Semua Bab Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan: Bab 21 - Bab 30

44 Bab

21. MITHA SELINGKUH

Mitha masih terdiam, dadanya terasa dihantam sesuatu. Entahlah, mulut Mitha tiba-tiba seperti diberikan perekat yang sangat kuat. Dia tak mampu menjawab pertanyaan yang baru saja ditanyakan adik iparnya.“Kalau iya. Tenang saja, itu tidak akan pernah terjadi lagi, Kak,” ucap Cakra dengan suara yang terdengar datar di telinga Mitha. Hati Mitha merasa tak yakin dengan ucapan dari Cakra. Bukan berarti Mitha tak percaya dengan Cakra. Hanya saja, masa depan siapa yang tahu, bukan? Di satu sisi, otak Mitha terus memberikan sinyal bahaya, jika Cakra benar-benar tinggal di sini. Karena ada hal lain yang Mitha takutkan, yaitu ketika dosa besarnya diketahui oleh Candra.“Tetap saja, Cak. Aku tidak bisa,” ucap Mitha. Setelah dia berusaha untuk mendobrak lem yang merekat di bibirnya. “Tolong, hargai keputusanku. Kalau kamu masih menolak, aku anggap kamu sama saja dengan mas Candra. Suaraku memang tidak pernah di dengar di sini,” terang Mitha dengan suara yang terdengar parau. Wajah Mitha men
Baca selengkapnya

22. CURAHAN HATI KAKAK IPAR

Anin menunggu jawaban atas pertanyaannya. Namun, sepertinya percuma, karena terlihat Mitha sudah mengangguk-angguk tidak jelas. Dia pun menghela napas, lalu membuka ponsel flip milik Mitha dan segera menghubungi Cakra.Kurang dari dua puluh menit, Cakra tiba di tempat. Dia tidak membawa kendaraan apa pun. Dan untuk beberapa detik, Anin sempat terpesona dengan visual Cakra. “Ekhm.” Anin berdeham, ketika tersadar dia sempat mematung beberapa saat.Terlihat Cakra sudah langsung menghampiri Mitha ketika dirinya baru saja turun dari motor, yang dia tumpangi.“Kamu temannya Mitha atau siapa?” tanya Anin. “Aku adik iparnya,” jawab Cakra cepat. Dia masih mencoba menyadarkan Mitha, yang nampak mabuk berat.“Mith, bangun,” ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi Mitha.Kemudian Cakra mendesah, dan menoleh ke arah Anin yang sedang berdiri di dekatnya.“Kenapa dia bisa mabuk begini?” tanya Cakra, “apa dia sering seperti ini?” imbuhnya.Anin menggeleng, “Mitha jarang sekali mabuk. Terakhir mungkin awa
Baca selengkapnya

23. SARAPAN BERDUA

Sambil masih memejamkan mata, Mitha melenguh. Wanita itu nampak meregangkan kedua tangannya ke atas kepala. Badannya terasa sakit, dan kepalanya terasa sangat berat. Bahkan kelopak matanya saja seolah menolak untuk membuka. Pikiran Mitha yang perlahan sudah mulai jernih. Mencoba memutar kejadian kemarin, yang membuat dia pagi ini merasa tidak enak badan. “Ah, kemarin makan malam ditraktir Mbak Puspa,” batinnya.Tubuhnya kini Mitha miringkan ke kanan, lalu meringkuk. Badannya terasa sangat sakit sekali. Dia masih tidak ingin melepaskan tubuhnya dari tempat tidur.Otaknya masih bekerja, seolah memaksa Mitha untuk mengingat lebih detail tentang kejadian semalam.“Benar, aku mabuk berat,” ucap Mitha lagi dalam hatinya. Namun, sedetik kemudian Mitha membuka matanya lebar-lebar. Tubuhnya langsung bangkit dari kasur, dan kini wajahnya menegang. “Astaga! Apa yang aku lakukan?” ucap Mitha hampir memekik. Mitha ingat dengan jelas kejadian semalam. Kini dia menangkup wajahnya yang perlaha
Baca selengkapnya

24. BEGINI LEBIH BAIK

Mitha masih merasa bingung dengan perasaan dan pikirannya. Karena seharian ini, otak dan hati Mitha dipenuhi oleh Cakra.Perhatian, sikap dan ucapan dari adik iparnya itu. Membuat hati Mitha bergetar. Merasakan kehangatan dari harapan yang ingin ia dapatkan. “Ah, Mitha sudahlah! Jangan kamu pikirkan lagi,” gumam Mitha. Dia baru saja tiba di rumah, setelah seharian bekerja. Ternyata belum ada siapa pun di sana; baik Candra maupun Cakra. “Tumben Cakra belum pulang,” ucapnya, yang ternyata lebih memikirkan Cakra daripada suaminya.Di kala kesendirian, Mitha tiba-tiba ingin membuka lembaran kenangan masa lalu. Dia membuka sosial medianya, dan melihat beberapa postingan saat dia kuliah.Ada beberapa foto Mitha bersama Cakra, saat kegiatan UKM—unit kegiatan mahasiswa. Mereka berdua berasal dari jurusan yang berbeda, tapi mereka dipertemukan di UKM yang sama. Dari sanalah kedekatan Mitha dan Cakra tercipta. Mereka sering melakukan projek bersama. Saking dekatnya, Mitha pernah membawa Cak
Baca selengkapnya

25. MAKSUDMU AKU SELINGKUH?

Mata Candra membulat, saat mendengar Mitha berkata demikian. Dadanya merasakan perasaan yang aneh. Wajahnya pun terlihat menegang. Candra melihat Mitha memegang satu kemeja berwarna biru langit, yang dipakainya kemarin. Pikirannya terbawa pada momen yang terjadi kemarin malam.“Apaan sih, Mith? Mana mungkin bau parfum perempuan,” kata Candra, dia segera menyimpan laptop ke samping. Kemudian bangkit menghampiri Mitha. Dengan cepat, Candra merampas kemeja yang sedang dipegang oleh Mitha.“Aku tidak mencium bau apapun,” elak Candra. Mitha mendengus pelan, sambil menaikkan sebelah alisnya. Dalam benaknya kini muncul pertanyaan, yang berasal dari keraguan di dalam hatinya.“Lagian, kamu itu jorok banget, sih! Ngapain kamu cium-cium aroma pakaian kotor, hah?” sewot Candra, seraya melempar pakaiannya ke lantai.Mulutnya memang berkata seolah dia tidak salah. Namun, sorot mata Candra bergetar. Dia terlihat sedikit panik, karena memang kenyataannya Candra mencium aroma parfum wanita yang ke
Baca selengkapnya

26. HARUSNYA AKU MENIKAH DENGANNYA

Tidak mungkin Mitha melupakan aroma yang menempel di pakaian milik suaminya. Seolah otaknya itu memiliki penyimpanan tersendiri untuk kasus seperti ini. “Kabarku baik, Mbak,” jawab Keyza. Perhatian Mitha pun langsung teralihkan, begitu Keyza menjawab pertanyaannya. Namun, masih ada pertanyaan besar yang kini berputar di otaknya. Tak hanya itu, Mitha juga merasa ada yang aneh dari suaminya. Candra terlihat membuang muka, seolah enggan untuk menatap Keyza.“Sedang belanja?” tanya Keyza lagi. Berbeda dengan Candra yang enggan menatap Keyza. Wanita itu malah sesekali melirik ke arah Candra. Namun, terlihat Keyza menunjukkan raut yang nampak kesal. “Oh, iya,” jawab Mitha. Kemeja Mitha terasa ditarik pelan oleh Candra. Mitha pun menoleh dan melihat suaminya yang nampak tidak betah di tempatnya. “Mbak Keyza, maaf tapi aku harus pergi. Masih ada beberapa yang belum aku beli,” ucap Mitha.Dia paham dengan isyarat suaminya. “Oh.” Keyza membulatkan bibirnya, lalu mengangguk-angguk sambil
Baca selengkapnya

27. PENGAKUAN

Mitha tidak bisa membohongi Cakra. Karena pria itu selalu peka dengan keadaan Mitha, sekali pun dia menyembunyikannya. Wajah Mitha masih menunduk, tapi dalam sekejap dia menaikkan lagi kepalanya. Kemudian menarik napas dalam sambil tersenyum. Mencoba untuk mengubah raut wajahnya agar tidak dicurigai oleh Cakra. “Tumben kamu pulang telat, Cak,” ucap Mitha, yang mengalihkan pembicaraan. Sekeras apapun Mitha berusaha menyembunyikan perasaannya dari Cakra. Pria itu tetap dapat bisa mengetahui dibalik senyum palsu yang sedang ditunjukkan oleh Mitha. Jemari Cakra menyenyuh pipi Mitha. Sontak itu membuat Mitha tersentak dan membulatkan matanya. Di sisi Cakra, dia merasakan basah pada jari yang tadi menyentuh pipi Mitha. “Kamu nangis? Kenapa? Apa yang membuatmu menangis?” tanya Cakra dengan wajah yang terlihat panik. Tatapan matanya yang hangat itu, seolah membuat Mitha tersihir. Hatinya perlahan menghangat, walau di sisi lain dia merasakan perih. “Mitha, percuma kamu menyembunyikannya
Baca selengkapnya

28. KAMU BERHAK BAHAGIA

Mitha dibuat terkejut dengan pengakuan Cakra barusan. Tentu dia tidak berekspektasi kalau ternyata Cakra memendam perasaan seperti itu padanya. Bagi Mitha, Cakra adalah sahabat karibnya. Prinsipnya yang menjunjung tinggi nilai persahabatan, membuat Mitha selalu menjaga perasaannya tetap sama pada Cakra. Namun, siapa sangka, ternyata Cakra memiliki perasaan sebaliknya. “Apakah perasaanmu itu masih ada sampai sekarang?” Mitha butuh jawaban atas pertanyaanya itu. Terlihat wajah Cakra yang menegang. Untuk beberapa saat Mitha memberikan waktu bagi Cakra untuk mempersiapkan jawabannya. “Apakah aku harus berkata jujur atau sebaliknya?” tanya Cakra. “Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang suka akan kebohongan, bukan?” Mitha balik melempar pertanyaan, yang sekaligus menjadi sebuah jawaban. Cakra memejamkan matanya, lalu dia terlihat menarik napas pelan. Sedetik kemudian, dia membuka kembali matanya. “Ya.” Sebuah jawaban yang sangat singkat, tapi jelas. Jawaban itu membuat hati Mitha
Baca selengkapnya

29. PERJANJIAN KAKAK BERADIK

Mitha tahu betul harga dari tas tersebut. Untuk beberapa detik dia berpikir, dari mana suaminya mendapatkan uang untuk membelinya. Namun, Mitha segera menggelengkan kepala. Mungkin saja suaminya sedang mendapatkan bonus lebih, dan dia berniat untuk menyenangkan hati Mitha. Senyumannya itu terus mengembang seiring Mitha berjalan memasuki rumah, sambil membawa beberapa tumpukan dokumen. “Mas, ini simpan di mana?” tanya Mitha. “Di sini saja,” jawab Candra dengan cepat. Dia menunjuk pada meja di ruang keluarga. Tak mengatakan apapun lagi, Candra langsung pergi menuju kamarnya. Mitha yang baru saja menyimpan dokumen, langsung menatap suaminya yang pergi menjauh. Dalam hatinya masih berharap dengan apa yang Mitha lihat di dalam mobil. Mitha kemudian mengikuti Candra menuju kamarnya. “Mas,” panggil Mitha.“Hmm?” sahut Candra.Terlihat suami dari Mitha itu sedang berganti pakaian. Ia kini mengenakan kaus tipis berwarna hijau tua.Mitha bingung harus berucap seperti apa. Rasa penasarannya
Baca selengkapnya

30. RESIGN SAJA

“Mith, lihat,” ucap Anin yang ada di sampingnya. Wanita itu memperlihatkan ponsel miliknya, yang menampilkan sebuah aplikasi chatting. “Ini aku lagi chat sama admin dari produk pakaian olahraga yang waktu itu pakai jasa kita,” terang Anin.Mitha mengangguk, dia tentu mengingatnya. “Berkat foto dari kita, penjualan mereka meningkat. Mereka berterima kasih, karena hasil foto produknya bagus,” imbuhnya lagi.“Syukurlah, aku seneng dengernya. Ya, walau kita di sini harus kerja ekstra, bahkan sampai lembur. Tapi lihat testimoni konsumen jadi auto happy,” timpal Mitha. “Bener banget. Ngomong-omong selain fotonya bagus, dia juga memuji model kita. Katanya pas banget sama ekspektasi mereka.”Mitha tiba-tiba terdiam, bahkan sorot matanya kini mendadak kosong. Pikirannya terbawa ke arah lain. “Apa aku bilang sama Mbak Puspa, supaya jadiin Keyza talent model tetap, ya? Kayaknya oke kalau pakai jasa dia, untuk produk-produk yang menonjolkan sisi elegan dan sexy,” papar Anin. Suara Anin masih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status