serta dokumen Linda ke dalam kotak besi, kemudian membungkusnya dengan selembar demi selembar kain, lalu meletakkan kotak besi itu di dalam lemari.Celine baru keluar dari rumah setelah selesai melakukan semua ini.Dia kebetulan bertemu dengan Hansen.Hansen tidak melihat Celine dan takut terjadi sesuatu padanya, Hansen sudah berkeliling tapi masih belum menemukan Celine yang membuatnya merasa cemas.Saat melihat Celine berada tidak jauh dari sana.Hansen segera berlari menghampirinya.
Lily merias wajahnya dengan indah, dia tidak melihat Celine, tapi melihat Richard yang sedang tersenyum lebar.Orang yang berulang tahun ....Orang yang berulang tahun hari ini adalah dia!Lily merasa sangat bangga saat teringat bahwa Richard secara khusus mempersiapkan ini semua hari ini dan ingin memamerkannya di depan Celine.Dia ingin Celine paham bahwa darah lebih kental daripada air.Celine dianggap sebagai orang lain, sedangkan dia adalah nona besar Keluarga Nadine yang sebenarnya.Lily, yang telah membohongi orang-orang dan orang yang mengetahui kebenarannya pada saat ini, bahkan sudah menganggap dirinya sebagai nona muda Keluarga Nadine.Semuanya adalah miliknya, termasuk perhatian dan kasih sayang semua orang.Lily menunjukkan senyuman paling indah di wajahnya, kemudian dengan sengaja meletakkan tangannya di lengan Jeremy dan melangkah maju dengan anggun.Jeremy memandang Celine pada pandangan pertama.Meski hanya melihat wajah sampingnya, Celine berdiri di sana dan membiarka
Hanya saja, suara itu terdengar seperti ada hantu jahat yang sedang tertawa di samping telinganya.Kebetulan gaun yang robek terletak di bagian paha."Huh ...." Tidak tahu siapa yang mencibir.Lily menoleh berdasarkan arah datangnya suara, tapi dia hanya melihat Celine, tidak melihat Carla yang berada tidak jauh dari belakang Celine.Orang yang mencibir adalah Carla.Hanya saja, terlihat jelas bahwa Lily menganggap orang itu adalah Celine.Lily menggertakkan giginya, wajahnya penuh dengan ekspresi malu.Dia tidak ingin mempermalukan dirinya di depan Celine.Hanya ada satu pikiran di dalam benak Lily, dia harus berdiri sendiri, seolah-olah hal ini bisa melawan cibiran tadi.Hanya saja, Lily tidak tahu bahwa dia sudah kalah saat memiliki pemikiran seperti ini.Lily berdiri dengan terburu-buru, tapi ritmenya menjadi kacau karena dia terlalu cemas.Set ....Kembali terdengar sebuah suara yang lebih jelas, kain yang robek di bagian kaki bergerak naik melalui bukaan dan tiba-tiba robek.Hati
Bagaimana mungkin pakaian pria ini pantas menyentuh dirinya yang merupakan nona muda dari Keluarga Nadine?Untung saja suara tangisannya membuat pria itu tidak berani mendekati Lily.Tentu saja Lily merasa tidak terima.Menurut Lily, tampangnya terlihat sangat memalukan sekarang yang membuat Jeremy tidak senang.Jeremy adalah tuan muda yang terkenal di Kota Mastika dan selalu berada di bawah perlindungan Perusahaan Perhiasan Nadine, sangat wajar baginya jika marah.Dia pasti marah, maka dari itu tidak datang membantunya.Lily menatap Jeremy, dia percaya bahwa tatapan menyedihkannya pasti akan meluluhkan hati Jeremy.Benar saja, Jeremy memejamkan matanya.Jeremy tetap bertindak meski alisnya berkerut.Akhirnya hati Lily terasa lebih baik, menunggu Jeremy untuk menghiburnya, serta menghilangkan rasa canggung dan malu saat ini. Sedangkan, apa yang harus dia lakukan adalah terus membuat tampang menyedihkan.Jeremy menarik Lily untuk berdiri.Tubuh Lily yang lemah hampir bersandar di peluka
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja
"Kamu masih ingat hal-hal aneh lainnya, nggak?"Hal-hal aneh?Andreas mengernyit, lalu berpikir sejenak dan akhirnya bertanya dengan ekspresi bingung, "Hal aneh apa?"Berarti dia sudah lupa!Bagus sekali!Lala sangat puas.Lala pun mencari alasan untuk menjawab kebingungan Andreas. "Nggak apa, cuma semalam pas demam, kamu mengatakan hal-hal nggak jelas. Kayaknya kamu mimpi buruk.""Tapi sekarang kamu sudah sembuh."Lala akhirnya lega.Namun tiba-tiba, Andreas menemukan sesuatu di sakunya.Waktu Lala melihat Andreas mengeluarkan kalung itu, ekspresinya langsung mengeras. Dia juga pernah belajar desain perhiasan.Selama ini, dia juga selalu mengawasi Grup Nadine dan juga Perusahaan Perhiasan Nadine.Hanya lihat sekilas saja dia sudah tahu kalau ini adalah karya jadi dari desain yang Andreas gambar kemarin.Ternyata kemarin Andreas buru-buru keluar untuk membuat kalung ini?Namun ....Lala melihat ukiran di liontin kalung itu. Bagaimana Andreas bisa tahu pola itu?Lala pernah melihat pola
Dalam beberapa saat, orang di atas kasur itu perlahan-lahan tidak memberontak lagi.Suara Gion bergema di dalam kamar dan masuk ke telinga Andreas."Tuvin, kamu itu Tuvin. Setelah bangun, kamu hanya Tuvin Sarwen. Orang yang kamu cintai adalah Lala, kamu bergantung padanya dan mencintainya. Tujuan hidupmu adalah membahagiakannya.""Di hidupmu hanya ada satu wanita, yaitu dia. Nggak ada orang lain."Orang di atas kasur sudah tidak memberontak, seperti sudah tertidur.Juga seperti sudah menerima setiap kata-kata.Gion mengulang kata-katanya berkali-kali sampai akhirnya berhenti.Lala tidak sabar ingin tahu hasilnya. "Begini saja ... sudah bisa?""Iya," jawab Gion datar.Lala pun tersenyum puas. Dia tahu kemampuan Gion, Gion bilang sudah, berarti sudah.Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. "Dia ... bakal jadi gila?"Waktu menanyakan pertanyaan ini, di matanya terlihat kekhawatiran. Melihat ini, Gion pun mencibir di dalam hati.Sangat rendahan.Dia bukannya tidak peduli Andreas jadi gila atau t
Kemudian, Andreas mulai merasa pusing.Sebelum kesadarannya hilang, dia mendengar suara Gion yang penuh dengan rasa bersalah. "Maaf, Tuvin ...."Tuvin ....Bukan, namanya bukan Tuvin!Namun, kalau bukan Tuvin, siapa namanya?Dia berusaha mengingat, tapi seakan-akan ada sebuah rantai yang melilitnya, membuatnya tidak bisa bergerak.Tiba-tiba, di benaknya ada suara seseorang.Suara seorang wanita.Suara itu terus memanggil sebuah nama, awalnya terdengar tidak nyata, tapi dia berusaha mendengar dan akhirnya mendengar nama itu dengan jelas."Andreas ...."Suara wanita itu terus memanggil "Andreas" berulang kali.Siapa itu Andreas?"Tuvin, Tuvin, namamu Tuvin. Kamu itu teman sejak kecilnya Lala, Lala sangat mencintaimu, kamu juga mencintai Lala.""Kalian segera keluar negeri bersama lalu menikah dan hidup bersama selamanya.""Hal lain yang ada di ingatanmu hanyalah mimpi. Setelah kamu bangun, mimpimu akan berakhir, nggak akan meninggalkan jejak apa pun ...."Suara orang tua terdengar di ata
Setelah mengakhiri panggilan, dia menyuruh sopir taksi untuk mengemudi lebih cepat ke rumah."Nggak tahu, dia masih pingsan, aku hanya bisa membawanya ke kasur. Kakek ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah berlari kecil ke kamar Gion.Di dalam kamar, Gion berbaring di kasur seperti orang yang sedang tidur.Lala yang ikut di belakang tiba-tiba mendengar Andreas berkata,"Cepat telepon ambulans, bawa dia ke rumah sakit."Muncul kepanikan di mata Lala yang seketika langsung menghilang.Dia mana mungkin membawa Gion ke rumah sakit?Gion "pingsan" hanya sebagai alasan untuk menyuruh Andreas pulang.Hari ini, setelah Andreas keluar, Lala awalnya tidak takut. Namun, seiring dengan berlalunya waktu dan langit yang menggelap, Andreas yang belum pulang juga membuatnya tidak tahan lagi.Rencana malam ini harus dijalankan.Dia tidak mau menunggu lagi, jadi dia pun membuat pertunjukan ini.Melihat Andreas mengeluarkan ponsel, Lala langsung berkata, "Aku saja yang telepon, kamu awasi Kakek