Beranda / Romansa / Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi / 68. Tak Ada Jaminan Bebas

Share

68. Tak Ada Jaminan Bebas

Penulis: Glory Bella
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-23 20:21:08

"Ada apa ini?"

Tak disadari mereka, pintu kaca di belakang Rianty terbuka dan memunculkan Aldo, juga Arvin dari sana. Aldo memasang tampang serius dengan meneliti raut wajah masing-masing. Begitu juga Arvin yang mengerjapkan mata kebingungan.

Sontak Rianty dan Nugroho menoleh. Nayra yang mendengarkan suara dingin Aldo mau tak mau juga mengangkat wajahnya.

"Ini loh, Do." Rianty langsung menuding posisi Nayra berdiri. "Kenapa dia belum kamu pecat juga dari sini?!" protesnya.

Aldo mengalihkan pandang ke arah Nayra. Ia mendapati ekspresi wanita tersebut sangat tertekan. Setelahnya, Aldo menghela napas.

"Ma, jangan seperti anak kecil begitu. Aku tetap mempekerjakan Nayra karena kinerjanya bagus." Aldo berusaha menenangkan ibunya.

Rianty kian mendengus dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Tidak! Pokoknya jangan wanita ini, Do. Aku tidak suka!"

Netra Rianty lalu beralih ke arah Nayra singkat. Menghunjamkan tatapan benci, geram dan jijik. Nayra tak mampu membalas tatapan itu, lantas me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   69. Jodoh untuk Aldo

    Kali ini ganti Arvin yang menyemburkan tawa lepas. Saking puasnya, sebelah tangan Arvin sampai harus membebaskan kacamatanya singkat karena kedua netranya telah mengembun akibat gelakan kerasnya. Sementara lengan Arvin yang lain masih fokus memutar setir mobil. Aldo sontak menoleh dan melempar tatapan tajam untuk sebuah peringatan.“Aku bilang konsentrasi ke jalan saja, Vin,” tekan Aldo tanpa basa-basi.Arvin langsung menyusutkan tawa, lantas menutup mulut dengan ekspresi sungkan. “Ah, maaf, Pak,” ujarnya sambil cengengesan. “Habisnya Pak Aldo juga lucu.”“Tidak ada kelucuan di dalam perjodohan.” Aldo mendesah berat. Sekarang ia memilih membuang muka ke jendela yang menampilkan kesibukan pusat kota pagi itu.Arvin segera memasang kacamatanya kembali. Pandangannya tak aman jika dibiarkan tanpa terhalang lensa pembantu. Ia pun akhirnya mengangguk setuju dengan jakun yang naik-turun gelisah.“Iya, Pak, saya setuju. Kita bukan di zaman Siti Nurbaya yang memerlukan acara perjodohan dari or

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   70. Penawaran yang Lebih Baik

    “Bu, tolong bantu Nayra, Bu!” Dalam kesesakan tangisnya, Nayra berteriak kepada Ida agar segera membantunya memapah Budi.Masih menggenggam ponsel di tangan kanan, Ida keluar dengan ekspresi kesal karena waktunya diganggu oleh pekikan suara Nayra. Dengan menggerutu, ia akhirnya terpaksa menyudahi telepon yang ternyata masih dalam sambungan.“Nanti aku hubungi lagi,” ucapnya berat hati, lantas menyimpan benda persegi panjang itu. Sekarang ia memutar bola mata malas, enggan menolong Nayra yang telah sesenggukan saking cemasnya.“Ini bapakmu kenapa lagi, sih? Perasaan kemarin-kemarin sudah sembuh!” rutuknya berkacak pinggang.“Bu, ayo, cepat bawa Ayah ke rumah sakit!” erang Nayra sekali lagi. Agak kesal sebab tangannya sudah cukup pegal menahan tubuh Budi sendiri.Ida membungkukkan badan. Mulutnya terus mengomel dan tak terima jika Budi lemah dan sakit-sakitan. “Hah, merepotkan!”Malam itu, mereka akhirnya membawa Budi ke rumah sakit. Setelah salah satu dokter memeriksa kondisi Budi seca

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   71. Pekerjaan Tergila!

    Sekarang Nayra mengerjapkan mata sembari mengamati wajah Aldo dengan penasaran. Setengahnya, ia tak yakin dan tidak bisa menebak apa yang akan ditawarkan Aldo kepada dirinya. Di saat yang bersamaan, Aldo justru menaikkan kedua alis tebalnya. Menunggu respon yang akan dilayangkan Nayra.“Apa itu, Pak?” tanya Nayra akhirnya.“Jadilah mentor di hubungan percintaanku. Kamu harus bisa membebaskanku dari semua perjodohan yang ibuku minta. Apa kamu sanggup?” Aldo tersenyum tipis. Ia melempar tatapan remeh pada Nayra yang beberapa kali meneguk ludah dan memandangnya ragu.Nayra tampak berpikir. Ini salah satu tawaran pekerjaan tergila yang pernah ia dapatkan. Apa tadi? Jadi mentor cinta Aldo, seorang pimpinannya sendiri yang ia tahu berhati dingin kepada wanita-wanita di sekitarnya? Ia bahkan bisa menebak bahwa hati pria itu sudah membatu saking tak pernah disentuh oleh apa yang namanya “cinta”.Tidak. Tidak mungkin ia sanggup. Apalagi ia juga tak bisa mengatasi pernikahannya yang kandas. Ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   72. Kita Putus!

    Dari balik lensanya, Arvin menyipitkan mata sehingga membuat Aldo menahan napas dan menggerakkan bola matanya cepat.“Jangan berpikir aneh-aneh, Vin. Aku cuma ingin menolong ayahnya. Kasihan, stroknya lumayan parah.”Arvin nyengir sambil ber-ooh ria. Beberapa kali ia mengangguk demi menyenangkan pimpinannya tersebut. “Baik, Pak, saya akan menghandle perusahaan sebaik mungkin,” sahutnya kemudian.Aldo akhirnya dapat bernapas lega. Ia menegakkan dagunya kembali sembari berdeham pelan. Bagi Aldo, image adalah nomor satu.“Ya sudah, Vin. Aku berangkat sekarang.” Setelah memeriksa arloji di lengannya, Aldo langsung menuntun langkahnya menjauh dan memasuki lift di ujung koridor.Sementara itu, Arvin cekikikan. Ia bahkan dapat menangkap muka Aldo memerah tadi. Ini kejadian langka, Arvin harus segera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada bosnya itu.Aldo telah mencapai mobilnya dan lekas menekan gas hingga membawa kendaraan beroda empat itu meluncur deras di aspal yang mulai terik. Ia s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   73. Kulkas Dua Pintu

    Mengguntur dari langit, Marsella membelalak lebar usai mendengar ucapan Guna di seberang teleponnya. Dahinya berkerut jelas, setengah tak percaya dan kesal atas jawaban Guna yang terlontar secara gampang.“Apa?! Kamu serius minta putus?” pekiknya geram."Ya, kita putus aja. Aku muak kalau kamu rewel terus!”Marsella sama sekali tidak terima. Ia lekas membuka mulutnya untuk protes ketika sambungan teleponnya diputus oleh Guna tanpa rasa bersalah.“A-apa! Sialan! Bisa-bisanya kamu ngomong gitu!” Marsella menghempaskan tangannya.Dengan muka amat kesal, ia segera menghentakkan kaki dan segera pergi dari rumah itu. Perasaannya masih campur aduk. Dadanya dongkol, mula-mula di atas motor ojek yang ia pesan, ia menangis tersedu-sedu.Marsella benci keputusan Guna yang telah berkata demikian. Apa Guna tidak ingat bahwa pria itu baru saja memohon untuk mendapatkan maaf darinya?Marsella dongkol, kebanyakan pria memang tidak tahu diri. Bagaimana tidak, mereka berusaha mati-matian untuk mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   74. Unlimited Love

    Marsella juga tak kalah melebarkan kedua matanya memandang pria yang pernah ia temui sebelumnya. Masih tercengang, Marsella menunjuk muka pria tersebut.“Hah, kamu! Ternyata kamu lelaki yang dimaksud Papiku!” Ia tersentak. Tak menyangka pria berkacamata ini yang akan dijodohkan dengannya.Rahang Arvin mengeras. Dari sekian banyak wanita di dunia ini, kenapa harus Marsella. Dari balik lensa, ia memandang jijik ke arah wanita itu. Ia masih teringat bagaimana berita viral tersebut mencuat, belum lagi ia juga mengenal Nayra yang jelas-jelas korban dari sikap keji wanita di hadapannya sekarang.“Kamu pikir kamu layak untuk melakukan perjodohan ini?” sinis Arvin mengatupkan bibirnya.Mendengar kalimat itu meluncur, Marsella jadi mengerutkan kening heran. “Apa maksudmu?”Arvin membuang napas kasar dan memutar bola matanya. Biasanya ia sabar dalam menghadapi sesuatu, tapi tidak kali ini. Pertama, ia benci dijodohkan. Kedua, Marsella bukan seleranya apalagi wanita tersebut sudah terkenal tak b

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   75. Kalian Cinlok?

    “A-ah iya, sekarang kamu udah ketemu aku, toh.” Ida memaksa bibirnya mengurai senyum.Nayra memperhatikan air muka Ida yang pias. Apakah dirinya tak salah lihat? Ibunya sekarang terlihat sedang gugup menghadapi salah satu teman SMA yang sekarang ini berada di depannya.“Ikut arisan bareng teman-teman, yuk, Da. Biar makin rame!” cetus temannya itu menepuk bahu Ida perlahan.Nayra kian memicingkan kedua matanya. Jelas-jelas Ida mengatakan bahwa dirinya ikut acara arisan akhir-akhir ini. Apa ibunya bohong?“Oh, pasti. Lain kali aku akan ikut arisan kalian, tapi sekarang aku ke kamar mandi dulu, ya. Kebelet.” Ida nyengir, lalu segera menarik tangan Nayra.“Ayo, cepet, Nay!” Dengan setengah berlari, Ida lekas membawa Nayra bersamanya. Baik Nayra maupun wanita berambut pendek tadi kebingungan. Padahal temannya ingin mencegah kepergiannya karena ingin meminta kontak Ida agar bisa menghubunginya lagi.Ida segera berhambur menuju salah satu bilik kamar mandi sewaktu tiba di toilet umum rumah s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   76. Menolak Termasuk Hak Asasi

    “Halo, tolong belikan laptop baru sekarang juga.” Aldo bergerak kikuk dan langsung menghubungi salah satu pergawainya. Ia sengaja melakukannya demi mengabaikan celetukan Arvin yang menyebalkan.Arvin bersedekap dan menggerakkan matanya terus menerus mengikuti setiap tindakan Aldo secara detail. Sekarang di bibirnya bertengger senyuman miring mengejek sikap Aldo yang sengaja menghindarinya. Ia juga sempat mengalihkan tatapan kepada Nayra yang tengah bersikap canggung.“Ya, merk itu juga boleh.” Aldo melirik Arvin sepintas, lantas mendengus karena pria itu masih antusias menunggunya.Setelah itu, Aldo terpaksa mematikan sambungan ponselnya dan duduk di kursi singgasana seperti semula.“Kalian benar-benar… hmm─”“Cepat kerja dan berhenti mengada-ngada! Nanti kamu pinjamkan laptopmu untuk Nayra sebelum laptop barunya datang,” sambar Aldo secepat mungkin. Ia tak mau jika Nayra atau orang lain salah paham.Arvin menoleh ke arah Nayra singkat, lalu terkikik pelan. Ia menutup mulutnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28

Bab terbaru

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   110. Susulan Harapan (TAMAT)

    Ida mengusap perlahan perutnya yang mulai membesar sembari menunggu bus yang tengah ia tumpangi menepi. Kedua matanya lebih sayu dari enam bulan yang lalu. Ida memutuskan kembali ke kampung halamannya dan mulai hidup baru di sana sejak peristiwa pengarakan yang membuatnya tak ingin ia ingat.Meski begitu, gosip di tengah masyarakat desa ternyata lebih kejam menggunjingnya. Apalagi berita mengenai perselingkuhannya viral dan menguar ke berbagai media sosial nasional. Ia sangat malu, tapi kehidupan di desa lebih menjamin dibanding di kota jika menyangkut masalah pekerjaan. Di kampungnya sendiri, asal ia gerak, maka ia dapat upah juga dengan membanting tulang di ladang milik tetangga kaya atau tuan tanah.“Pak, turun di sini, Pak!” Dari belakang, Ida mengingatkan sang sopir.Ia mulai melangkahkan kaki perlahan dengan mencangking sebuah kresek lumayan besar, lantas turun dari kendaraan besar beroda empat tersebut selagi orang-orang menatapnya. Tanpa menunggu waktu, Ida lekas melanjutkan p

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   109. Berada di Tempat Tertinggi

    Banyak orang tengah mengerumuni rumah kontrakan Guna pagi ini. Salah satu dari mereka ketua RT di wilayah tempat tinggal Guna, sementara sebagian besarnya merupakan warga yang kepo dengan penggerebekan kali ini.“Maaf, Bu. Saya selaku ketua RT di sini terpaksa harus mengamankan Ibu dan Mas Guna dulu. Hal ini dikarenakan banyak aduan dari warga bahwa di rumah ini sering disalahgunakan untuk kumpul kebo. Benar begitu, Mas Guna?” papar sopan seorang pria paruh baya secara lugas.Ida menegang. Kedua matanya menyapu orang-orang yang berada di belakang pria tadi sedang antusias memotret maupun merekamnya. Tampaknya mereka sangat penasaran dengan kondisi di rumah ini. Apalagi ternyata tersiar kabar bahwa wanita yang dibawa Guna ke kontrakannya memiliki selisih usia yang tak wajar.Guna mendengus keras. Hasil lab dari penyakitnya masih menghantui dirinya. Bagaimana tidak, di dokumen tersebut tertulis jelas bahwa Guna terjangkit virus HIV. Guna tiba-tiba menggelengkan kepala sambil menatap ke

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   108. Diagnosis Penyakit Guna

    Nayra terpaksa melakukan hal ini. Memasukkan semua barang Ida ke tas besar, lalu melemparnya ke luar rumah selagi ibunya itu memohon agar tidak diusir.Budi yang menyaksikan adegan ini sesenggukan. Perasaannya campur aduk antara kecewa karena merasa gagal menjadi sosok kepala rumah tangga, sedih, marah, menyesal dan tentu sejujurnya ia tak mau akhirnya jadi begini."Nay, maaf! Jangan usir Ibu!" Berkali-kali Ida memohon kepada Nayra, namun nyatanya Nayra sudah tak sudi mendengar semua penjelasan atau sekadar mengasihani ibunya.Nayra tidak keberatan menjadi anak durhaka sekarang. Ia amat kecewa, dan jijik dengan Ida. "Perceraian kalian biar nanti aku yang urus!" gertak Nayra sembari memasukkan barang Ida dan mendorongnya ke tubuh wanita dewasa tersebut.Ida menekuk wajahnya. Percuma. Sepertinya apa pun penjelasannya, Nayra tetap bersikukuh mengusir dirinya."Oke! Urus aja! Hidupmu bakal lebih buruk setelah ini! Lihat aja!" ancam Ida kemudian. Ia sudah tak sudi memohon.Tapi, setelahnya

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   107. Berburu Bukti

    Sontak keduanya memalingkan perhatiannya kepada satu titik. Nayra terperangah.“Marsella? Ada apa, Sel?”Aldo yang ada di samping Nayra kini mengacak rambutnya frustasi. Wanita di depannya sekarang datang pada waktu yang tidak tepat.“Mbak, aku mau bicara sebentar. Ini penting.” Raut wajah Marsella tampak terdesak. Tapi, Nayra tak dapat menebaknya sama sekali.Nayra akhirnya menoleh ke arah Aldo dengan segan, kemudian berkata, “Maaf, Ko. Kita bicara lagi nanti, ya.” Ekspresi Nayra sungkan.“Ya, Nay. Aku pulang dulu kalau begitu.” Aldo mau tak mau mengangguk, lalu melangkahkan kaki pergi meski sebenarnya enggan.Kedua netra Nayra mengikuti gerakan Aldo hingga pria itu hilang dari pandangannya. Nayra menghela napas, lantas kembali menaruh perhatian pada Marsella yang sudah tampak tak sabar.“Lanjut, Sel. Kamu mau ngomong apa?”Marsella bergerak meraih ponsel yang ada di dalam tasnya. Dengan gerakan cepat, ia memutarkan video berdurasi tak kurang dari satu menit tersebut. Tangannya terju

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   106. Setiap Wanita Berharga

    Kedua netra Marsella melebar tatkala taksi yang ia tumpangi meluncur perlahan dikarenakan efek macet sore ini. Secara kebetulan ia menangkap sosok menyebalkan Guna justru berjalan beriringan bersama wanita dewasa yang pernah mengolok-ngoloknya usai video perselingkuhannya viral ke mana-mana."Pak, bentar. Kita berhenti dulu, ya," ungkap Marsella cepat sementara dua manik hitamnya terus mengikuti jejak mereka.Marsella mula-mula meraih ponselnya, lalu memberanikan diri untuk menghubungi Guna lagi. Dari balik kaca mobil, ia memperhatikan gerak-gerik Guna yang mengerutkan kening sewaktu ponsel miliknya berdering.Guna terpaku menatap sebuah nama yang terpampang di layar selama sekian detik sebelum memutuskan untuk menjawab."Halo?" Guna akhirnya menempelkan benda persegi panjang tersebut ke telinga."Gun, kamu ada di mana?"Wajah Guna memerah. Selain masih terbawa emosi, ia agaknya kesal karena Marsella tak bisa dihubungi selama ini. Marsella juga tidak ada sewaktu dirinya berada di titi

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   105. Tunggu Karmamu Datang!

    Rianty menggertakkan gigi sewaktu menyaksikan sosok yang ia benci beberapa tahun lalu malah muncul kembali di hadapannya. Mukanya merah padam. Kini amarah Rianty berkembang menjadi dua kali lipat.Stefanny tersenyum simpul, berdiri, kemudian berderap mendekat demi menyambut kehadiran Rianty yang sengaja ia tunggu-tunggu.“Halo, Tante. Akhirnya kita bertemu, ya.” Sambil mempertahankan senyumnya, tangan Stefanny terulur untuk berjabat tangan dengan Rianty.Rianty mengatupkan rahang, sementara Nugroho yang ada di sisinya kebingungan menyaksikan situasi di depannya. Rianty mendengus, mengabaikan tangan yang terlihat menunggu di hadapannya.“Ternyata kamu anaknya Rachel. Tahu begitu aku tidak akan sudi menghubungi Rachel demi anak sepertimu,” ketus Rianty langsung menghunjam dada Stefanny.Stefanny tergelak. Ia memandang tangannya yang tak dianggap, lantas menariknya kembali. Ia tersenyum miring sembari mengibaskan rambut pendek hitamnya yang cemerlang.“Begini. Tante saya nggak salah sih,

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   104. I Love You!

    Aldo terkesiap. Bibir lembut itu tiba-tiba menyerobot dan tak memberi napas sedetik pun. Jika saja ciuman tersebut mereka lakukan beberapa tahun silam, mungkin Aldo tak akan sekesal sekarang. Ia segera mendorong tubuh Stefanny menjauh tatkala mendengar suara benda jatuh tak jauh dari posisinya.Sontak kedua netra Aldo melebar usai melihat siapa yang baru saja datang di ruangannya.“Nayra!” Aldo lekas bangkit, ingin mengejar Nayra yang sekarang berlari pergi. Tetapi sebuah tangan terulur untuk mencegahnya.Aldo yang sudah muak menoleh dan langsung mengibaskan lengannya hingga terlepas dari cengkeraman wanita tersebut.“Sial, kamu harus tanggung jawab!” tuding Aldo murka sebelum berlari mengejar kepergian Nayra.Alih-alih merasa bersalah. Stefanny justru menyunggingkan seringaiannya dengan puas.“Pertunjukkan ini semakin seru ternyata,” gumamnya tersenyum miring.Aldo melangkahkan kaki cepat mencari keberadaan Nayra. Sejumlah karyawan menatapnya dengan penuh tanda tanya. Tak seperti bia

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   103. Tahu Diri is Better

    Saat itu Nayra baru saja dari divisi marketing, memeriksa dokumen-dokumen yang ia minta sambil berjalan menelusuri koridor.Tiba-tiba telinganya menangkap sepasang suara yang ia kenal baik. Nayra mendongak, menyaksikan Aldo dan Stefanny tengah menggiring kaki dari arah yang berlawanan sembari tertawa.Sepertinya mereka sedang bercanda, atau membicarakan tentang masa lalu indah mereka, atau bahkan mulai merangkai masa depan bersama."Hahaha, begitu, ya! Kamu pintar, Fan!" celetuk Aldo melirik Nayra, lantas menyampirkan tangannya pada pundak Stefanny."Wah, iya dong, Do. Kan kamu suka aku dulu karena kecerdasanku." Stefanny menyombongkan diri.Nayra memilih segera fokus ke dokumen kembali. Ia sengaja bersikap acuh tak acuh demi menyembunyikan perasaan berkecamuk yang sesungguhnya. Toh, ia benar-benar merasa tak layak. Jadi, Nayra tentu saja mengikhlaskan Aldo bersama wanita secantik dan sepintar Stefanny.Aldo dan Nayra saling melewati tubuh masing-masing. Nayra masih tampak berkutat pa

  • Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi   102. Gosip di Tengah Warga

    “Kamu tidak perlu tahu,” ucap Aldo ketus. Tak sudi menatap lawan bicaranya.Stefanny menggigit bibirnya emosi. Tangannya terkepal erat mendengar jawaban Aldo. Ia kecewa, padahal selama ini ia rela banting tulang mengurus perusahaan yang bukan milik keluarganya sendiri demi membuktikan diri dan kembali kepada Aldo.“Apa itu Nayra?” tekan Stefanny. Ia buru-buru membuang muka demi menyembunyikan kegeramannya. “Aku tau tatapanmu beda untuk perempuan itu.”Napas Stefanny semakin berat. Tapi, Aldo tak kunjung menjawabnya juga. Justru beruntung bagi Aldo karena lift di hadapannya lekas terbuka.“Dinner kita batal,” sergah Aldo dingin sebelum benar-benar keluar dari lift.Rahang Stefanny mengeras tatkala matanya menyaksikan punggung Aldo menjauh. Saking marahnya, kerongkongannya seperti tertutup oleh sesuatu yang menyakitkan. Mungkin sedikit lagi air matanya tumpah. Tetapi, Stefanny pantang menangis. Ia sudah terbiasa makan asam garam kehidupan.Dan, sejauh ini, pernyataan dari mulut Aldo bar

DMCA.com Protection Status