Namun, Hendra malah berkata, "Makin marah kamu bakal menangis makin parah. Akhir-akhir aku juga yang harus menghiburmu."Sisca bergerak tak tentu arah, lalu menarik dia untuk mencari di segala arah dalam kelas. "Tapi, kalung itu berharga 60 juta, kalau aku menghilangkannya begitu saja, didaur ulang saja berharga."Hendra menarik Sisca, lalu memeluk sambil tersenyum dengan tidak berdaya. "Jangan cari lagi! Daripada cari terus, mending beli satu yang baru."Sisca sontak menggelengkan kepala dan bergegas berkata, "Sudahlah, kalau beli satu yang baru, lalu aku menghilangkannya lagi, aku benar-benar terlalu boros."Hendra bantu menyeka air mata di wajah kecil Sisca, lalu pura-pura menakutinya. "Kalau masih menangis, aku benar-benar bawa kamu pergi membelinya.""Kalau begitu, bukannya bulan depan kita harus makan tanah?"Saat itu, Sisca baru masuk semester 1, sedangkan Hendra sudah hampir lulus doktoral.Hendra menggunakan uang yang dibagikan dari proyek bersama bimbingannya, lalu memilih be
Last Updated : 2024-02-21 Read more