Home / Pernikahan / Wanita Lain Pilihan Ibu Mertua / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Wanita Lain Pilihan Ibu Mertua: Chapter 41 - Chapter 50

54 Chapters

Bab 41

Tadinya Gina sudah malas memberikan support kepada Hanum, tetapi melihat dia sebingung itu membuat Gina merasa tidak tega, sehingga akhirnya ia pun mengikuti keinginan Hanum mengantarkannya ke rumah sakit."Cuma sebentar aja, ya." seru Gina begitu sampai di rumah sakit."Iya, gue juga ngapain lama-lama di sini."Saat ini mereka sedang antri di depan pintu lift, lalu ponsel Hanum berdering. Sebuah notifikasi masuk. Notifikasi pesan baru. Ia mengeluarkan handphone dari dalam tas selempang yang ditakutkan di atas pundak, tertera nama ibu mertua pada layar ponselnya. Penasaran dengan isi pesan dari sang ibu mertua, Hanum pun membukanya."Di mana?" Isi pesan dari Nani yang Hanum terima."Di rumah sakit, Bu. Mau jenguk Nara," balas Hanum."Kamu jangan ke sana!"Dahi Hanum mengerut membaca balasan Nani, lalu ia pun bertanya, "Kenapa, Bu?""Cuma ngerepotin doang. Dava jug nggak bakal anggap kamu ada. Dia sibuk sama bayinya juga Nara. Daripada di sana kamu sakit hati mending nggak usah ke ruma
Read more

Bab 42

Satu minggu sudah baby Abiyu berada di dunia yang fana ini, selama itu juga Dava belum pulang menemui Hanum dan memang rencananya hari di hari Sabtu Dava akan menemuinya.Seharusnya Dava datang di Sabtu pagi, tetapi karena ada pekerjaan di pabrik, Dava akan menemui Hanum di siang harinya. Namun, sampai jarum jam berada di angka empat pun Dava belum menunjukkan batang hidungnya, lalu Hanum memutuskan untuk mengirim pesan, menanyakan keberadaannya."Di mana, Mas?" tanya Hanum dalam sebuah pesan yang ia kirim. Saat ini Hanum sedang duduk di kursi di dapur, sedang memasak untuk makan malam."Bu, minyak ikannya mau dibanyakin nggak?" tanya Marni, sang asisten rumah tangga."Sedang aja, Bi," jawab Hanum masih memegangi handphonenya, menunggu balasan dari Dava."Siap, Bu."Tidak lama setelah itu, Dava membalas pesan Hanum yang berisi, "Di rumah Nara, Num. Maaf aku nggak jadi menemui kamu hari ini. Tadi Nara bilang Abiyu muntah-muntah."Mengetahui kabar tersebut, Hanum pun ikut merasa khawati
Read more

Bab 43

Di saat keadaan seperti ini, terkadang kita membutuhkan waktu untuk sendiri untuk berdamai dengan keadaan. Mencari jalan keluar sendiri, instrospeksi, berusaha menilai positif dari semua sisi, yang paling utama lebih mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta karena dialah yang maha memiliki kekuatan, maha Segalanya.Hanum sedang melakukan itu. Dia memilih tinggal di hotel rencananya untuk beberapa hari sampai keadaan hati dan pikirannya lebih tenang. Sebetulnya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya saja belum ada niatan untuk kembali ke rumah.Derrt....Handphone miliknya bergetar di atas nakas. Dia mengambil benda pipih berwarna putih itu, lalu melihat pesan masuk yang ternyata dari Dava dan berisi sebuah pertanyaan. "Di mana?"Tidak nanti-nanti, Hanum langsung membalasnya. "Lagi di rumah Gina. Bantu-bantu.""Jawab yang jujur ya, Sayang. Kamu di mana?""Jujur, aku lagi di rumah Gina.""Aku barusan telepon rumah Gina, nggak ada acara apa-apa di sana, nggak ada kamu juga. Tolong ka
Read more

Bab 44

"Mau kamu bawa ke mana anak aku?" Nara bangkit dari duduknya."Ke mana saja, asalkan aku bisa hidup bahagia sama anak aku.""Aku nggak izinin kamu bawa Abiyu keluar dari rumah.""Aku nggak minta izin dari kamu, Nara.""Mas Dava!" Nara meninggikan suaranya. "Kembalikan Abiyu!" pintar Nara seraya mengulurkan tangan."Maafkan aku, Nara. Aku harus pergi." Dava melangkah mundur, lalu berjalan cepat menuju pintu utama."Jangan bawa anak aku! Kembalikan!" Dengan sudah payah Nara mengejar Dava yang berjalan cepat menuju pintu utama.Tidak perduli, Dava tetap berjalan seraya menekan tombol buka kunci pada remote control di tangannya hingga terdengar bunyi beep tanda kunci terbuka."Ayah akan membawa kamu ke suatu tempat di mana kita akan hidup bahagia," ucap Dava seraya melihat wajah tampan baby Abiyu tanpa menghentikan langkah kakinya menuju garasi. Saat bicara bayi itu hanya menggeliat dengan mata masih terpejam setelah kenyang disusui oleh ibunya.Begitu sampai di garasi, Dava membuka pintu
Read more

Bab 45

"Nanti aku jelaskan." Dava berjalan menuju ranjang, lalu membaringkan putranya di sana dengan sangat hati-hati. Menyelimuti baby Abiyu oleh selimutnya."Tidur yang nyenyak ya, Nak. Ayah ada di sini sama ibu kamu." Dava bicara kepada Abiyu seraya mengecup singkat keningnya. Setelah itu dia berdiri tegak, ada Hanum juga berdiri di sebelahnya memperhatikan Abiyu."Tampan." Satu kata yang keluar dari mulut Hanum memuji ketampanan bayi milik Dava bersama Nara."Kayak aku ya, Num."Hanum melihat ke arah Dava, mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Mas." Setelah itu kembali ia melihat ke arah Abiyu, menatapnya penuh rasa kagum."Kamu belum tidur?" Dava bertanya sambil berjalan ke arah di mana lemari pendingin berada."Baru juga mau tidur kamu datang.""Maaf, aku mengganggu waktu istirahat kamu." Mengambil minuman kaleng dari dalam lemari pendingin, lalu membawanya duduk di sofa depan televisi.Hanum ikut mengecup kening Abiyu, lalu mengusap lembut pipinya. "Tidur yang nyenyak ya, Nak. Aku ... ma
Read more

Bab 46

Nara: Oh, jadi lu yang nyuruh Mas Dava bawa Abiyu ke sana? Gila ya emang lu, anak gue belum juga satu bulan udah lu bawa-bawa ke sana. Mau lu apa sih?Balasan dari Nara yang Hanum terima.Tidak ingin ketahuan kalau saat ini dia sedang berbalas pesan dengan Nara, Hanum pun pergi ke kamar mandi dengan dalih ingin buang air kecil. Dia pergi meninggalkan Dava yang sedang asik ngobrol bersama Abiyu di sofa ruang keluarga.Hanum: Apaan sih lu? Marah-marah nggak jelas. Masih untung gue kasih tau mas Dava ada di sini.Balasan yang Hanum kirim kepada Nara. Sabil berdiri di depan cermin kamar mandi, Nara: Suruh mas Dava pulang! Hanum: Gue udah nyuruh dia pulang dari kemaren, tapi mas Dava nggak mau.Nara: Bohong! Pasti lu yang ngelarang mas Dava pulang.Hanum: Terserah lu mau percaya atau nggak deh.Nara: Gue ke rumah lu sekarang.Hanum: Silakan.Selesai berbalas pesan dengan Nara, Hanum berdiri sebentar di depan wastafel sambil mencuci tangan. Selesai mencuci tangan, barulah ia keluar dari k
Read more

Bab 47

Sejak Dava memimpikan Nara, sejak saat itu juga hatinya merasa gusar. Tidak berhenti ia memikirkan makna dari mimpi itu apa, hingga akhirnya ia pun menghubungi sang sahabat bernama Haris untuk mengutarakan kegusarannya, bertukar pikiran dengan harapan mendapatkan jalan keluar terbaik."Di mana?" tanya Dava dalam sebuah pesan.Tidak lama ia pun langsung mendapatkan balasan. "Di kantor. Kenapa?""Bisa ketemu sekarang?""Di mana?""Kafe depan kantor lu aja.""Oke, lu bisa datang ke sini satu jam lagi. Gue lagi nanggung kerjaan nih.""Oke, kalau udah nyampe gue kabarin lagi.""Sip."Setelah berbalas pesan dengan sang sahabat, Dava menyeruput kopinya, lalu mengetik pesan untuk dikirim kepada Hanum."Assalamualaikum, Num.""Waalaulaikumsalam. Ada apa, Mas?""Kamu lagi apa?""Lagi di butik. Kenapa, Mas? Mas Dava mau pulang sekarang?""Nggak. Aku mau izin pulang ke rumah Nara, boleh?"Lama tidak mendapatkan balasan, Dava meletakkan handphonenya di atas meja. Sambil menunggu, dia menyandarkan
Read more

Bab 48

Selama lebih dari dua jam Dava mengadakan pertemuan dengan guru ngaji Haris di salah satu mesjid kota Jakarta. Dia mengutarakan semua isi hatinya, keluh kesahnya selama ini, selama menikahi Nara secara diam-diam. Dava menceritakan semuanya dari A-Z, tidak ada yang dikurangi apa lagi dilebih-lebihkan.Guru ngaji Haris memberikan beberapa nasihat, mengutarakan pendapat, juga menyampaikan apa yang seharusnya ia sampaikan. Bukan tanpa ilmu, semua yang beliau sampaikan tidak melenceng dari syari'at agama islam, tidak melenceng dari peraturan-peraturannya sehingga Dava sudah tau keputusan apa yang harus ia ambil.Setelah mendapatkan jawaban atas kegusarannya selama ini, malam harinya Dava pun memutuskan untuk pulang ke rumah Nara tentunya."Assalamualaikum," ucap salam Dava seraya membuka pintu utama.Tidak ada siapa pun, tetapi televisi dalam keadaan menyala. Dava berjalan menuju meja, mengambil remote control, lalu televisi pun dimatikan. Dia berpikir kalau saat ini Nara bersama putranya
Read more

49

Hanum terkejut atas apa yang sudah Dava ucapkan, pasalnya dia sendiri saja tidak tahu akan tujuan Dava mengumpulkan semua orang. Dava tidak pernah mendiskusikan masalah ini dengan dirinya.Nara yang tidak setuju terus menolak, Dava mengeluarkan semua berkas perjanjian yang pernah mereka tanda tangani lalu menyimpannya di atas meja."Kamu sudah menandatangani semuanya, Ra. Aku harap kamu bisa kooperatif."Nara mengambil surat tersebut bukan untuk membacanya, tetapi untuk merobeknya dan beberapa kertas itu ia robek di hadapan semua orang, robekan kertas itu dia lempar ke sembarang arah."Aku nggak peduli! Pokoknya aku nggak mau kita bercerai!""Aku nggak cinta sama kamu, Ra," tegas Dava."Pikirkan bagaimana nasib putra kita, Mas. Abiyu masih membutuhkan aku, Abiyu masih minum ASI.""Itu bukan masalah serius, aku bisa kasih dia susu formula.""Aku nggak setuju. Kamu mau anak kita sakit?""Susu formula itu kurang bagus, Dava. Ada ASI, buat apa susu formula?" Nani ikut membela menantu kesa
Read more

Bab 50

Setelah Dava pergi, Hanum meminta maaf kepada semua orang, terutama kepada Nara. "Maafkan aku, Ra. Aku udah berusaha supaya kamu tetap menjadi istri mas Dava, tapi ternyata mas Dava tetap pada keputusannya.Tidak terima akan kekalahan yang ia dapatkan, Nara melepaskan diri dari pelukan Fitri, lalu berjalan menghampiri Hanum, mengangkat tangannya hendak menampar. Beruntung Dava kembali masuk ke dalam berhasil menahan tangan Nara yang sudah melayang di udara."Mas Dava?" Nara terkejut."Berani kamu menyentuh istri aku, akan aku pastikan kamu tidak akan pernah bertemu dengan Abiyu lagi. Paham?" Secara kasar Dava mengibaskan tangan Nara, lalu Dava meraih tangan Hanum. "Ayo kita pergi, Num."Tidak ada lagi yang bisa merubah keputusan Dava. Baik itu Heru, Fitri, sekalipun Nani. Semua diam ketika Dava mengambil sikap tegas. Akhirnya Dava, Hanum, Abiyu, juga Fitri meninggalkan kediaman Nara tanpa embel-embel apa pun, mereka pergi tanpa menoleh lagi ke belakang."Ayo, Num. Kita harus cari mini
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status