Semua Bab Pembalasan Manis Istri Lugu Presdir: Bab 1 - Bab 10

24 Bab

Malam Yang Membara

[Shena, kamu sudah janji ya. Hotel Diamond nomor 1501. Ini kuncinya, jangan lupa pakai gaun yang sudah kukirimkan kemarin.]Shena menatap layar ponselnya lekat-lekat. Ada sebuah keraguan, jantungnya pun berdebar sangat kencang. Hari pernikahan bersama kekasihnya tinggal menghitung hari, tetapi kenapa kekasihnya itu menginginkan hal yang sebenarnya bisa diraihnya.Shena menghela napas panjang. Dia menengadahkan kepala sembari terus berpikir apa yang dilakukannya ini benar atau salah. Perempuan itu berdandan sangat cantik, rambutnya dibiarkan panjang terurai dengan sedikit curly di bagian bawahnya. Gaun merah mini dengan bagian dada cukup rendah membuatnya sedikit tidak nyaman.“Tenanglah Shena, sebentar lagi kamu akan menikah, jadi tidak usah khawatir,” monolog Shena sembari mengepalkan kedua tangannya seolah memberi semangat.Seorang asisten rumah menghampiri Shena. Dia memberikan segelas minuman seperti permintaan majikannya. Perempuan itu menghabiskan air minum itu lalu pergi ke hot
Baca selengkapnya

Benci Tapi Menikah

“Bagaimana bisa dia ada di sini?” batin Shena dengan mata terbelalak.Lelaki itu tetap memandangi Shena dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celananya. Sengaja membuat Shena terintimidasi. Kebetulan sekali, polisi dan ketua RT pergi meninggalkan Shena di kamar jenazah sendiri.Di saat Shena tengah sendiri, lelaki itu datang lalu menutup pintu kamar mayat. Herannya petugas kamar mayat pun tidak ada di sana.“Apa tujuanmu menjebakku semalam?” tanya lelaki itu dengan nada rendah tetapi penuh penekanan.Shena membulatkan mata saat lelaki itu menutup pintu. Perempuan itu mundur hingga berakhir ditepian pintu pendingin mayat. Jantungnya berdebar sangat kencang dengan pipi yang masih basah oleh air mata.“Aku tidak—“ belum selesai bicara, lelaki itu langsung memotong.“Bohong! Berani-beraninya kamu menjebak Aryan Mahendra. Kamu pasti sudah tahu akibatnya, kan!” bentak Aryan sambil melayangkan tangan hendak ke pipi Shena tetapi meleset ke pintu pendingin.Shena gemetar bukan main. Sepe
Baca selengkapnya

Pernikahan Di Atas Dendam

“Mari kita sambut kedua mempelai kita,” ucap Pembawa acara sembari bertepuk tangan.Riuh suasana pesta pernikahan yang digelar secara sederhana untuk seorang Presdir MnM Factory. Terlihat banyak tamu undangan yang hadir mengucapkan selamat untuk Aryan juga Shena. Mereka sempat tidak percaya karena beberapa waktu lalu mereka baru saja menghadiri pesta pertunangan Shena juga kekasihnya.Shena tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, wajahnya enggan menampakkan wajah ceria meskipun itu bohong. Tepat seminggu setelah kematian orang tuanya, Shena harus menggelar pernikahan yang tidak diinginkannya. Sosok yang diharapkan menjadi penyelamatnya pun tidak kunjung tiba.“Cepat tersenyum!” titah Aryan dengan berbisik ke telinga istrinya.“Apa senyumku ini kurang tulus bagimu?” tanya Shena.Shena menoleh ke arah Aryan, sambil menarik garis bibirnya. Senyumnya dibuat selebar mungkin dengan bola mata seakan ada cinta membara di antara mereka.Jantung Aryan berdebar sangat kencang saat melihat tatapa
Baca selengkapnya

Rahasia Yang Harus Terkuak

“Cepat katakan alasannya!” desak Shena dengan suara bergetar. Tangannya mencengkram pinggang Aryan dengan kuat.“Akan kujawab setelah resepsi.” Aryan melepaskan tangan Shena dari pinggangnya lalu pergi sambil tersenyum penuh kemenangan.Resepsi pernikahan pun telah usai. Shena sudah tidak sabar dengan jawaban dari Aryan tentang penyebab kematian orang tuanya. Dia tidak peduli meski harus berlutut sekali pun untuk mendapatkan jawabannya. Shena terus mengikuti kemana Aryan pergi hingga akhirnya mereka berhenti di kamar pengantin yang dihiasi taburan kelopak mawar merah.“Aryan Mahendra! Cepat jelaskan apa penyebab kematian orang tuaku?” desak Shena sudah mulai hilang kesabaran.Tangan lelaki itu memegang lengan istrinya kuat. Retinanya fokus, tidak bergerak sedikit pun, sengaja ingin mengintimidasi Shena.“Ck,ck,ck, sepertinya kamu tidak paham statusmu di sini adalah budakku!” tegas Aryan.Shena tidak gentar hanya dengan tatapan Aryan. Baru saja dia menikah, statusnya adalah istri bukan
Baca selengkapnya

Mantan Yang Membawa Rahasia

“Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk rumah ini?” tanya Aryan sambil meletakkan alat makan di samping piringnya.“Aku Alan Surya Kencana, tunangan Shena. Kemana kamu membawa calon istriku? Kenapa kamu menikahinya tanpa memberitahuku? Beraninya kamu merebut dia, kembalikan Shena padaku!” geram Alan dengan tangan yang mengepal kuat.Aryan mengelap mulut dengan serbet yang berada di pangkuannya. Terdengar embusan napas berat sembari beranjak dari tempatnya berada. Di saat yang sama Shena datang dengan wajah kesalnya. Dia hendak mengambil minum ke dapur, tetapi langkahnya terhenti saat melihat Alan berada di rumahnya.“Alan!” cetus Shena. Matanya berkaca-kaca tetapi tangannya mengepal erat. Sebelum dia menikah dengan Aryan, selama beberapa hari ini dia bahkan tidak mendapatkan kabar apapun dari kekasihnya itu. Seharusnya Alan berada di garda terdepan menjadi penyelamatnya.Alan menoleh ke arah suara berasal. Netranya melihat Shena berdiri dengan mata memerah. Lelaki itu tanpa ragu segera
Baca selengkapnya

Cemburu Berkedok Dendam

“Apa yang kamu lihat, Cantik?” tanya Archi sambil berbisik kepada Shena.Shena terperanjat hingga menabrak pot bunga yang ada di tepian halaman depan rumah Clara. Sontak orang yang berada di dalam rumah itu terkejut lalu mengintip ke arah jendela. Mereka melihat Shena dan Archi sedang berdiri, memandangi satu sama lain.“Apa mereka melihat kita?” tanya Clara sambil menoleh ke arah orang yang ada di depannya.“Cepat cek!” titah orang itu.Clara keluar dari rumah, dia melihat Shena seperti orang ketakutan. Meski terpaksa, perempuan itu terpaksa bersikap baik di depan sahabatnya.“Shena, kamu kenapa?” tanya Clara.Shena menoleh ke arah Clara. Dia yakin kalau tadi yang dia lihat Clara bersama Alan. Mereka seperti orang sedang bermesraan.“Ra, ada hubungan apa kamu dengan Alan?” tanya Shena serius.Clara mendengus keras. Bibirnya sedikit mengerucut tetapi kebohongan masih harus berlanjut. Perempuan itu mendekat ke arah Shena. Dia memegang kedua bahu Shena, mencoba meyakinkan sahabatnya itu
Baca selengkapnya

Masa Lalu Datang Kembali

 Suasana hening sesaat ketika semua mata tertuju pada perempuan dengan wajah babak belur. Petir tiba-tiba saja menggelegar di saat langit malam yang dipenuhi bintang. Angin kencang mulai berembus, mengibaskan rambut panjang Shena yang tergerai. “Aryan, maafkan aku,” isak perempuan yang sedang menatap Aryan dan Shena. Shena menatap Aryan juga perempuan itu berulang kali. Pegangan tangan suaminya kini mulai melemah, perlahan menurun lalu terlepas. “Sisil, kenapa kamu di sini?” tanya Aryan dengan sedikit bergetar seperti menahan tangis. Prisilia segera berlari menghampiri Presdir MnM itu sambil berurai air mata. Tanpa ragu dia merengkuh Aryan di depan Shena yang notabenenya adalah istri sahnya. “Aryan maafkan aku sudah melukai hati juga meninggalkanmu. Aku khilaf karena memilih Dion menjanjikan bisa hidup sebebas burung di angkasa. Nyatanya
Baca selengkapnya

Apakah Kamu Pilih Aku?

 “Aryan tidak mungkin jatuh cinta pada perempuan lain, tidak boleh!” gerutu Prisilia dalam hati. Ada perasaan aneh di hati Shena saat Aryan mendekap tubuhnya. Jantungnya berdebar kencang, seakan waktu berhenti dan perasaan ini tidak pernah dialami saat bersama Alan. Prisilia tidak mau Aryan dan Shena menjadi dekat. Dia harus membuat mereka berpisah. Otaknya berpikir dengan keras. Mata memicing dan senyumnya tertahan saat menemukan sebuah ide cemerlang. “Aaah!” jerit Prisilia sembari terjatuh ke aspal. Perempuan itu terlihat lemas tidak berdaya. Aryan segera menoleh ke arah Prisilia. Shena pun turut menoleh ke arah perempuan itu. Pelukan Aryan yang melemah, Shena segera mengambil kesempatan. Dia mendorong dada Aryan dengan kedua tangan. Tenaganya hanya tersisa sedikit karena belum sempat makan bahkan setelah melakukan malam pertama rasa kedua. 
Baca selengkapnya

Tidak Boleh Ada Lelaki Lain Mendekati

Napas Shena tertahan sesaat. Jantungnya berdebar begitu cepat karena sudah pasti tamat riwayat. Perempuan itu enggan untuk melihat siapa yang ditabraknya. Dia mengambil satu langkah ke belakang, tetapi ada yang menangkap lengan Shena cukup kuat. “Lepaskan aku!” pinta Shena sambil menepis tangan tersebut. “Anda pasien di rumah sakit ini. Kenapa Anda berkeliaran sambil memegang infus?” tanya lelaki itu. Suara bariton terdengar begitu familiar di telinga Shena. Itu bukanlah suara Aryan, pikirnya. Shena memberanikan diri untuk menatap orang di hadapannya. Namun, retinanya tidak dapat mengenali orang tersebut. “Saya bosan, mau cari udara segar,” jawab Shena mencari alasan. Lelaki itu tersenyum lalu melepaskan genggaman tangannya. Dia kemudian memanggil salah satu perawat untuk mengambilkan kursi roda untuk Shena. “Kalau begitu biar saya antar saja. Kebetulan saya mau berkeliling rumah sakit,” tawarnya. “Baiklah,” jawabnya. Shena mengangguk saja karena tidak punya pilihan lain. Baru
Baca selengkapnya

Dua Wanita Di Satu Rumah

 “Kenapa Aryan belum juga kembali? Aku … akulah wanita satu-satunya di hati Aryan. Tidak mungkin dia berpaling begitu mudah dan aku tahu sifatnya seperti apa. Aku akan membuat Shena tersingkir!” gerutu Prisilia sambil berdiri di depan jendela kamar. Mata Prisilia terbuka lebar saat mobil lamborghini mulai memasuki halaman rumah. Perempuan itu segera berlari menuruni anak tangga, menyambut kedatangan Aryan. Senyumnya begitu lebar penuh harap. Binar matanya pun memancarkan aura bahagia. Namun, saat dirinya sampai di depan pintu masuk, Terlihat Aryan sedang menggendong Shena. Walaupun tatapannya dingin tetapi Prisilia yakin kalau lelaki itu sudah tersihir pesona lugu milik Shena. “Ary, dia kenapa?” tanya Prisilia sambil memasang wajah sedih meskipun sebenarnya dia marah. Aryan tidak menggubris pertanyaan dari Prisilia. Lelaki itu harus memastikan jika Shena tidak kabur dari rumah ini. Ent
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status