Home / Rumah Tangga / Bertukar Pengantin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bertukar Pengantin : Chapter 31 - Chapter 40

90 Chapters

Bab 31. Erland yang Menyebalkan

“Jadi Erland selalu datang ke sini?” Meski Erland masih asing bagi Yuriana karena jarang berinteraksi tapi pria itu tetaplah suaminya. Oleh sebab itu, Yuriana berusaha mencari tahu semua mengenai Erland. Jadi setiap mendengar tentang Erland maka dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya atau mencari tahu sosok suaminya. Terlebih setelah dia mendengar masa lalu kelam yang dialami Erland sewaktu kecil. Dia dipenuhi rasa penasaran tentang Erland. Bahkan rasa penasarannya untuk tahu sosok suaminya semakin besar. “Tuan Erland memang sering datang kemari kalau Ella menginap di sini tapi saya tidak pernah melihat langsung Tuan Erland. Bahkan Tuan dan Nyonya Firdi tidak pernah bertemu dengan Tuan Erland. Setiap kali ingin mengajak Nona Ella keluar, Tuan Erland mengutus Paman Hans.” Penjelasan penjaga itu membuat Yuriana mengerti satu hal tentang Erland bahwa Erland memang pria yang tidak suka menunjukkan dirinya. “Oooo begitu.” “Nona Yuriana masuk dulu ke dalam. Tunggu Nona El
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Bab 32. Pertengkaran Pasangan Baru

Yuriana kini berada di mobil Erland. Dia duduk di belakang bersama Erland, sedangkan Ella duduk di depan bersama Paman Hans yang menyetir mobil mewah itu. Sejak masuk mobil hingga meninggalkan kediaman Nyonya Firdi, Yuriana tidak pernah mengeluarkan suaranya. Bahkan melirik suaminya yang duduk di sebelahnya, tidak pernah. Seolah jalanan di luar begitu indah dipandang, hingga Yuriana hanya memandang jalanan di luar ketimbang melihat Erland. Erland tahu bahwa Yuriana sedang marah padanya sampai perempuan itu sengaja mengabaikannya. Perlahan, Erland mendekatkan kepalanya ke samping telinga kanan istrinya kemudian berbisik, “masih marah padaku?” Yuriana akhirnya menoleh dan seketika terkejut melihat wajah Erland yang begitu dekat. Terlebih, bibirnya hampir menyentuh bibir Erland. Refleks, Yuriana menolehkan kepalanya ke depan tapi raut wajahnya menjadi malu dan canggung karena hampir saja mencium lelaki itu. “Si-siapa yang marah? A-aku nggak marah kok.” Erland kembali dalam posisi dud
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab 33. Dalam Belenggu Pesonanya

“Pesanlah Es Krim yang kamu inginkan Ella! Om akan belikan semuanya!” Demi menyenangkan Ella dan membuat Ella kembali lebih menyukainya dibanding Yuriana, Erland berniat membelikan semua rasa es krim di cafe itu.Namun Yuriana tidak setuju dengan Erland. Dia menundukkan kepala dan bahunya sampai matanya bertatapan langsung dengan mata Ella. “Ella, kakak sudah penuhi keinginan Ella untuk makan es krim hari ini. Jadi, Ella juga harus dengerin kakak ya. Nggak boleh makan es krim terlalu banyak. Berlebihan itu, tidak boleh sayang!”Ella menuruti ucapan Yuriana dengan mengangguk polos. Erland tidak senang melihat keponakannya lebih mendengarkan Yuriana dibanding dirinya. Dia menatap Yuriana dengan tatapannya yang tajam. “Kau memang senang cari masalah denganku.”“Apa sih? Pikiranmu negatif lagi. Aku larang Ella makan banyak es krim bukan karena kamu tapi untuk kebaikannya sendiri. Nanti dia sakit kalau berlebihan. Bukannya dipuji sama Kak Ris, aku malah diomelin karena nggak becus jaga an
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 34. Ketertarikan Yusita

Bukan hanya Yusita saja yang terkejut. Yuriana yang baru saja menyadari kehadiran Yusita di samping mobil, ikut terkejut melihat adiknya di sana. Dia segera mendorong Erland menjauh darinya hingga Erland kembali duduk di tempatnya. Lalu Yuriana membuka jendela kaca mobilnya sambil menatap Yusita dengan sikapnya yang santai, seolah tak terjadi apapun. Padahal dia dan Erland hampir berciuman lagi. Jika saja tidak ada Yusita, mereka tentu melanjutkan kenikmatan sesaat itu. “Ada apa Sita?” tanya Yuriana. Yusita tidak menjawab pertanyaan Yuriana. Dia malah memperhatikan Erland yang duduk di samping Yuriana. Pria itu tak menoleh ke arahnya. Erland hanya menatap lurus ke depan. ‘Baru kali ini lihat dia dari dekat. Ternyata dia memang sangat tampan. Badannya juga keren.’ “Yusita!” seru Yuriana sedikit kesal melihat Yusita malah memperhatikan hal lain, tidak segera menjawabnya. Yusita tersentak kaget mendengar seruan kakaknya. “Ah!” “Aku sedang tanya kamu tadi. Apa kamu nggak dengar?” tany
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 35. Malam Penuh Gairah

“Apa sih yang sudah kulakukan? Kenapa aku malah minta dia mengganti kaca jendelanya? Apa kau sudah berubah jadi orang tidak tahu malu Yuriana?” Yuriana yang baru saja masuk ke kamarnya, menyesali ucapannya pada Erland. Sampai di kamar, dia baru sadar bahwa kata-katanya itu sangat memalukan untuknya, karena ucapannya tersebut seolah dia senang dan ingin bermesraan lagi dengan suaminya itu di mobil. “Erland tidak akan berpikir macam-macam tentangku kan?” Bahkan Yuriana bertanya pada dirinya sendiri saking malunya memikirkan sikapnya tadi. Apalagi jika mengingat kejadian ketika dia menikmati ciumannya bersama Erland. Erland yang pernah menganggapnya perempuan murahan akan semakin menganggapnya perempuan seperti itu-yang hanya menyukai keindahan tubuhnya saja. Padahal Yuriana tidak sama dengan para perempuan yang dimaksud Erland. Meski pada kenyataannya, Yuriana memang menikmati sentuhan Erland. Itu karena dia sudah memiliki rasa suka untuk Erland meski itu masih belum bisa disebut c
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 36. Dasar Wanita Serakah

“Land, ini aku!” Suara Eriska terdengar. Itu membuat Erland menghela nafas lega karena tebakannya salah. Ternyata itu adalah Eriska. Dia sempat kaget karena Eriska mengetuk pintu tanpa bersuara. Seperti sikap Tuan Besar. Dulu jika Tuan Besar datang ke kamarnya, tidak suka bersuara. Beliau hanya mengetuk pintu saja. Dengan muka kesal, Erland menghampiri pintu. Dia membuka pintu kamarnya sedikit dan matanya langsung tertuju pada Eriska. “Ada apa?” tanya Erland. “Loh, bukannya kau sendiri yang memintaku bertemu di sini?” “Aku lupa.” Erland sebenarnya tidak lupa. Hanya saja dia kesal dengan kakaknya makanya dia bertanya seolah dia melupakan janji pertemuannya. Eriska tidak menanggapi Erland. Sang kakak malah menatap adiknya yang hanya memakai jubah mandi. “Astaga Land! Kau habis begitu sama Yuriana?” “Bukan urusanmu.” Erland menjawab seadanya karena dia sungguh enggan meladeni pertanyaan kakaknya yang tidak penting. “Terus bagaimana caranya kamu …,” “Kau datang karena ingin bica
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Bab 37. Pura-Pura Tidak Kenal

Waktu baru menunjukkan pukul setengah enam pagi tapi Yuriana sudah bangun dan kini merendam tubuhnya di bak mandi.“Ah nyaman sekali kalau berendam di air hangat saat pagi-pagi begini.”Semalam Yuriana terlalu lelah hingga dia tertidur pulas. Dia tidak sadar jika Erland sudah meninggalkan kamarnya. Bahkan karena terlalu lelah, dia tidak bisa bangun meski dia mendengar suara Erland sedang mengobrol dengan seorang perempuan di kamarnya. Matanya sulit terbuka dan tubuhnya sulit untuk bergerak. Tubuh itu sangat berat untuk bangun. Bahkan sekedar bergerak saja, tidak ingin dilakukan Yuriana. Dia malas.Yuriana yang menutup matanya sembari menikmati air hangat di bak mandi itu, tiba-tiba teringat dengan suaminya semalam yang sedang mengobrol dengan seseorang di kamarnya. “Apa yang mereka bicarakan semalam ya? Aku jadi penasaran tapi rasanya tidak enak untuk bertanya pada mereka.” Yuriana hanya mendengar suara mereka tapi tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun Yuriana tahu bahwa o
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 38. Hari Pertama Bekerja

Lift kembali terbuka. Erland yang tadinya mengabaikan Yuriana, kini menatap Yuriana yang masih berdiri di tempatnya. "Tidak masuk Nona." Yuriana enggan satu lift dengan Erland yang sudah mengabaikannya tapi dia melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Dia tidak boleh terlambat datang ke bagian desain. Dengan terpaksa, Yuriana akhirnya masuk ke lift itu. Dia berdiri diam di samping Erland tapi ketika Erland menekan tombol lift sampai tertutup, Yuriana berjalan mundur ke belakang secara perlahan-lahan agar pria itu tidak menyadari gerakannnya. Keduanya sama-sama diam. Namun tiba-tiba saja, Erland balik badan berhadapan dengan Yuriana dan seketika mendorong Yuriana hingga bersandar di dinding lift. Dia tidak bisa diam saja saat dirinya diberi kesempatan berdua dengan Yuriana. "Ka-kamu sedang apa?" tanya Yuriana yang terkejut melihat tindakan Erland yang mengurung dirinya di sana. Matanya terbuka sempurna menatap Erland dan jantungnya berdebar kencang melihat wajah lel
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 39. Erland yang Tegas dan Disiplin

Yuriana masuk ke ruang rapat membawa fotocopy berkas rapat. Dia membagikan berkas itu kepada dua puluh orang karyawan yang duduk di kursi mereka masing-masing.Di saat Yuriana sibuk membagikan berkas itu, pintu ruang rapat tiba-tiba dibuka oleh Siska-sekertaris pribadi Erland di perusahaan itu.Semua orang yang melihat Siska terkejut karena mereka tahu bahwa Siska adalah sekertaris bos mereka. Itu berarti Erland juga datang. Dengan cepat, mereka berdiri dari tempat duduk mereka sembari menatap ke arah pintu.Yuriana yang sedang membagikan berkas, tampak heran melihat semua orang berdiri tapi detik berikutnya, dia ikut melihat ke pintu karena penasaran dengan yang mereka tunggu.Benar saja yang mereka pikirkan. Erland datang. Pria berkarisma itu, berjalan masuk ke dalam.Meski mereka sudah menebak bahwa itu Erland tapi mereka penasaran melihat kedatangan Erland. Sebab, tak biasanya Erland datang sendiri ke bagian desain perhiasan. Atasan mereka itu pun tak pernah menunjukkan batang hi
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 40. Dianggap Remeh

"Ada apa denganmu hari ini Stesy? Kau jadi tidak fokus saat rapat. Padahal biasanya kau fokus dan selalu memberikan ide cemerlang." Bu Karin sudah selesai rapat beberapa saat lalu dan dia langsung memanggil Stesy ke ruangannya karena sangat penasaran dengan sikap Stesy di ruang rapat. "Maaf Bu Karin!" Stesy merasa bersalah hingga dia menundukkan kepalanya. "Kau tahu, kau adalah desainer terbaikku. Aku menyukaimu karena kau tidak pernah melakukan kesalahan di ruang rapat tapi hari ini, kau malah tidak fokus dan tidak memberikan ide saat aku minta. Kau seperti orang linglung saat rapat tadi, seolah tidak mendengarkan semua yang dijelaskan di rapat tadi. Itu membuatku malu di depan Tuan Erland." Bu Karin memang menyukai Stesy karena Stesy adalah salah satu karyawan terbaiknya karena disiplin dan cekatan. "Saya memang salah karena tidak fokus tapi itu kesalahan pertama saya sejak bekerja di sini. Jadi, jangan skors saya. Saya masih ingin ikut rapat Bu Karin." Karin memberikan hukuman
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status