Safiyya masih bergeliat di dalam selimut siang ini. Sudah satu minggu setelah ibunya meninggal, dan selama itu pula ia seakan tak memiliki tenaga untuk melakukan apa pun. Bahkan hingga acara tahlil yang digelar selesai, wanita itu tak pernah keluar dari kamar. Jika saja Safiyya tak ingat masih ada Gibran yang membutuhkan keberadaannya, ia pasti lebih memilih menyusul ibu.Bulir bening meluncur dari pipi wanita itu ketika bayang-bayang ibu menari dalam ingatan, mengirim beribu penyesalan yang tak berkesudahan. berganti dengan kejadian pilu yang dialaminya.Andaikan waktu itu ia tak begitu saja mempercayai Mr. Harry, andaikan waktu itu ia memilih pulang lebih awal, semua kemalangan ini pasti tak akan pernah terjadi. Yang Safiyya sesali adalah kenyataan ia tak bisa berada di sisi ibu bahkan di saat terakhirnya.Safiyya kembali menarik selimut, wanita itu merapatkan tubuh, dan meringkuk seperti bayi dengan bulir bening terus meluncur dari matanya. Dadanya sesak sekali. Tubuhnya kuyu, tak
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya