Home / Rumah Tangga / Perfect Younger Husband / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Perfect Younger Husband: Chapter 21 - Chapter 30

81 Chapters

Bab 22 Sudah Tahu

Rylan langsung tertawa. “Kamu yang menjanjikan akan memasak. Jadi aku mau tahu seberapa besar usahamu untuk memenuhinya. ““Sejak kapan kamu tahu?” tanya Retta yang ingin tahu. “Sejak kita makan di rumah.” Rylan tersenyum. “Kamu tidak sama sekali membantu mama, jadi pasti jelas kamu tidak belajar dari mama.” Dia melanjutkan ucapannya. “Jadi kemarin kamu tahu jika makanan yang aku siapkan bukan makanan yang aku masak?” Retta mencoba menebak kembali. “Iya, jelas aku tahu. Tidak ada sisa masak sama sekali di dapur. Sisa bahan juga tidak ada, lalu bagaimana bisa kamu bilang jika memasak.” Rylan semakin tertawa keras. Sesaat setelah makan kemarin, Rylan memang langsung mengecek keadaan dapur. Mengecek isi lemari pendingin. Sayangnya, tidak ditemukan apa-apa di sana. Sehingga, Rylan memastikan jika istrinya tidak memasak. Retta menekuk bibirnya. “Jika kamu sudah tahu, aku tidak akan repot-repot berusaha masak.” Rasanya Retta benar-benar kesal. “Oke, maaf.” Rylan tersenyum. “Sebagai p
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 23 Halal Disentuh

“Tidak masalah apa pun alasannya. Yang terpenting adalah kamu sudah mau masuk ke kehidupanku.” Rylan melebarkan senyumnya. Rasa senangnya kali ini melebihi apa pun.Retta yang melihat Rylan hanya bisa menautkan alisnya keheranan. Sepertinya apa yang dilakukannya sudah membuat Rylan besar kepala. “Terserah apa yang kamu pikirkan.” Retta tidak mau berdebat dengan Rylan. Dia memilih untuk segera kembali ke kamar. Malas jika urusan semakin panjang. Rylan yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum saja. Dia sadar mungkin Retta belum sepenuhnya bisa menerimanya. Namun, jika dia memberikan celah sedikit seperti ini, pastikan dia akan bisa membuatnya masuk ke dalam hati Retta. “Berjuanglah, Rylan.” Rylan memberikan semangat untuk dirinya sendiri. ⭐⭐⭐Rylan dan Retta masih tidur dengan pembatas guling di tengah-tengah. Rylan pun tidak pernah melewati batasannya. Terlebih lagi Retta selalu berjaga karena takut Rylan melakukan apa-apa. Hal itu membuat Rylan akhirnya memutuskan untuk tidak men
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 24 Menunggu Turun

Retta duduk di depan cermin. Dia bingung apa yang harus dilakukannya. Hal pertama yang dilakukannya adalah menyalakan hair dryer untuk mengeringkan rambutnya. Namun, tiba-tiba Retta berubah pikiran. Hal yang harusnya dilakukan adalah memoles wajahnya lebih dulu. Hal itu bisa sambil menunggu rambutnya sedikit kering. Saat menatap kaca, dia melihat suaminya dari pantulan cermin. Sang suami masih duduk manis di sofa. Tidak beranjak sama sekali. “Kamu sedang apa di sana?” Retta begitu penasaran dengan yang dilakukan oleh suaminya. “Menunggu.” Rylan dengan tenangnya menjawab. Retta mengerutkan dahinya. Tidak mengerti yang dimaksud oleh Rylan. “Menunggu apa?” “Menunggu sesuatu turun.” Rylan pria normal. Tadi ketika melihat sang istri. Sesuatu yang bawah sana terbangun dari tidurnya. Hal itu membuat Rylan merasakan sesak di celananya. “Apa yang turun?” Retta melihat ke langit-langit kamarnya. Memastikan apa yang dimaksud oleh Rylan. Rylan ikut melihat ke langit-langit. Dia pun langsung
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 25 Hantu Tampan

Retta membulatkan matanya ketika suara Rylan tepat di telinganya. Hal itu membuat jantungnya semakin berdesir. Suara Rylan yang begitu merdu di telinganya, membuatnya seperti mendapat sengatan listrik. “Tolong tuangkan ke botolku.” Rylan mengulang kembali permintaannya. Retta mengangguk. Namun, dia tiba-tiba begitu gugup. Dia yang menuang air ke botol minum milik Rylan pun justru menumpahkannya. Rylan yang melihat hal itu pun langsung memegang tangan Retta. Membantu Retta agar tidak tumpah menuang air. “Kenapa harus gemetar? Aku bukan hantu.” Rylan menarik senyum di sudut bibirnya. Sedari tadi dia melihat Retta yang begitu gemetar. Hal itu membuatnya gemas sekali. Seketika Retta menatap Rylan. “Kamu memang hantu yang datang secara tiba-tiba di hidupku!” ucapnya. Rylan meletakkan jar yang dipegangnya bersama dengan tangan Retta. Kemudian mengalihkan pandangannya pada Retta. “Aku hantu tampan?” Rylan menatap Retta yang menatapnya. Tatapan Rylan yang penuh damba, membuat Retta terd
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 26 Membawa Keberuntungan

Rylan begitu bersemangat untuk ikut Retta dan Lora berenang. Dia pastinya akan memanfaatkan dengan baik nanti di kolam renang. Di samping menjaga keponakannya. Rylan masuk ke apartemen. Saat sampai, tampak Retta sedang mempersiapkan keperluan untuk berenang. Dia meletakkan di salah satu tas.“Mana baju renang Lora.” Retta pun meminta Rylan untuk memberikan baju renang keponakannya itu. “Ini.” Rylan memberikannya. Dia memilih baju dengan warna pink kesukaan Lora. Retta langsung menerima dan kemudian memasukkan ke dalam tas. “Punyaku juga sudah dimasukkan?” Rylan mengintip Retta yang sedang memasukkan baju ke dalam tas. “Kamu juga ingin berenang?” Retta pun menatap Rylan. Dia tidak tahu jika sang suami berniat untuk berenang juga. “Tentu saja. Kapan lagi aku bisa menikmati momen ini?” Dengan tanpa sadarnya Rylan mengatakan akan hal itu. Retta menautkan kedua alisnya. Merasa bingung dengan apa yang diucapkan oleh Rylan. “Momen apa?” tanyanya bingung. Rylan terkesiap. Dia merasa j
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 26 Gula Kalah Manis

Retta yang mendapati bibir Rylan tepat berada di bibirnya begitu terkejut. Walaupun itu hanya sebuah kecupan singkat, tetap saja membuatnya terkejut. “Kenapa mencium bibirku?” tanya Retta kesal bercampur malu. Dia tidak suka ketika berada di tempat umum Rylan menciumnya seperti itu. “Aku mau menciumu di pipi, tetapi sayangnya kamu menoleh. Jadi bukan salah aku juga menciummu di bibir.” Rylan tersenyum. Dia puas sekali bisa mendapatkan bibir manis Retta. “Aunty-Aunty ayo kita mau plosotan.” Lora pun mengajak Retta untuk bermain perosotan dan menikmati dari ketinggian berseluncur. Retta yang hendak kesal pun memilih untuk mengalihkan fokus pada Lora. Membuang semua rasa kesalnya pada Rylan dengan bermain. “Ayo,” ajak Retta mengulurkan tangan pada Lora. Mereka berdua menuju ke perosotan. “Uncle, nanti telima aku ya.” Lora pun memberikan perintah pada sang paman dari ketinggian.“Iya.” Rylan mengangguk. Mengerti yang diminta oleh sang keponakan. Retta dan Lora menuju seluncuran air.
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 27 Sudah Mendapatkan Bibir Manis

Retta, Rylan, dan Lora kembali ke apartemen setelah selesai berenang. Bukan berenang lebih tepatnya karena hanya bermain air saja. Retta masih begitu terlihat kesal dengan Rylan. Dia merasa dibohongi oleh Rylan dengan berpura-pura tenggelam. “Lora mau makan apa?” Retta menanyakan hal itu pada Lora. Setelah makan, biasanya anak-anak akan lapar dan itu pun pasti dirasakan oleh Lora. “Lola mau pancake.” Lora pun mengatakan apa yang diinginkannya. “Baiklah, kita beli.” Retta meraih ponselnya. Berusaha untuk memesan makanan. “Lora tidak makan makanan di luar. Orang tuanya selalu membuatkan makanan.” Rylan yang keluar dari kamar memberitahu Retta. Sambil menggosok-gosokkan kepalanya menghampiri Lora. “Mau saus apa?” tanyanya. “Cauc cetrobeli.” Lora mau pancake dengan saus stroberi yang biasanya dibuatkan oleh sang mommy. “Baiklah, Uncle buatkan.” Rylan bergegas menuju ke dapur. Beruntung kemarin dia membeli beberapa bahan untuk kue, dan kali ini dia bisa menggunakannya untuk membuatk
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 28 Saat Hati Begitu Sakit

Rylan dan Retta sudah bersiap. Retta tampil cantik dengan balutan gaun berwarna merah dengan bentuk pas di tubuhnya. Rylan tampil gagah dengan setelan jasnya. Mereka berdua benar-benar berniat untuk menikmati makan malam mereka. “Ayo.” Rylan menyodorkan lengannya. Meminta Retta untuk melingkarkan tangannya di lengan ketika sampai di lobi. Retta benar-benar melakukannya. Dia melingkarkan tangan di lengan Rylan dan masuk ke hotel bersama-sama. Restoran berada di lantai paling atas. Jadi mereka harus menaiki lift untuk sampai ke restoran. Di restoran pramusaji langsung mengarahkan mereka ke meja yang sudah disiapkan. Tadi Retta memang sudah memesan meja. Jadi pihak restoran sudah mempersiapkannya. Meja yang dipilih adalah yang berada di pinggir kaca besar. Memperlihatkan pemandangan jalanan yang berada bawah sana. Jalanan ibu kota yang begitu macet di akhir pekan. “Besok masih ada satu hari libur. Aku ingin mengajakmu pergi nonton.” Rylan sudah merencanakan semuanya. “Baiklah, kita
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 29 Tidak Sia-Sia

Retta benar-benar merutuki kesalahannya yang memilih film romance. Adegan dalam film yang begitu romantis atau mungkin terlampau erotis. Hal hasil hanya membuatnya menelan saliva saja. Retta yang menonton film justru bingung dengan situasi saat ini. Namun, tidak mungkin dirinya keluar di tengah film ketika memang film memiliki alur yang bagus. “Kamu kenapa?” Rylan yang sedari tadi memerhatikan Retta pun melayangkan pertanyaan. Rylan berbisik tepat di telinga Rylan. Membuatnya benar-benar semakin tak karuan. “Tidak, tidak apa-apa,” elak Retta. Dia masih melihat ke layar depan di mana film diputar. “Benarkah?” Rylan begitu terlampau dekat. Berada di leher Retta. Deru napasnya menerpa halus kulit Retta. Membuat Retta langsung menoleh. Niatnya adalah satu untuk memperingatkan Rylan. Namun, ketika melihat mata biru yang begitu bercahaya di tengah kegelapan membuat Retta justru terdiam. Rylan yang berada dekat dengan Retta pun membuatnya mudah sekali menjangkau bibir Retta. Hal itu mem
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Bab 30 Apa Aku Jatuh Cinta?

Rylan dan Retta sampai di rumah. Hari ini Retta cukup senang sekali. Dia melupakan semua kesedihannya. Jantungnya yang sedari tadi berdetak begitu cepat membuatnya mendapatkan sesnsasi yang luar biasa. “Terima kasih sudah membuatku senang hari ini.” Retta berbalik melihat Rylan yang sedang menutup pintu. Dia merasa kebahagiaan ini adalah dari Rylan. “Apa hanya ucapan terima kasih saja.” Rylan mengayunkan langkahnya menghampiri Retta. Berdiri tepat di depan Retta. “Memang apa?” tanya polos Retta. “Ucapan terima kasih yang romantis.” Rylan tersenyum menyeringai. Dahi Retta berkerut dalam. “Terima kasih seperti apa?” tanyanya. “Seperti ini.” Rylan mendaratkan bibirnya di bibir Retta. Retta terkejut, tetapi kemudian bisa menetralkan apa yang dilakukan Rylan. Membalas dengan perlahan. Keduanya larut dalam pertukaran saliva. Hingga akhirnya napas mulai tersengal, mereka melepaskan tautan bibir. Retta merona ketika bisa membalas. Jauh lebih lihai dengan yang pertama kali dirinya memb
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more
PREV
123456
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status