Ivander merasakan kesadarannya kembali, matanya perlahan membuka, menyapu ruangan putih yang sejuk. Samantha duduk di sampingnya dengan senyuman lega."Samantha, apa yang terjadi?" Ivander bertanya, mencoba menyusun memori yang hancur."Kau mengalami kecelakaan, Ivander. Tapi sekarang kau sudah berada di ruang rawat inap. Istirahatlah," Samantha menjelaskan, serata tetap fokus bekerja di pinggir ranjang Ivander."Aku merindukanmu, Samantha," ucap Ivander memandang Samantha."Aku juga merindukanmu, tapi pekerjaan di Brazil semakin rumit. Aku akan mencoba yang terbaik," Samantha tersenyum, meskipun pandangannya tetap tertuju pada layar laptop. "Aku akan baik-baik saja. Yang penting, kita akan tetap bersama. Bukankah kau sempat berkata padaku, bahwa kau masih menyayangi dan mencintaiku?" Ivander mengangguk, memahami beban yang Samantha pikul."Aku berharap begitu. Kau sejak dulu adalah orang penting dalam hidupku, Ivander. Ya.. aku.. aku memang mengatakan semua itu padamu," Samantha men
Read more