Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 1881 - Chapter 1890

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 1881 - Chapter 1890

1902 Chapters

Bab 1881 Benar-Benar Membutuhkan Persetujuan dari Ardika

Ketua kelompok kecil Pasukan Pengawal Internal itu melangkah maju, lalu langsung menjambak rambut Hanko dan menyeretnya pergi seakan-akan dia adalah seekor anjing mati.Anggota Organisasi Snakei lainnya juga dibawa pergi.Ardika tidak berniat untuk terlalu mempersulit mereka, dia hanya meminta Pasukan Pengawal Internal untuk membawa mereka ke kantor polisi pusat, diberi sedikit pelajaran, lalu dibebaskan.Bagaimanapun juga, walaupun Hanko mencari masalah dengannya atas tuduhan tak berdasar, pria itu juga tidak melakukan tindakan yang fatal.Kalau benar-benar diperhitungkan, hal ini juga tidak bisa ditetapkan sebagai kesalahan pria tersebut.Namun, sebagai anggota pelaksana tugas Organisasi Snakei di bawah naungan departemen hukum, mereka ditangkap ke kantor polisi, juga sudah cukup untuk membuat sekelompok orang ini malu setengah mati.Tak lama kemudian, hanya tersisa Ardika, Violet dan yang lainnya yang berada di tempat tersebut."Ar ... Ardika ... sebenarnya siapa orang-orang tadi it
Read more

Bab 1882 Sudah Membaik

"Violet, sekarang semua orang sudah tahu, ingin menjadi Wali Kota Banyuli, membutuhkan persetujuan dari Ardika itu.""Menurutku, ini ada kaitannya dengan proyek kota baru Sungai Banyuli yang telah dia usulkan sebelumnya. Terlebih lagi, ini adalah sebuah proyek besar yang melibatkan banyak pihak, jadi perlu dipastikan bisa berlanjut dengan baik.""Itulah sebabnya, wali kota baru yang diangkat oleh kabinet kali ini, pasti harus memiliki pemikiran yang sejalan dengan Ardika ....""Eh ... ini ...."Violet tercengang sambil menggenggam ponselnya, mulutnya terbuka sangat lebar hingga bisa dimasukkan sebutir telur ayam.Dia tidak memedulikan kata-kata yang keluar dari mulut Jorgo selanjutnya.Dia hanya memedulikan satu hal.Pemilihan wali kota baru memerlukan persetujuan dari Ardika?Apakah ini hanya sebuah kebetulan belaka, atau bocah itu sudah tahu sejak awal, itulah sebabnya bocah tersebut bertaruh dengannya?"Halo? Violet, apa kamu mendengarkanku?""Oh ya, sebelumnya kamu bilang kamu mau
Read more

Bab 1883 Tuan Anjing

"Eh ... ini ...."Dalam sekejap, ekspresi seluruh anggota Keluarga Basagita tampak sangat menarik.Ada yang kagum dan iri, ada juga yang menunjukkan ekspresi rumit.Tiba-tiba saja, Ardika, pecundang yang mereka pandang rendah, sudah bisa menentukan pemilihan wali kota yang setara dengan level wakil kodam.Bahkan pengangkatan Mikues yang didukung oleh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba juga membutuhkan persetujuan dari Ardika.Hal ini adalah hal yang sama sekali tidak bisa dibayangkan oleh mereka."Huh! Apa yang perlu dikagumkan? Dia hanya sekadar beruntung saja!"Hanya Wulan yang menunjukkan ekspresi acuh tak acuh.Dia tidak menyembunyikan kebenciannya terhadap Ardika, semua orang tahu alasannya.Tuan Besar Basagita mengalihkan pandangannya ke arah Jacky dan Desi, lalu berkata, "Jacky, kalian harus kembali dan bicarakan dengan Ardika. Dia harus menyetujui Mikues menjadi wali kota. Kali ini jangan bersikap keras kepala lagi.""Dia mendapatkan dukungan dari Keluarga Bangsawan Basagita Su
Read more

Bab 1884 Dia Tidak Cocok

"Hormat kepada Tuan Anjing!"Ternyata pria tua inilah Tuan Anjing yang sesungguhnya.Tuan Besar Basagita menarik napas dalam-dalam, lalu segera bangkit dan membeli hormat.Menghadapi sosok pria tua dengan aura menakutkan yang menyelimuti sekujur tubuhnya itu, Tuan Besar Basagita benar-benar ketakutan.Wulan juga berkata dengan penuh hormat, "Tuan Anjing, aku harap Tuan bisa menemaniku ke Vila Cakrawala!""Nggak masalah!"Tuan Anjing mengangguk sambil tersenyum jahat....Vila Cakrawala.Begitu kembali dari Kediaman Keluarga Basagita, Desi langsung berinisiatif menyiapkan satu meja hidangan, bahkan meminta Luna untuk segera memanggil Ardika pulang.Merasakan sikap Desi yang tidak biasa ini, Luna merasa sedikit terkejut. Namun, dia merasa ini adalah hal yang baik. Oleh karena itulah, dia segera menghubungi Ardika.Handoko dan Amanda sekeluarga juga berada di rumah.Satu keluarga besar itu berkumpul bersama dan makan dengan diselimuti suasana harmonis."Kak Ardika, beberapa hari lagi aku
Read more

Bab 1885 Tidak Sesederhana Itu

Begitu Ardika selesai berbicara, jantung Luna langsung berdegap kencang.Dia sudah sangat mengenal temperamen ibunya.Setiap kali ibunya merasa puas, ibunya akan memperlakukan seseorang lebih baik dibandingkan siapa pun.Namun, setiap kali ibunya merasa tidak puas, tanpa banyak bicara lagi, sikap ibunya pasti akan berubah seratus delapan puluh derajat."Nggak cocok?"Benar saja, detik berikutnya senyuman di wajah Desi langsung menegang.Meletakkan alat makannya di atas meja, Desi menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Coba kamu katakan, mengapa nggak cocok?""Ibu, aku sudah pernah melihat CV Mikues ini selama di Suraba."Ardika tidak memedulikan perubahan sikap Desi, dia menjelaskan dengan sabar, "Orang ini terlalu memedulikan pencapaian. Dia adalah tipe orang yang tergesa-gesa dalam meraih pencapaian, orang yang ambisius. Demi meraih pencapaian, dia bisa menggunakan cara apa saja.""Kalau membiarkan dia yang memimpin Kota Banyuli, bukan sebuah keberuntungan bagi penduduk Kota Banyu
Read more

Bab 1886 Ahli Bela Diri yang Luar Biasa

Setelah mendengar ucapan suaminya, ekspresi Desi langsung berubah.Pada akhirnya, dia mendengus dengan enggan, tetapi dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Karena suaminya dan putrinya sudah mengatakan demikian, dia juga menyadari mungkin dirinya sudah gegabah."Benar saja, aku sudah tahu pasti ini ulah Kakek dan yang lainnya."Sementara itu, ekspresi Luna berubah menjadi agak masam.Dia masih belum sempat memberi tahu orang tuanya mengenai pembelian saham Grup Hatari yang dilakukan oleh Keluarga Basagita atas niat buruk.Siapa sangka, Keluarga Basagita malah begitu tidak tahu malu.Mereka berpura-pura seakan-akan tidak terjadi sesuatu, lalu menghasut ayah dan ibunya untuk mengelabui Ardika.Hasilnya, Keluarga Basagita yang akan mendapatkan keuntungan, lalu menindas keluarga mereka dengan makin menjadi-jadi."Ayah, Ibu, ada satu hal yang masih belum kalian ketahui ...."Saat itu juga, Luna menceritakan tentang pembelian atas niat buruk yang dilakukan oleh Keluarga Basagita,
Read more

Bab 1887 Menghukum Putri Keluarga Basagita dengan Aturan Basuki

"Hormat kepada Tuan Anjing!"Saat itu juga, beberapa orang dewasa di tempat itu, termasuk Luna segera bangkit dan memberi hormat kepada Tuan Anjing dengan sopan.Sementara itu, beberapa anak muda tersebut sudah ketakutan sejak awal. Mereka hanya berdiri mematung di tempat, menyaksikan pemandangan itu dengan sedikit ketakutan.Hanya Ardika yang tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia tetap duduk di sana dan makan tanpa menunjukkan ekspresi apa pun."Handoko, seduh teh berkualitas baik untuk menjamu tamu!"Setelah memberi instruksi pada putranya, Desi menyunggingkan seulas senyum kaku dan menyapa, "Tuan Anjing adalah tamu dari jauh. Tuan dipersilakan untuk duduk. Nanti Tuan akan dipersilakan untuk mencicipi teh terbaik kami.""Nggak perlu."Tuan Anjing melangkah maju, lalu berkata dengan suara serak yang tidak enak didengar, "Tujuan kedatanganku kemari hari ini ada dua hal."Seiring dengan pergerakannya ini, tiga ekor anjing ganas itu juga ikut bergerak maju sambil menjulurkan lidah.Mengh
Read more

Bab 1888 Tuan Anjing yang Arogan

Raut wajah Luna juga sedikit memucat. Namun, setelah melirik Ardika sekilas, dia tetap menggelengkan kepalanya dengan penuh tekad."Mengenai Mikues menjabat sebagai wali kota, ini adalah hal besar, bukanlah hal yang bisa keluarga kami campur tangan. Maaf, kami nggak bisa menuruti permintaan ini.""Adapun mengenai pelepasan Elsen, kecuali kalian bisa meminta Nyonya Tisya untuk berjanji di depan publik setelah Elsen dibebaskan, dia nggak akan membalas keluarga kami! Kalau nggak, kami juga nggak bisa menuruti permintaan ini!""Ini adalah batasanku!"Luna tahu kedua hal ini tidak bisa disetujui dengan mudah.Namun, dia tetap menyisakan ruang untuk berkompromi."Meminta Nyonya Tisya untuk berjanji di depan publik?"Begitu mendengar ucapan ini, Wulan tidak bisa menahan diri dan tersenyum dingin sekaligus mengejek. "Luna, memangnya kamu pikir kamu siapa? Apa hakmu meminta ibu angkatku untuk berjanji pada kalian?""Sesungguhnya, ibu angkatku sudah bilang padaku, bukan hanya menyuruh suamimu un
Read more

Bab 1889 Pelayan Anjing

"Futari, kemarilah, jangan ikut campur dalam pembicaraan orang dewasa!"Amanda segera menarik putri kesayangan yang berlinang air mata itu ke hadapannya. Kemudian, sambil memeluk putrinya, dia menatap Tuan Anjing dengan tatapan marah."Kalian menjauh saja."Saat ini, Ardika juga sudah berdiri. Dia menepuk-nepuk bahu Handoko dan Hariyo.Setelah melirik bekas tamparan di wajah Futari, sorot matanya berubah menjadi sedingin es."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Cepat duduk!""Apa kamu merasa masalah masih belum cukup besar? Kamulah penyebab semua masalah ini! Nanti aku akan memperhitungkannya padamu!"Melihat Ardika sudah mulai bergerak, Desi buru-buru menegurnya.Dia sudah tahu jelas temperamen Ardika. Dia takut mulut bocah ini memperburuk situasi.Setelah memelototi Ardika dengan sorot mata peringatan, Desi segera berbalik dan menghampiri Tuan Anjing."Tuan Anjing, saat berada di Kediaman Keluarga Basagita, kami sudah berjanji pada Tuan Besar. Kami akan melakukannya dengan baik.""S
Read more

Bab 1890 Merangkak Keluar dari Sini

Siapa sangka ternyata ketiga orang pelayan anjing itu juga merupakan ahli bela diri.Dalam sekejap, mereka sudah menerjang ke hadapan Luna. Saking cepatnya pergerakan mereka, Desi dan yang lainnya tidak sempat bereaksi.Luna sendiri juga memejamkan matanya saking ketakutannya.Walaupun sikapnya sangat tegas, tetapi saat menghadapi situasi seperti ini, hanya tersisa ketakutan yang menyelimuti hatinya."Bam!"Tepat pada saat ini, sosok bayangan seseorang tiba-tiba muncul di hadapannya, lalu mengangkat satu kaki dan melayangkan tendangan ke arah pelayan anjing yang menerjang di paling depan itu. Dengan darah muncrat dari mulutnya, tubuh pelayan anjing itu terpental."Ardika!"Wulan meneriakkan nama Ardika dengan kesal, dia memelototi pria itu dengan penuh kebencian.Begitu mendengar teriakan ini, secara refleks Luna membuka matanya.Saat dia melihat sosok bayangan familier yang berdiri di depannya dan melindungi dirinya itu, matanya langsung memerah.Tidak peduli kapan pun dan seberapa be
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status