Semua Bab Penyesalan Suami yang Terlambat: Bab 11 - Bab 20

38 Bab

Lelaki Sempurna

POV AINUNSetiap pagi, inilah rutinitas yang selalu aku lakukan. Bangun subuh, kemudian langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan yang akan disantap seluruh penghuni rumah, tentunya setelah aku menunaikan sholat subuh.Kuletakkan sebakul penuh nasi goreng yang kumasak barusan ke atas meja makan, lalu membungkus jatahku dengan menggunakan koran bekas yang dialasi dengan daun pisang. Kumasukkan nasi goreng yang menjadi bekalku hari ini ke dalam tas kerja. Kemudian bergegas aku mandi sebelum kedua adikku mendahului. Sudah menjadi kebiasaanku merangkap sarapan pagi dan makan siang menjadi sekali makan. Bukan tanpa alasan, itu semua agar aku bisa menghemat pengeluaran.Ayahku hanyalah pekerja serabutan, dan ibu membantu dengan menjadi buruh cuci untuk beberapa tetangga yang ekonominya jauh lebih baik. Penghasilan orang tuaku itu kadang hanya cukup untuk membiayai sekolah kedua adikku, hingga untuk makan sehari-hari lebih sering aku yang menanggungnya dari gajiku sebagai petugas kebe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

Yang Cantik Belum Tentu Baik

POV AINUN"Lagi makan siang, ya?" tanya Pak Arkan saat kami-para petugas kebersihan-sedang makan siang di pantry kantor."Iya, Pak. Bapak perlu sesuatu?" Nafis balik bertanya."Tidak, kok. Tadi waktu pulang meeting dengan klien, kebetulan beli ini. Dimakan sama-sama, ya. Jangan lupa kasih security di depan juga." Pak Arkan meletakkan dua kotak makanan berukuran besar di meja pantry, kemudian berlalu begitu saja."Terima kasih, Pak." Nafis masih sempat mengucapkan terimakasih, diikuti oleh rekan kerjaku yang lain. Pak Arkan hanya menanggapi dengan sedikit melambaikan tangannya sambil terus melangkah meninggalkan pantry. Saat Pak Arkan benar-benar sudah tak terlihat, rekan-rekan kerjaku berhamburan mengerubuti kotak makanan pemberian Pak Arkan tadi."Widih ... ayam goreng krispi, masih hangat lagi," ujar Nafis dengan bersemangat."Tahu banget Pak Arkan kalau aku makan siang cuma sama sambal tempe doang." Bang Ramli terkekeh sambil mencomot sepotong ayam goreng krispi pemberian Pak Arka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Takdir yang Berbelok

POV AINUNSetelah hari di mana aku secara tak sengaja membantu ibunya Pak Arkan, tanpa sadar aku menjadi sering memperhatikan Pak Arkan di kantor. Setiap hal baik yang beliau lakukan membuatku merasa miris. Jika memang tunangan Pak Arkan seperti yang ibunya katakan tempo hari, alangkah tak adilnya hidup ini untuk Pak Arkan. Bagaimana mungkin lelaki sebaik beliau mendapatkan perempuan yang tak setia dan tak menghormati orang tuanya.Bukankah katanya lelaki yang baik diperuntukkan bagi perempuan yang baik pula? Ah, beberapa kali kugelengkan kepalaku dan berusaha membuang pikiran tentang Pak Arkan. Kenapa juga aku harus mengurusi kehidupan orang lain. Pak Arkan mau menikah dengan perempuan seperti apa, itu bukan urusanku. Toh, kami juga tidak terlalu mengenal satu sama lain, bukan teman atau pun saudara. Hanya kebetulan aku mengaguminya karena kepribadiannya yang menurutku begitu mengagumkan.Aku berusaha untuk tak peduli dan menjauhkan pikiranku dari hal-hal yang tak seharusnya aku pik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Malam Terkutuk

POV AINUNAku mematung dengan nafas yang nyaris terhenti. Kepalaku semakin berdenyut dan kesadaranku juga semakin menipis. Di sisi lain, keadaan Pak Arkan juga terlihat tak jauh berbeda, malah lebih parah. Buktinya barusan dia memanggilku Reina, yang artinya dia salah mengenali orang."Reina ...," gumam Pak Arkan lagi. Kali ini lelaki itu memanggil nama tunangannya saat berada tepat di hadapanku. Tangannya terulur membelai salah satu pipiku hingga kurasakan gelenyar aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku."Saya Ainun, Pak, bukan Reina ...." Dengan sedikit kewarasan yang masih tersisa, aku berusaha mengingatkan Pak Arkan jika aku bukan tunangannya.Pak Arkan tersenyum dengan mata sayu yang hampir terpejam. Sudah bisa dipastikan jika dia tidak dalam keadaan sadar. Aku harus mencari cara agar bisa keluar dari kamar ini. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.Tapi belum sempat otakku berpikir, Pak Arkan tiba-tiba saja memelukku dengan sangat erat."Jangan pergi kemana pun, Reina.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

Gadis Malang

POV AINUN Hidupku sejak kecil memang sudah malang. Bukan hanya tak sempat mendapatkan kasih sayang dari ibu yang melahirkan ku, tapi juga tak begitu dianggap oleh sosok yang kupanggil ayah. Kehadiranku bagaikan tak diharapkan sama sekali. Aku juga tak tahu bagaimana aku bisa terlahir di dunia ini, padahal kelihatannya tak ada yang menginginkan ku.Dan kini, kemalangan itu harus bertambah. Setelah tak ada yang percaya jika aku dijebak masuk ke kamar Pak Arkan, kenyataan tak kalah pahit datang lagi padaku. Aku hamil, yang kulakukan bersama Pak Arkan di malam terkutuk itu menghasilkan benih kehidupan di rahimku. Seakan tak cukup penderitaan yang selama ini aku rasakan, sekarang aku juga harus menanggung sebuah aib yang begitu memalukan, hamil di luar ikatan pernikahan.Aku hanya bisa menangis tersedu meratapi nasibku yang begitu menyedihkan. Tak kuhiraukan tubuhku yang kesakitan karena pukulan yang diberikan ibu padaku. Saat kehamilanku diketahui oleh ayah dan ibu, keadaan menjadi semak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

Bukan Pernikahan Impian

POV AINUN Aku mematung di halaman sebuah rumah yang cukup megah. Setelah mencari tahu kesana-kemari, akhirnya aku mengetahui di mana alamat kediaman Pak Arkan bersama kedua orang tuanya. Sudah tiga kali aku datang kemari. Sebelumnya aku hanya berani melihat dari luar pagar, lalu pergi lagi. Dan Kali ini aku memberanikan diri masuk ke pekarangan rumah tersebut setelah lebih dulu meminta izin pada petugas keamanan yang sedang berjaga di pos keamanan dekat gerbang rumah.Tapi kemudian, aku menghentikan langkahku karena kulihat saat ini di dalam rumah mewah tersebut sedang diadakan sebuah acara, pasalnya ada beberapa kendaraan yang terparkir dan terlihat cukup banyak orang yang berlalu lalang. Mereka keluar masuk dari rumah tersebut dengan mengenakan pakaian semi formal. Mungkin saja petugas keamanan tadi mengizinkan aku masuk karena menganggap aku adalah salah satu undangan yang datang untuk menghadiri acara.Aku merasa ragu dan kembali ingin membatalkan niatku datang kemari. Tadinya ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

Satu Atap Dua Luka

POV AINUNSejak remaja aku tak pernah berpacaran. Aku tak punya waktu dan juga tak punya keberanian untuk melakukan hal-hal seperti itu. Meski tak kupungkiri, beberapa kali aku mengagumi sosok lelaki yang menurutku punya kepribadian yang baik, salah satunya adalah Pak Arkan.Benar, aku menyukai beliau. Bukan karena wajahnya yang rupawan atau postur tubuhnya yang benar-benar ideal, apalagi karena beliau lelaki mapan, tapi kebaikan hatinya lah yang telah mencuri hatiku. Pak Arkan sosok yang santun dan tidak pernah membeda-bedakan orang dalam bergaul. Dia berteman dengan siapa saja, dan memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama. Dia peduli dengan orang-orang di sekitarnya dan tak segan memberikan bantuan pada yang orang sedang kesusahan. Dia selalu sopan berbicara pada lawan bicaranya, meski orang tersebut berasal dari kelas rendahan, seperti aku contohnya, gadis miskin yang bekerja sebagai petugas kebersihan di kantornya. Ya, sebelum terjadi insiden yang membuatnya salah paham pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Menyerah

POV AINUN"Biar saya yang masak, Bik," pintaku pada Bik Minah yang sedang sibuk menyiapkan bahan makanan untuk dijadikan menu sarapan.Selepas sholat subuh, aku langsung pergi ke dapur. Pak Arkan sudah memenuhi tugasnya sebagai seorang suami dengan memberikan nafkah padaku, aku pun akan melakukan hal yang sama. Aku juga akan berusaha memenuhi tugasku sebagai seorang istri dengan memberikannya sebuah pelayanan meski tidak sepenuhnya dan tentu tanpa dia sadari."Tidak usah, Bu, biar saya saja yang memasak. Ini sudah jadi tugas saya, lagipula ...." Bik Minah menggantung ucapannya, tak berani melanjutkan. "Saya tahu. Bik Minah pasti berpikir kalau Pak Arkan tidak akan mau memakan masakan yang saya buat." Aku berujar sembari tersenyum tipis.Sejak awal kedatangan kami ke rumah ini, Bik Minah sudah tahu bagaimana hubungan pernikahan kami, jadi aku tak terlalu sungkan mengatakan yang sebenarnya."Bukan begitu, Bu." Bik Minah terlihat tak enak hati."Tidak perlu canggung begitu, Bik. Kenyata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Maaf dan Selamat Tinggal ....

Farhan Pramudya. Itulah nama yang diberikan Mama dan Papa pada bayiku. Katanya nama itu memiliki arti kegembiraan, yang berarti kelahiran Farhan adalah sebuah kegembiraan bagi mereka, dan mereka pun berharap hidup Farhan kelak juga dipenuhi dengan kegembiraan.Aku mengamini dalam hati. Aku sungguh berharap kehidupan putraku tak seperti hidupku. Semoga saja dia memang akan selalu gembira tanpa harus merasakan banyak penderitaan seperti ibunya.Tapi semua itu rasanya mustahil jika aku tetap bertahan bersama Pak Arkan. Melihat Pak Arkan yang tetap tak mau mengakui Farhan sebagai darah dagingnya, akupun memantapkan hati untuk mengakhiri pernikahan tanpa masa depan ini. Sudah sedih rasanya melihat Papa yang mengadzani Farhan saat dia lahir, bukan Pak Arkan selaku ayahnya. Kini lukaku bertambah saat Pak Arkan datang dengan mengatakan jika Farhan bukan anaknya di hadapan Mama dan Papa.Kedua orang tuanya marah, tentu saja. Tapi mereka tak bisa melampiaskan kemarahan itu karena tak mau membu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Kebenaran yang Terungkap

Kembali ke POV Arkan***Lelah sudah aku mencari Ainun. Beberapa orang telah aku sewa untuk menelusuri keberadaannya, tapi tak membuahkan hasil sedikitpun. Aku juga sudah melaporkan perginya Ainun ke pihak yang berwajib sebagai orang hilang serta menyebar selebaran fotonya, berharap ada orang yang melihatnya dan segera menghubungiku. Tapi semuanya sia-sia saja. Ainun menghilang bak ditelan bumi. Tampaknya dia sengaja untuk tak ditemukan lagi olehku. Sejak membaca hasil tes DNA Farhan yang identik dengan DNA milikku, rasa bersalah mulai muncul memenuhi hatiku. Satu persatu kilasan perlakuan burukku terhadap Ainun beberapa bulan belakang mulai berdatangan memenuhi otakku, seperti film yang diputar kembali. Setiap kata-kata buruk yang kuucapkan dengan ketus dan dingin padanya, kini seakan terngiang di telingaku sendiri. Seberapa jahat perlakuanku pada Ainun selama ini, perlahan aku mulai menyadarinya.Mama dan Papa jelas kecewa. Mereka bersikap dingin padaku. Menemukan Ainun adalah harg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status