Home / Romansa / Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi: Chapter 61 - Chapter 70

110 Chapters

61. Sebuah Jebakan

Arvin segera mengerem laju mobil, lantas membanting setir ke kanan. Nayra yang berada di jok belakang sampai nyaris terlempar.Mobil itu melesat cepat menyalip beberapa antrean kendaraan di depannya. Bahkan sejumlah klakson harus mereka abaikan. Nayra menggigit bibir bawahnya. Apa yang terjadi dengan ibu Aldo? Batinnya mencoba menerka.Setiba di salah satu mall yang dimaksudkan, Aldo dan Nayra lekas berlari cepat ke dalam. Sementara Arvin harus memarkirkan mobil dahulu di basemen mall.Ketika netra Aldo tak sengaja menangkap sosok pembantunya di sana, ia langsung bergerak menghampiri dengan raut wajah amat khawatir."Mbak, dimana Mama? Gimana kondisinya?" kejar Aldo selagi ia mencoba mengatur napas.Asisten rumah tangga tersebut tampak cemas. Dengan sesekali melirik ke arah Nayra. "Anu, Ko. Ibu ada di dalam. Koko langsung ke dalam saja," tuding wanita berusia sekitar 35-an itu ke arah restoran chinese food.Aldo sempat mengernyit samar. Namun segera masuk karena ia sangat mengkhawatir
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

62. Berulah Lagi

"Sel, jangan marah lagi…" racau Guna kembali. Sekarang tangan pria itu berusaha meraih bahu Marsella dan mengusapnya pelan. "Kau mau kubelikan apa? Ha?"Marsella menekuk wajah. Tapi di sisi lain ia merasa kasihan. Sekali lagi ia menoleh ke sekitarnya dengan air muka cemas. Tak ada yang bisa ia lakukan selagi berada di rumah besar ini."Mending kamu cepetan pulang, deh. Aku nggak mau kalau kamu sampai berurusan dengan papiku!" desak Marsella ketakutan. Ia tahu bahwa ayahnya bisa melakukan apapun."Ng.. nggak. Nggak mau sebelum kamu memaafkan aku, membalas pesanku, mengangkat teleponku…" Guna mengangkat tangannya tanpa tenaga dan mulai menghitung jarinya dalam posisi masih melantur.Marsella menggigit bibir bawahnya gemas. Ia berusaha meraih tubuh Guna dan menegakkannya. Setelah itu, ia mengguncang badan Guna sekilas."Ayo, kamu harus cepet sadar!" Marsella cemas. Ia segera mengambil ponsel dan mengotak-atik benda persegi panjang tersebut. "Aku pesankan ojek mobil, kamu harus cepet perg
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

63. Efek Cokelat

Dengan terhuyung, Guna melangkahkan kaki menuju rumah kontrakannya setelah turun dari mobil polisi. Tadi ia harus diwawancarai di sana, sedang polisi berusaha mencari tahu tentang dua preman tadi dengan melacak nomor plat mobil.Karena bertanya kepada Guna tidak terlalu berguna, maka polisi membiarkan pria itu pergi. Bahkan diantarkan oleh salah satu polisi yang kebetulan tengah berangkat dinas.Kini kondisi wajah Guna lebih lebam dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia merutuki Aldo yang menyebabkan sakit luar biasa di sekitar mulutnya, maka kali ini pun sama. Ia tetap menyebut Aldo sebagai "om brengsek" dan mengumpati semua orang yang menyebalkan termasuk Nayra.Sore ini Guna sudah malas mengurus wajahnya. Jadi, ia lebih memilih langsung melempar tubuhnya sendiri di atas kasur. Tidur lelap hingga sejumlah pesan dan telepon tak ia hiraukan.Di tempat lain, mobil Aldo berderum memasuki area rumahnya. Seperti biasa, ia akan turun dari mobil dan melewati pintu ambang batas garasi-ruang teng
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

64. Pacar Kontrak

Aldo menatap Nayra lekat-lekat. Menjadikan sosok Nayra di depannya bergerak canggung. Nayra mengerjapkan kedua matanya. Menunggu suara yang keluar dari mulut Aldo dengan kalut.Sementara itu, Aldo sedang menimbang-nimbang suatu hal. Di satu sisi, ia sangat penasaran dengan sosok Nayra yang selalu mengingatkannya pada Nia kecil yang telah berbaik hati padanya dulu. Lalu, satu ide tebersit dari benaknya."Nayra, apakah kamu ingin gaji tambahan dariku?"Seketika Nayra tercenung. Salah satu alisnya terangkat keheranan."Maaf, apa maksud, Pak Aldo?" sahut Nayra akhirnya. Ia memiringkan sedikit kepala demi memperhatikan air muka Aldo."Begini. Aku butuh kamu untuk jadi pacar sewaku."Sekaligus ingin tahu kenapa kamu mirip dengan Nia, batinnya.Mendengar jawaban dari Aldo, sontak membuat Nayra terperangah. Ia bahkan dengan tak sadar membuka mulutnya, lantas meraup oksigen di sekitarnya secara serakah."Jangan salah paham. Aku hanya akan melakukan kontrak denganmu, lalu akan kubayar sesuai ke
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

65. Lingerie Ida?

Di hadapan Guna yang tengah tak sabar, perlahan Marsella meluruhkan satu per satu pakaian. Guna menyaksikan sambil menelan keras salivanya. Begitu terpesona dengan tubuh polos di hadapannya sekarang.Marsella melangkah menuju Guna, duduk di pangkuan dan membantu mengurai busana pria itu juga. Setelahnya, kedua netra mereka terpaut kembali.Guna mendorong Marsella ke atas kasur. Dengan liar, langsung menindih wanita tersebut dan melakukan serangkaian gerakan yang membuat keduanya dialiri sensasi candu dan mata berkunang-kunang.♡♡♡Hari semakin sore ketika Nayra memandang ke arah jendela sekilas sedangkan tangannya tengah sibuk merapikan sejumlah dokumen secara cepat. Aldo sempat menatap ke arahnya juga. Alasannya karena pria itu merasa ditatap oleh Nayra, sedikit merasa percaya diri.Namun, berbeda dengan anggapan Nayra yang merasa bahwa Aldo mencuri pandang ke arahnya karena memastikan dirinya harus cepat membawa dokumen-dokumen tersebut. Dengan kata lain, Aldo tidak sabar menungguny
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

66. Gantungan Babi Merah Muda

"Buat apa?" bisik Nayra lagi. Matanya tetap terpaut pada lembar kertas tersebut. Ternyata itu adalah salah satu alasan uang bulanannya raib dan entah kemana.Nayra kemudian teringat oleh sikap Ida yang aneh akhir-akhir ini. Tiap malam jarang berada di rumah dan ia sering mendengar wanita tersebut bertelepon entah dengan siapa. Dugaan Nayra semakin mengarah kepada perselingkuhan yang dilakukan oleh orang itu.Nayra meremas kertas kecil yang ada di dalam tangannya. Pandangannya menerawang lurus. Bagaimanapun ia bertekad untuk menemukan siapa pria yang berada di belakang ini untuk menjadikan alasan perceraian Budi dan Ida. Dengan begitu, Ida tidak akan membebani dirinya lagi.Setelah cukup memikirkan hal itu, Nayra segera memasukkan nota tersebut ke dalam saku celana dan menyambar dua tempat sampah yang sempat ia turunkan tadi.Dengan gontai, Nayra melangkahkan kaki kembali menuju rumah. Sementara kekesalan tengah menghinggapinya. Pertama-tama ia menuju kamar Ida dan meletakkan tempat sa
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

67. Anti Nayra!

Marsella melirik ibunya dengan tatapan kesal. Bahkan kedua matanya sudah tampak merah karena air mata Marsella meluap begitu saja dari pelupuknya.Ia tidak percaya jika ibunya berkata demikian. Ibunya tak pernah sekali pun membela dirinya. Apalagi mengerti perasaan Marsella. Wanita itu seakan mempunyai hati yang telah membeku keras."Mi, kenapa Mami nggak pernah ngerasain kalau Mami jadi Marsella? Apa itu karena Mami dulu juga dijodohkan sama Papi dan pengen aku senasib seperti Mami juga, hah?!" Marsella tak dapat menahan rasa marah muncul melalui mulutnya.Seketika ia tahu, pupil mata ibunya melebar dan menunjukkan sebuah keterkejutan. Ibunya menggertakkan gigi sambil menatap tajam Marsella di depannya."Tutup mulutmu, Sel! Tidak seharusnya kamu mengatakan itu di depan Mami sama Papi!" Ibunya memperingatkan dengan kedua mata melotot. Merasa bahwa anaknya tak sopan berbicara soal masa lalu dirinya dan sang suami.Marsella tertawa getir. Bahunya naik turun secara cepat karena akhirnya
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

68. Tak Ada Jaminan Bebas

"Ada apa ini?"Tak disadari mereka, pintu kaca di belakang Rianty terbuka dan memunculkan Aldo, juga Arvin dari sana. Aldo memasang tampang serius dengan meneliti raut wajah masing-masing. Begitu juga Arvin yang mengerjapkan mata kebingungan.Sontak Rianty dan Nugroho menoleh. Nayra yang mendengarkan suara dingin Aldo mau tak mau juga mengangkat wajahnya."Ini loh, Do." Rianty langsung menuding posisi Nayra berdiri. "Kenapa dia belum kamu pecat juga dari sini?!" protesnya.Aldo mengalihkan pandang ke arah Nayra. Ia mendapati ekspresi wanita tersebut sangat tertekan. Setelahnya, Aldo menghela napas."Ma, jangan seperti anak kecil begitu. Aku tetap mempekerjakan Nayra karena kinerjanya bagus." Aldo berusaha menenangkan ibunya.Rianty kian mendengus dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Tidak! Pokoknya jangan wanita ini, Do. Aku tidak suka!"Netra Rianty lalu beralih ke arah Nayra singkat. Menghunjamkan tatapan benci, geram dan jijik. Nayra tak mampu membalas tatapan itu, lantas me
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

69. Jodoh untuk Aldo

Kali ini ganti Arvin yang menyemburkan tawa lepas. Saking puasnya, sebelah tangan Arvin sampai harus membebaskan kacamatanya singkat karena kedua netranya telah mengembun akibat gelakan kerasnya. Sementara lengan Arvin yang lain masih fokus memutar setir mobil. Aldo sontak menoleh dan melempar tatapan tajam untuk sebuah peringatan.“Aku bilang konsentrasi ke jalan saja, Vin,” tekan Aldo tanpa basa-basi.Arvin langsung menyusutkan tawa, lantas menutup mulut dengan ekspresi sungkan. “Ah, maaf, Pak,” ujarnya sambil cengengesan. “Habisnya Pak Aldo juga lucu.”“Tidak ada kelucuan di dalam perjodohan.” Aldo mendesah berat. Sekarang ia memilih membuang muka ke jendela yang menampilkan kesibukan pusat kota pagi itu.Arvin segera memasang kacamatanya kembali. Pandangannya tak aman jika dibiarkan tanpa terhalang lensa pembantu. Ia pun akhirnya mengangguk setuju dengan jakun yang naik-turun gelisah.“Iya, Pak, saya setuju. Kita bukan di zaman Siti Nurbaya yang memerlukan acara perjodohan dari or
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

70. Penawaran yang Lebih Baik

“Bu, tolong bantu Nayra, Bu!” Dalam kesesakan tangisnya, Nayra berteriak kepada Ida agar segera membantunya memapah Budi.Masih menggenggam ponsel di tangan kanan, Ida keluar dengan ekspresi kesal karena waktunya diganggu oleh pekikan suara Nayra. Dengan menggerutu, ia akhirnya terpaksa menyudahi telepon yang ternyata masih dalam sambungan.“Nanti aku hubungi lagi,” ucapnya berat hati, lantas menyimpan benda persegi panjang itu. Sekarang ia memutar bola mata malas, enggan menolong Nayra yang telah sesenggukan saking cemasnya.“Ini bapakmu kenapa lagi, sih? Perasaan kemarin-kemarin sudah sembuh!” rutuknya berkacak pinggang.“Bu, ayo, cepat bawa Ayah ke rumah sakit!” erang Nayra sekali lagi. Agak kesal sebab tangannya sudah cukup pegal menahan tubuh Budi sendiri.Ida membungkukkan badan. Mulutnya terus mengomel dan tak terima jika Budi lemah dan sakit-sakitan. “Hah, merepotkan!”Malam itu, mereka akhirnya membawa Budi ke rumah sakit. Setelah salah satu dokter memeriksa kondisi Budi seca
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status