Home / Rumah Tangga / Mengejar Cinta Ustadz Galak / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mengejar Cinta Ustadz Galak: Chapter 11 - Chapter 20

35 Chapters

Bab 11: Pertemuan Pertama

“Kita mau ke mana, Abah?”Belum sempat Nayla masuk ke kelas tadi, tiba-tiba gadis itu dikejutkan dengan suara abah yang memanggilnya. Tentu awalnya Nayla merasa senang, karena setelah dua hari perang dingin, akhirnya abah mau juga berbicara dengannnya.“Ke suatu tempat,” jawaban template itu lagi. ini sudah kali ke sekian Nayla mendapatkannya. Bukannnya apa-apa, hanya saja Nayla penasaran, ke mana abah akan membawanya pergi.“Apa Abah akan menghukumku lagi? Seingatku, aku tak melakukan kesalahan besar akhir-akhir ini,” Nayla mencoba mengingat-ingat lagi, barangkali akhir-akhir ini ia membuat satu tindakan yang secara tak sadar telah membuat abah marah dan kembali memberinya hukuman.Eh tunggu? Apakah ini soal Laila? Apakah dia yang mengadu pada abah soal kejadian kemarin?“Kalau soal Laila, Abah, aku udah baikan kok sama dia, jadi kumohon jangan menghukumku lagi.”“Laila? Kenapa Neng bawa-bawa namanya?”Jawaban bingung abah membuat Nayla tahu bahwa ini bukan tentang kejadian kemarin.
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 12: Boleh Kupanggil 'Sayang'?

“Sa.”“Sa-nya digigit.”“Tsa.”“Pinter,” pujinya sambil mengusap pelan puncak kepala Aisha.“Kalau ada huruf hiajiyah dengan bentuk mangkok dan tiga titik di atas, dibacanya bukan ‘sa’ tapi ‘Tsa’, pelafalannya diujung lidah. Mengerti?”Aisha mengangguk sambil tersneyum. Begitupun dengan seorang perempuan dewasa yang nampak duduk sambil terpesona melihat pemandangan indah di depan mata.Sejak satu jam lalu, sejak langkah kaki pertama Ustadz Zayyan masuk ke dalam kelas, sudah membuat wajah gadis itu berubah drastis. Dari yang tadinya sebal, kesal nan emosi, menjadi riang, gembira dan senyum yang senantiasa terpatri.Ya, bagaimana tidak senyum, jika tepat satu meter di depannya, sang pujaan hati yang sejak kemarin dia cari-cari akhirnya nongol sendiri di depan mata. Selain bisa melihat ketampanan sang pangeran, hal yang membuat hati Nayla seakan tengah mengadakan konser itu, adalah ketika melihat begitu lembutnya pria itu mengajari anak-anak belajar huruf hijaiyah.“Man mungkin lelaki se
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 13: Makcomblang

Sebelum matahari menyingsing, sebelum sinarnya menyapa bumi, seorang gadis terlihat sudah duduk manis di atas sebuah kursi kecil berwarna merah muda. Dia nampak tak bisa diam, seakan tak sabar menunggu kelas pagi yang baru akan dilaksanakan sekitar satu jam lagi.Pagi tadi, sebelum menunggu penceramah selesai memberikan materi khusus seusai sholat subuh, Nayla ijin pergi ke kamar mandi, namun sampai sekarang, Nayla bahkan tak pernah kembali. Rupa-rupanya gadis itu malah kabur dan berlari menuju sebuah kelas bercat warna-warni dan plang di depan pintu bertuliskan:KELAS 1 A“Pokoknya aku harus jadi yang pertama, biar Ustadz Zayyan tahu kalau aku orangnya rajin dan disiplin,” Nayla bergumam kepada dirinya sendiri, “Aku gak sabar liatin tugas yang udah berhasil dikerjain, kira-kira pujian apa yang yang bakal dia kasih?”Sejak semalam, Nayla tak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, yang terlihat hanya gambaran Ustadz Zayyan yang membuatnya seakan tak mau berhenti membayangkan tenta
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 14: Surat Cinta untuk Zayyan

“Japar punya satu cara.”“Bagimana caranya?” tanya Nayla penasaran. Sepertinya, lama berada di tempat ini membuat otak Nayla agak tergeser sedikit, sehingga bodohnya dia percaya saja pada bocah kecil yang mengaku memiliki kemampuan magis untuk men-comblangkan pasangan.Japar celingak-celinguk, memastikan bahwa tak ada siapapun yang akan mendengar rencana brilian yang akan ia utarakan. Seakan sedang bertransaksi barang terlarang, Japar mendekatkan wajahnya sambil berbisik dan berkata,“Surat Cinta, itulah caranya.”****“Nis, kamu pernah buat surat cinta?” tanya Nayla di sela-sela kegiatannya yang tengah menghitung cicak di atap kamar. Sedangkan Nisa, yang siajak bicara, terlihat tengah sibuk memasukan pakaian-pakaian yang baru selesai di setrika ke lemari kecil di pojok ruangan.“Gak, aku gak pernah buat surat kayak gitu. Tapi-“ Nisa menghentikan kegiatannya sebentar, “Aku gak pernah kirim, tapi kayaknya aku pernah dapat beberapa.”Mendengar itu, Nayla yang tengah rebahan di kasurnya
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 15: Toa Masjid

“Hadeuh, ini gak ada steak atau salad gitu?” Nayla kembali mengeluh ketika melihat menu makanan di atas piringnya.“Masa cuman makan sama tempe, sama sayur kangkung? Gak elit banget sih,” keluhnya lagi smabil melempar sendok dan garpu ke atas meja yang menghasilkan bunyi denting yang nyaring.“Jangan menghina makanan, Nona, seharusnya kita bersyukur masih diberi rezeki untuk makan, sedangkan masih banyak yang nasibnya tidak seberuntung kita, benarkan Aish?” ujar Nisa bijak sambil meminta persetujuan pada bocah kecil yang tengah asyik mengunyah tempe goreng di sampingnya.Dengan mulut penuh yang membuat pipinya tambah chubby, Aisha mengangguk sambil berucap, “Benar Kak, yang terpenting itu sehat, semua nutrisi terpenuhi. Bukan seberapa mahal atau murahnya makanan, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa tetep bersyukur dan mendapatkan keberkahan juga manfaat dari makanan yang kita konsumsi.”Nisa tersenyum, ia tak bisa menahan diri untuk tak mengusap pipi Aisha sebagai wujud perasaa
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab 16: Semuanya Tentangmu, Istimewa

Matamu, magis apa yang dimilikinya sehingga mampu membuatku jatuh sedalam ini?Daya tarik apa yang dimilikinya sehingga mampu menenggelamkan dan mengurungku dalam pesonanya.Sehingga rasa-rasanya, walaupun aku berhasil menampik magismu, yang bisa kulakukan hanya pasrah dan kembali mengorbankan diri untuk jatuh pada jebakanmu, dan berharap aku akan terjebak di sana selamanya.Apakah aku yang terlalu payah, atau personamu yang terlalu kuat?Sehingga segalanya tentangmu, sekecil apapun, adalah istimewa?Sialnya, hanya dengan melihat dirimu bernapas, atau melihatmu masih berjalan di muka bumi saja, sudah cukup menjadi alasanku untuk tetap hidup.Aku berharap bisa memiliki lebih banyak waktu.Untuk melihatmu dan terus berharap agar kau pun melihatku.Pada akhirnya, menemukanmu membuatku menyadari bahwa cinta masih ada di sebuah tempat.Di ruang kecil yang berwarna coklat.Di matamu.Tertanda,Dari aku yang mengagumimuUntuk kamu, duniaku.“Dari siapa surat itu?” Terdengar suara tawa dari
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 17: Sang Pencuri Hati

“Kenapa kamu menuliskan surat itu?”Pertanyaan Zayyan tak berbekas di gadis itu. Nayla, dia hanya diam saja. Sejak beberapa menit lalu, Nayla sama sekali tak menunjukan tanda-tanda bahwa dia akan menjawab dan memberi respon terkait pertanyaan itu.Nayla bahkan mengabaikan semuanya, mengabaikan kenyataan bahwa kini dia berada di tengah-tengah lapangan, dengan dikelilingi puluhan santri lain yang asyik menonton dan tak sabar mengetahui hukuman apa lagi yang akan diberikan Ustadz Zayyan pada santri nakalnya itu.“Kenapa kamu menuliskan surat itu?” tanya Zayyan entah sudah yang keberapa kali.“Tampan.”Hanya kata itu yang mampu ke luar dari bibir merah muda Nayla. Dia tak henti-hentinya berdecak kagum melihat pemandangan indah di depan mata. Bagaimana tidak, salah satu impian Nayla akhirnya terwujud, gadis itu kini berdiri tepat dengan ustadz zayyan di hadapannya. Mimpi apa yang lebih hebat dari ini? Bisa bertatapan langsung dengan pria itu, walaupun yang berada di mimpi Nayla tentunya l
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 18: Balasan Surat Cinta

Nisa dan Aisha memilih diam, mereka tak mau bertanya walaupun di kepalanya sudah tak terbendung rasa penasaran dan berjuta pertanyaan. Melihat betapa buruknya kondisi Nayla, membuat Nisa mencegah diri untuk tak banyak berkomentar. Dia tahu bahwa hukuman Ustadz Zayyanlah yang menjadi penyebabnya.Argh!Nayla terlihat mengacak rambutnya lagi, sebagai pertanda betapa frustasinya dia.Entah hukuman apa yang diberikan oleh pria itu padanya.“Aku gak boleh nyerah!” tiba-tiba emosi Nayla berubah menggebu-gebu. Hal itu membuat Nisa khawatir. Apakah gadis itu sudah gila karena hukuman Zayyan?“Pokoknya, dia-“ Nayla menunjuk tepat pada selembar photo Ustadz Zayyan yang entah didapatnya dari mana, “Dia harus jadi milik aku, gimana pun caranya!”****Pagi itu, setelah Nayla pulang dari sholat subuh, tiba-tiba Japar terlihat berlari dan menghampiri Nayla.“KAKK! KAK NAYLAA!”Sebenarnya Nayla ingin lari saja, dia masih dongkol dengan bocah itu. Karena kegagalannya dalam menyampaikan surat itu, memb
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 19: Hukuman Lagi

“Lo gila!”“Iya, saya gila gara-gara kamu.”“Idih, geli gue!” badan Nayla seketika merinding mendengar penuturan pemuda yang sudah nampak dua bekas tamparan lima jari di pipi kanan dan kirinya.Entah mimpi buruk apa Nayla semalam sehingga ia harus bertemu lagi dengan dia. Satu lagi kesialan yang harus Nayla terima adalah, ternyata yang dia temui sekaligus si pengirim surat cinta itu, bukanlah Ustadz Zayyan seperti dugaannya, melainkan Joko, kakak Laila yang kemarin bertindak sok jago saat Nayla ketahuan mengirim surat kepada Zayyan.“Apa gak cukup tamparan gue kemarin hah? Mau gue tampar lagi?” Nayla tak habis pikir, apa yang membuat pemuda yang kemarin menatapnya garang itu, berubah menjadi seperti ini. Seakan-akan Joko tak mempunyai lagi tujuan di bumi selain terobsesi pada Nayla.Oh apakah tamparan Nayla sekuat itu, sehingga mampu menggeser otak Joko dan membuatnya berubah sedrastis ini?“Satu lagi tamparan, bisa dapet piring cantik lo!”“Kalau dapat cintamu saja boleh gak?” katany
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 20: Ramalan Nayla

“Tu-tunggu Ustadz!” Nayla, dengan jilbab warna-warninya mencegah kepergian Zayyan, setelah ia selesai dengan hukumannya.Tanpa mau berbalik, Zayyan berkata, “Apalagi? Apa kurang berat hukuman yang saya beri?”“Bukan seperti itu,” Nayla tertunduk. Niatnya. dia hanya ingin menjelaskan bahwa semua yang terjadi tadi, tidak seperti yang terlihat. Namun dari respon dingin sang ustadz, Nayla berpikir bahwa sia-sia saja menjelaskan. Toh jika Nayla berada di posisi Ustadz Zayyan pun, pasti akan sulit baginya untuk menerima alasan yang dikatakan Nayla.“Maafkan saya.” Cicit Nayla hampir tak terdengar.“Jangan sama saya. Kamu salahnya sama Dia, jadi minta maaflah sama Dia, bukan sama saya!” katanya to the point sambil menunjuk ke arah langit biru di atasnya.“Tapi sumpah Ustadz, saya sama Joko gak ada hubungan apa-apa, tidak seperti yang Ustadz sangkakan.”“Saya tidak mau tahu dan saya tidak peduli.”Nayla menggigit bibirnya gelisah, di saat-saat seperti ini, dia bingung harus menjelaskan apa la
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status