Share

70. Penawaran yang Lebih Baik

“Bu, tolong bantu Nayra, Bu!” Dalam kesesakan tangisnya, Nayra berteriak kepada Ida agar segera membantunya memapah Budi.

Masih menggenggam ponsel di tangan kanan, Ida keluar dengan ekspresi kesal karena waktunya diganggu oleh pekikan suara Nayra. Dengan menggerutu, ia akhirnya terpaksa menyudahi telepon yang ternyata masih dalam sambungan.

“Nanti aku hubungi lagi,” ucapnya berat hati, lantas menyimpan benda persegi panjang itu. Sekarang ia memutar bola mata malas, enggan menolong Nayra yang telah sesenggukan saking cemasnya.

“Ini bapakmu kenapa lagi, sih? Perasaan kemarin-kemarin sudah sembuh!” rutuknya berkacak pinggang.

“Bu, ayo, cepat bawa Ayah ke rumah sakit!” erang Nayra sekali lagi. Agak kesal sebab tangannya sudah cukup pegal menahan tubuh Budi sendiri.

Ida membungkukkan badan. Mulutnya terus mengomel dan tak terima jika Budi lemah dan sakit-sakitan. “Hah, merepotkan!”

Malam itu, mereka akhirnya membawa Budi ke rumah sakit. Setelah salah satu dokter memeriksa kondisi Budi seca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status