All Chapters of Istri Tiga Tahun CEO Arrogant: Chapter 71 - Chapter 80

111 Chapters

Dia bukan pria baik-baik. Dia jahat seperti iblis.

Meski ragu, Devon pun mengikuti wanita yang baru ditemuinya itu. "Katakan dimana Shilla?" Tanya Devon pada wanita yang sedang menyesap kopi pesanannya. Bukannya menjawab wanita yang tangan kanannya memakai gip itu tersenyum tipis. Devon menghela nafas. Berusaha memupuk kesabaran dalam dadanya. Sudah lebih dari 30 menit mereka duduk berhadapan di sebuah kafe namun tak kunjung sang wanita berbicara. "Jika tak ada yang ingin kamu katakan, aku akan pergi." Lelah Devon pun bangkit. "Tunggu," ucap wanita. Menekan egonya, Devon kembali duduk. Jika saja dia punya cara lain menemukan Shilla mungkin sudah sejak tadi Devon pergi. Sayangnya hanya wanita ini satu-satunya harapan untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan Shilla. "Dimana dia?" Sebuah senyum tipis muncul dari bibir sang wanita. "Sabarlah sedikit, biarkan aku memperkenalkan diri..... Namaku Veronica, aku mantan rekan kerja Shilla. Kami cukup akrab sebelumnya," ungkap wanita itu dengan tatapan dingin seolah menyi
Read more

Tinggal bersama Mommy Rosa.

"Siapa yang mengirim pesan?" Elgar yang tadinya sibuk dengan layar ponselnya kini menatap datar Shilla. "Bukan siapa-siapa kok," jawab Shilla memaksa tersenyum. Satu alis Elgar terangkat. "Boleh lihat?" "Buat apa? Ini cuma pesan random dari teman kuliahku dulu." Shilla memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Kamu sendiri sedang kirim pesan sama siapa? Kayaknya serius banget." Shilla mencoba mengalihkan pembicaraan. "Coba lihat, lagi kerja apa main game?" Giliran Elgar yang salah tingkah. Pria itu segera menutup aplikasi pesan di ponselnya. "Hanya membalas pesan Mommy. Dia khawatir karena mendengar kamu dipecat dari tempat kerja." Shilla mengerutkan dahinya. "Mommy tahu dari siapa?" "Gak usah dipikirkan. Aku sudah jelasin semuanya. Sekarang Mommy sudah tenang." "Oh...." Shilla mengangguk. **** Menjelang sore mereka sampai di mansion keluarga Romanov. Mommy Rosa menyambut keduanya dengan suka cita bercampur haru. Wanita paruh baya itu sangat bahagia akhirnya putra
Read more

Kenapa semua orang menganggapnya buruk.

Elgar begegas pulang setelah mendapat laporan dari Bodyguard yang ditugasi menjaga Shilla. Dengan langkah lebar Elgar me aiki tangga menuju lantai dua. Baru mencapai setengahnya, panggilan dari mommy-nya membuat langkah lebar pria itu terhenti. "Kamu sudah pulang?" Mommy-nya berjalan dari arah dapur. "Iya," jawab Elgar menoleh sebentar lalu melanjutkan langkahnya. "Shilla sedang tidur." Beritahu Mommy Rosa dan Sang putra pun kembali menghentikan langkahnya. Tidur? "Dia baik-baik saja kan?" Ada kepanikan di nada suaranya meski raut wajahnya terlihat datar. "Dia baik-baik saja. Dia hanya merasa lelah dan sedikit pusing." Elgar mengerutkan dahinya. Pusing? Tadi pagi Istrinya itu baik-baik saja. "Pusing kenapa?" "Sini sebentar," Mommy Rosa melambaikan tangannya. Meski enggan Elgar pun kembali turun dan mengikuti Mommy-nya, duduk sofa ruang tengah. "Mommy tahu kamu pulang karena mengkhawatirkan Shilla. Tapi jangan khawatir, Shilla gak papa." Mommy Rosa mengelus pundak p
Read more

ketenangan sebelum badai.

Pov Shilla. Sudah tiga bulan berlalu sejak aku pindah ke Frankfurt. Semua berjalan dengan sangat baik seolah semesta merestui pernikahanku dan Elgar. Setiap hari kami lalui dengan bahagia. Elgar sangat perhatian dan sabar. Meski kadang terpisah jarak selama beberapa hari karena Elgar harus mengurus bisnisnya do negara lain, tapu pria itu tak pernah lupa mengirim pesan dan videocall untuk sekedar berbagi kabar dan mengingatkan makan. Rasanya aku patut bersuka cita dan mengucap syukur sebanyak mungkin atas keberkahan keluarga baru yang Tuhan berikan padaku. Rasanya semua kepedihan yang sebelumnya aku rasakan kini terbayar sudah. Kadang aku merasa ini tak nyata. Aku yang sejak kecil hidup sebagai anak yatim dan miskin kini bisa hidup nyaman di mansion mewah bersama keluarga yang aku cintai. Hidupku terasa begitu sempurna. Nyatakah ini? Berkali-kali aku bertanya pada diriku sendiri. Rasanya aku masih tak percaya. Setiap detik rasa syukur dan bahagia membuatku ingin sellau ter
Read more

Bertemu Devon.

Shilla tolong pikirkan baik-baik." Devon memegang tanganku namun dengan cepat aku tepis. "Maaf.. maaf, aku tidak bermaksud kurang ajar," Wajah pria itu terlihat menyesal. Kuhela nafas, menyesali keputusanku memenuhi permintaan Vero dan Devon untuk datang ke tempat ini. Tidak seharusnya aku kesini jika pada akhirnya membuat pikiranku ragu. "Shilla, seandainya yang kau pilih Nathan atau Ardi, InsyaAllah aku rela. Aku tahu mereka baik. Tapi, laki-laki itu, dia tidak pantas mendapatkanmu. Dia adalah penyebab..." "Cukup, sudah berkali-kali kamu mengatakannya." Selaku menatapnya tak suka. "Tapi kamu tidak percaya kan?" Devon terlihat kesal. "Pulanglah ke Indonesia cari tahu kebenarannya." Kualihkan pandangan kearah anak-anak yang berlarian dipandang rumput tak jauh dari tempat kami berdiri. Di kursi sebelah kanan Bi Saroh duduk tenang dengan pendangan ke arahku. Wanita kepercayaan Mommy Rosa itu mungkin akan langsung menelpon bodyguard jika tahu pria yang sedang berbicara d
Read more

Badai besar.

"A-apa mak-sudmu?" tanya Shilla dengan tatapan tak percaya. Apa dirinya membuat kesalahan? Kenapa pria yang selalu bersikap lembut padanya mendadak berubah kasar. "Jangan berlagak polos di depanku. Wanita yang lahir dari rahim seorang jal*ng tentu saja akan menjadi jal*ng juga." Duarrrr..... Seperti tersambar petir, Shilla terkesiap. Wajahnya seketika pucat dengan mata terasa panas. "Apa yang kamu katakan?" tanyanya dengan sekuat tenaga menahan buliran bening agar tak menetes dari matanya. Senyum sinis nampak di bibir Elgar begitu melihat wajah terluka sang istri. Jika biasanya dia paling tidak bisa melihat ekspresi sedih Shilla namun kali ini Elgar begitu muak melihat guratan wajah itu. Dalam hati Elgar merutuki kebodohannya. Kenapa dia tak sadar jika wajah Shilla mirip dengan foto Wanita yang papanya simpan di laci meja kerjanya. "Kamu tidak dengar? Aku bilang, kamu sama jal*ngnya dengan ibumu." Kedua tangan Shilla mengepal, hatinya sakit. Seperti ada ribuan jaru
Read more

Pergi.

Berusaha menahan rasa pening di kepalanya, perlahan Shilla bangkit. Tamparan itu sangat keras, tidak hanya membuat pipinya bengkak namun bibirnya pun sobek. Sedikitpun Shilla gak mau melihat ekspresi wajah Elgar. Dia langsung berbalik, mengusap sisa air mata di pipinya lalu berjalan menuju tangga. Saat hendak menaiki tangga muncul Bik Saroh dengan berurai air mata. Wanita itu langsung memegangi Shilla, menuntunnya menaiki tangga. "Makasih Bik." Shilla menarik sedikit kedua susut bibirnya. Meski sakit dan sedih namun Shilla berusaha terlihat tegar. Tak ada lagi air mata di wajah cantiknya namun Bik Saroh bisa melihat dengan jelas gurat kekecewaan di wajah dan tatapan Shilla. "Non, izinkan saya kompres pipinya sebentar ya!" Ucap Bik Saroh tak tega melihat wajah yang biasanya putih mulus kini terlihat memerah dan bengkak. "Tidak udah Bik, sudah tidak ada waktu. Tapi terima kasih atas perhatian Bibik," tolak shilla lalu segera mengemasi barang-barangnya. Tak banyak yan
Read more

Kemarahan Rosa.

Sampai di mansion Rosa tak menemukan putranya. Menurut keterangan dari Art-nya, Elgar tidak. pulang sejak kemarin sore. setelah mengusir istrinya dari mansion. "Sepertinya Tuan Elgar salah faham. Dia menuduh Non Shilla selingkuh juga mengatakan jika ibunya Non Shilla sebagai selingkuhan Tuan Leonard." Ucapan Bik Saroh bak hantaman gada besar yang langsung membuat tubuh Rosa lemas. Wanita itu memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri. "Telpon Putra, suruh dia bawa Elgar pulang." Perintahnya pada Bik Saroh. Segera, wanita paruh baya itu mengambil ponsel dari sakunya dan menghubungi Putra. "Tuan masih ada meeting. Satu jam lagi baru selesai." Beritahu Bik Saroh. Rosa menghela nafas panjang. "Bisa-bisanya dia lebih mementingkan bisnisnya," keluh Rosa tak habis pikir. "Sabar, Nyonya..." Bik Saroh mengelus lembut lengan Sang majikan. Wanita itu tahu betul, seperti apa bahagianya Rosa setelah mendengar Leonard berhasil menikahkan putranya itu dengan Shilla. Rosa bahkan
Read more

Pengakuan Mommy Rosa.

Sudah dua hari Rosa berada di ruang ICU. Kondisinya masih kritis meski sudah menjalani operasi karena serangan jantungnya. Kondisi wanita itu cukup mengkhawatirkan. Sedih, marah, sesal kini menjejali pikiran dan hati Elgar. Harusnya dirinya bisa menahan diri dan tidak membuat Mommy-nya terpancing emosi hingga mengalami serangan jantung. Parahnya lagi, sekarang kondisinya masih tak sadarkan diri. "Hehhh....." Untuk kesekian kalinya helaan nafas itu terdengar berat. Pria tampan dengan hidung bak perosotan anak TK itu tak pernah meninggalkan kursi tunggu di depan ruang ICU Mommy-nya. Nampak Putra yang setia menemani, duduk dipisahkan satu kursi antara keduanya. Sang asisten hanya diam menunggu perintah dari sang bos yang kini sedang diliputi kegelisahan. Dalam hati Elgar terus merutuki dirinya yang tak bisa menahan diri dan akhirnya memancing amarah sang Mommy. Padahal jika dipikir lagi semua yang dikatakan Mommy-nya itu benar adanya. Harusnya Elgar cukup diam mendengarkan tan
Read more

Penyesalan tak berujung.

"..... Mommy lah yang merebut Papamu dari mamanya Shilla." Duar...... Ucapan Rosa bak petir yang menyambar tepat diatas kepala Elgar. Tubuhnya seketika oleng, pria itu mundur satu langkah. "Maksud Mommy, Papa tidak pernah selingkuh?" tanyanya dengan jantung yang berdegup kencang. Dan anggukan Rosa seperti panah yang menembus dadanya. Makjleb...... Elgar menutup matanya. Meresapi rasa yang belum diketahui namanya. Entah itu sesal, sedih, marah atau kecewa. Yang pasti dia tidak menyangka ternyata Mommy-nya wanita yang dianggapnya sebagai korban ternyata adalah sang pelaku. "Tolonglah Mommy, Elgar. Bantu Mommy menebus dosa-dosa Mommy. Carilah Shilla, mintakan pengampunan untuk Mommy......" Suara Rosa terdengar makin lemah. "Mommy.... Mommy..." panggil Elgar panik saat mata wanita yang telah melahirkannya itu Perlahan-lahan menutup. Tut................... Suara nyaring dari mesin pendeteksi jantung memenuhi ruangan itu. Dari arah belakang Elgar berlarian para medi
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status